Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pendahuluan (Bagian 6): Kajian Lucifer – Merunut Kabar (Dari) Burung

RDF's picture

Menyambung tulisannya saya tentang merunut kabar (dari) burung tentang lucifer yang sempat 'absen' dikarenakan kesibukan pekerjaan, berikut saya menyambungnya dengan merunutnya dari sumber pustaka akan kepercayaan yang beredar di masa kejayaan kebudayaan Yunani (Helenistik)

Pengaruh Peradaban dan Budaya Yunani

Babak berikutnya setelah pembuangan Babilonia (sekitar 539 SM) dan kebangkitan Persia (sekitar 525 SM) adalah bangkitnya kekuasaan Yunani yang dimulai sekitar tahun 490 SM setelah mengalahkan kejayaan Persia. Kejayaan bangsa Yunani ini merupakan kejayaan dengan rentang waktu yang sangat panjang dengan periode 490 SM hingga bangkitnya kejayaan kekaisaran Romawi sekitar periode 260 SM. Yesus Kristus lahir pada periode dimana Mesir menjadi bagian kekuasaan Kekaisaran Romawi pada periode yang dikenal dengan Masehi.

Kekuasaan Yunani yang begitu panjang dalam sejarah menciptakan peradaban dunia yang berbasis Helenistik dimana peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode Yunani Klasik ini, Yunani dipimpin oleh Negara kota Athena dan berhasil menghalau serangan kekaisaran Persia. Seiring dengan penaklukan oleh Aleksander Agung, kebudayaan dan peradaban Yunani yang dikenal sebagai peradaban Helenistik ini berkembang mulai dari Asia Tendah sampai ujung barat laut Tengah.

Oleh sebagian besar sejarahwan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban Barat. Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi kekaisaran Romawi yang selanjutnya meneruskan kekuasaannya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendirikan, filsafat, ilmu dan seni, yang mendorong perkembangan Renaisans di Eropa Barat dan bangkit kembali pada masa kebangkita Neo Klasik pada abad ke -18 dan ke -19 di Eropa dan Amerika.

Dari perguliran kekuasaan yang terjadi pada rentang sejarah dunia selalu menunjukan bahwa kekuasaan mempengaruhi sistem kepercayaan pada masanya. Kita melihat dari paparan Blog-Blog sebelumnya hingga Blog ini bahwa kekuasaan demi kekuasaan melahirkan konsep dan pandangan yang terus-menerus mempengaruhi sistem kepercayaan umat Yahudi (Israel) terhadap Yahweh.

Pengaruh berikutnya setelah Persia pada umat Yahudi Perjanjian Lama (pada sistem kepercayaan tentang Yahweh dan ‘allah’ atau baal) yang sangat mengguncang bahkan menyimpang dari sistem kepecayaan tentang Allah yang Esa yang dinyatakan oleh Yahweh sendiri pada zaman Musa adalah pada masa budaya Helenistik.

Pada masa kejayaan Yunani ini, konsep tentang setan mulai merasuk kepada kepercayaan Yahudi. Yang membawa pengaruh signifikan adalah ide tentang Tartaros yang berasal dari mitologi Yunani Kuno. Tartaros diasosiasikan sebagai suatu tempat di bawah tanah yang kelam dan kejam (ada juga yang menyebutnya sebagai neraka). Tartaros dipakai oleh dewa Zeus untuk mengurung sekaligus menghukum para perusak dan penjahat seperti Titan, Tantalos dan lainnya.  Budaya Helenistik mengenal dunia bawah (underworld) sebagai suatu tempat yang terletak jauh di dalam tanah atau perut bumi. Dunia bawah sering juga disebut Hades, yang diambil dari nama dewa penguasanya, yakni dewa Hades. Dunia bawah merupakan tempat bagi para arwah manusia yang sudah meninggalkan tubuh mereka (perhatikan bahwa kepercayaan tentang arwah manusia yang terpisah dari tubuhnya pun berasal dari budaya Helenistik).

