Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pencari Mutiara (2 dari 3)

Ulah's picture

Sang prajurit tidak terima dengan perlakuan sang perwira dan komplain.  Ia berkata, "Saya sudah bersusah payah mengangkat amunisi tersebut dari dasar laut.  Dan dalam kesatuan ini hanya yang memiliki kemampuan menyelam yang handal.  Mengapa saya disalahkan dan ditegur dengan keras?".  Sambil tersenyum sang perwira berkata, "karena hanya kamu yang memiliki kemampuan itulah, maka aku memintamu untuk mengambil amunisi yang ada di dasar laut."

Dengan masih mendongkol ia berkata, "Bapak tidak mungkin mendapatkan orang lain dalam kesatuan ini seperti saya.  Lagi pula saya dapat menyelam lagi untuk menuntaskan tugas yang diberikan. Mengapa saya tidak diberi kesempatan?" 

Kemudian sang perwira berkata kepada sang prajurit tersebut, "Tahukah kamu mengapa kita sekarang berlayar meninggalkan tempat tersebut ?"  Dengan mengelengkan kepala prajurit tersebut menyatakan ketidaktahuannya.

Kemudian sang perwira berkata, "karena kita tidak punya waktu lebih lama lagi.  Musuh telah merusak kota kita.  Saat ini kita harus membantu membebaskan kota kita."

Singkat cerita, peperangan terjadi.  Amunisi yang dikumpulkan tersebut telah digunakan.  Walaupun mengalami kemenangan, lautan tempat amunisi telah dikuasai oleh musuh.  Amunisi yang tertinggal tidak dapat direbut kembali karena tidak ada amunisi lagi untuk menggempur lawan.

Amunisi yang tersisa hanya dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan berjaga-jaga saja. Tidak bisa lebih dari itu.  Menurut prediksi para analis perang dan informasi intelijen menyatakan jika amunisi yang ada di dasar laut dapat diambil semuanya, maka musuh pasti dapat dihancurkan.

Pelajaran apa yang bisa kita beroleh dari kisah ini?  Ikuti pada tulisan ketiga