Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pelajaran Tentang Kerendahan Hati

martha pratana's picture

Saya sedang terlibat dalam proyek pemuridan di gereja saya bersama dengan beberapa orang pengerja penuh waktu di gereja saya. Di dalam proyek ini, mereka (para pengerja penuh waktu itu) bertindak sebagai pengarah dan penanggung jawab dari proyek ini. Jadi, saya berada di bawah mereka; padahal dulunya saya adalah pembimbing PA dari mereka, tetapi mereka sekarang dapat melaju lebih cepat dari saya. Mereka sekarang adalah lulusan sekolah Alkitab dan mendapat tugas-tugas yang penting dari gereja. Saya senang karena anak-anak didik saya bisa bertumbuh dengan luar biasa di dalam hidup kerohanian mereka. Bahkan saya bangga karena salah satu dari mereka (sebut saja namanya Trifosa) dulu pernah menjadi lulusan terbaik dari kelas PA pada periodenya. Saya juga berpikir mereka sekarang telah melaju lebih cepat dari saya, dan saya senang karenanya maka ini adalah sebuah pelajaran kerendahan hati buat saya. Namun, ternyata pelajaran kerendahan hati bagi saya yang sesungguhnya bukan itu ! Pelajaran kerendahan hati yang sejati bagi saya adalah seperti yang akan saya ceritakan ini, yaitu yang berkaitan dengan Trifosa. Dalam suatu pertemuan sehubungan dengan proyek pemuridan yang telah saya sebut di atas, Trifosa memberikan dorongan kepada para pembimbing yang terlibat dalam proyek ini mengenai pentingnya pemuridan. Dia mengatakan bahwa pemuridan memang suatu pelayanan yang tidak gemerlap, memerlukan investasi waktu, tenaga dan kesabaran yang luar biasa karena membimbing orang Kristen untuk bertumbuh memang bukan pekerjaan yang mudah, namun hasilnya juga luar biasa. Trifosa lalu menceritakan pengalamannya sendiri bahwa dia merasakan manfaat dari investasi yang ditanamkan oleh pembimbing PA-nya dulu dan dia menyebutkan nama pembimbing itu. Dan tahukah Anda, nama yang disebut bukanlah nama saya, tetapi nama seseorang lain yang pada waktu itu menjadi ASISTEN saya dalam PA itu, karena setiap kelompok PA itu harus mempunyai 2 orang pembimbing agar terjadi impartasi dari pembimbing yang lebih “senior” kepada yang lebih “yunior”! Pada saat Trifosa menyebutkan nama asisten saya itu, pada saat itu juga Tuhan berbicara kepada saya : “Apa yang tidak kau lakukan sehingga sebagai pembimbing senior engkau tidak meninggalkan kesan pada orang yang kau bimbing? Mengapa asistenmu yang yunior itu lebih memberikan dampak kepada orang yang dibimbingnya? “ Tuhan tidak perlu memberikan jawaban-Nya kepada saya. Saya sadar akan kelemahan-kelemahan yang mungkin saya lakukan di saat itu, yaitu saya mungkin kurang memberikan perhatian kepadanya, kurang memberikan empati, kurang memahami, kurang sentuhan pribadi kepadanya...Mungkin cara saya membimbing dia terlalu kaku dll., dll....Dan dibandingkan dengan saya , asisten saya mungkin lebih memiliki kasih dan lebih peka terhadap kebutuhan Trifosa yang saat itu baru mulai bertumbuh... Trifosa tidak salah jika dia lebih mengenang asisten saya dari pada mengenang saya. Dan untuk mengakui kekurangan saya ini, saya perlu menelan harga diri saya. Saya perlu merendahkan hati sebelum saya bisa menerima kenyataan “pahit” bahwa pada saat itu saya bukanlah seorang pembimbing yang baik. Kenyataan “pahit” ini juga membuat saya tidak dapat membanggakan diri karena memiliki seorang anak rohani yang menjadi lulusan terbaik dari kelas PA saat itu. Bukan saya yang hebat sehingga Trifosa memiliki pertumbuhan rohani yang luar biasa. Saya harus mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan! Tuhan yang memberikan pertumbuhan kepadanya. SOLI DEO GLORIA!

__________________

"I do not try to dance better than anyone else. I only try to dance better than myself." - Mikhail Baryshnikov, ballet dancer

hai hai's picture

TRIFOSA

Pernahkah terlintas dalam pikiranmu,

bahwa engkau tidak melakukan

kesalahan apapun dalam membimbing?

Trifosa hanya merasa lebih cocok dengan asistenmu?

Pikirkan semua handai taulan dan teman temanmu, renungkan, apakah yang paling baik, yang paling hebat yang paling berkenan dihatimu? Bukan! Yang paling cocok denganmu, itulah yang paling berkesan.

jangan terlalu cepat menyalahkan diri, nona manis

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

martha pratana's picture

terima kasih

"I do not try to dance better than anyone else. I only try to dance better than myself." - Mikhail Baryshnikov, ballet dancer

 

hai hai hai...

terima kasih atas dorongannya...

sebenarnya, ga kok, aku tidak menyalahkan diri. Kejadian itu momen bagus untuk introspeksi!

__________________

"I do not try to dance better than anyone else. I only try to dance better than myself." - Mikhail Baryshnikov, ballet dancer

hai hai's picture

Welcome Home!

Hai martha, welcome home! Sempat terpikir, anda tidak akan pernah menulis lagi di sabdaspace. Ha ha ha ... senang sekali, akhirnya anda kembali.

Jangan merasa asing dengan sabdaspace. Walau penampilannya semakin cantik, tetapi jiwanya masih seperti dulu, "Komunitas blogger Kristen" Ha ha ha, kok jadi tour guide sich?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

billyjoe's picture

ha ha ha

selamat ! anda sudah sukses dalam pemuridan. mungkin itu buat ujian bagi asisten anda, karena suatu pujian juga merupakan suatu ujian (kesombongan mungkin atau yg lain mungkin), yang anda lakukan untuk menjadi pembimbing bagi para pembimbing baru, soal sebut nama, semua orang disana juga tahu siapa yang menjadi pembimbing mereka :) keep smile