Menurut mitologi Yunani, dunia bawah ini meliputi:

1.Tartaros, tempat para Titan dikurung

2.Dunia orang-orang mati, tempat untuk ‘roh’ orang-orang yang telah mati. Tempat ini dipimpin oleh Hades dan istrinya, Persefone.

3.Kepulauan Elisian, atau kepulauan Yang Diberkahi, tempat tinggal bagi para pahlawan yang telah mati. Tempat ini dipimpin oleh Kronos.

4.Taman Elisian yang dipimpin oleh Rhadamanthis. Tempat tinggal bagi jiwa-jiwa yang telah dipilih dewa.

Ada lima sungai yang mengalir di dunia bawah, yaitu sungai Akheron (sungai kesedihan), sungai Kokitos (sungai ratapan), sungai Flegethon (sungai api), sungai Lethe (sungai kelalaian), dan sungai Stiks (sungai kebencian), yang membentuk batas antara dunia atas dan bawah.

Banyak pemujaan lokal di Yunani yang mengklaim bahwa mereka mengetahui jalan masuk ke dunia bawah. Mereka juga memiliki ritual keagamaan yang dikhususkan untuk dunia bawah. Tempat yang paling banyak disebut sebagai pintu masuk ke dunia bawah adalah sebuah gua di Sparta. Geografer dan penulis kuno semacam Pausanias dan Strabo juga menyebutkan banyak tempat yang dipercaya sebagai jalur menuju dunia bawah, di antaranya adalah gua Cumae, Tanjung Tainaron, Avernus, dll.

Dalam Odisseia buatan Homeros, diceritakan bahwa Odisseus diberitahu oleh Kirke bagaimana cara memasuki dunia bawah. Odisseus harus menyeberangi samudra dan dengan dipandu oleh Angin Utara akan mencapai pintu masuk dunia bawah. Lalu, para arwah akan dipandu oleh Hermes Psikhopompos. Hermes membimbing para roh melalui lubang di bumi, melewati samudra Okeanos yang mengelilingi dunia, melampaui gerbang matahari terbenam, hingga akhirnya tiba di dalam dunia bawah, tempat istirahat terakhir para arwah.

Dalam mitologi Yunani yang sangat kuno, dunia bawah adalah tempat tinggal roh orang mati yang suram dan berkabut (disebut juga Erebos). Pada periode selanjutnya, mitos ini berkembang dengan adanya penghakiman terhadap para roh dan adanya imbalan dan hukuman. Beberapa manusia (termasuk Herakles), boleh langsung meninggalkan tempat ini begitu mereka masuk. Dunia ini terbagi menjadi beberapa bagian, termasuk Elisium (Elisian), Padang Asphodel, dan Tartaros. Ada juga Pulau Keberkahan, tempat para manusia pilihan.

Dalam mitologi Romawi, pintu masuk ke dunia bawah terletak di Avernus, sebuah kawah di dekat Cumae, dan merupakan rute yang digunakan oleh Aineias untuk pergi ke dunia bawah.

Roh manusia masuk ke dunia bawah dengan menyeberangi sungai Akheron menaiki perahu yang didayung oleh Kharon. Kharon meminta bayaran berupa sekeping obolos, koin kecil yang disimpan di mulut jenazah oleh keluarga atau kerabat. Roh-roh yang tidak memiliki koin tersebut (kemungkinan karena miskin atau tak punya kerabat) tidak bisa menyeberang dan harus berdiam selama ratusan tahun di tepi sungai. Mereka bahkan kadang-kadang kembali ke dunia manusia untuk menghantui orang-orang yang seharusnya memberi mereka penguburan yang layak.

Orang-orang Yunani bisanya memberikan persembahan pada dewa agar mereka terhindar dari roh-roh semacam itu. Di seberang sungai Akheron ada anjing berkepala tiga, Kerberos, yang menjaga pintu dunia bawah. Kerberos akan membiarkan orang masuk tetapi tidak akan mengizinkan ada yang keluar. Kerberos pernah dikalahkan oleh Herakles. Setelah melewati Kerberos, roh manusia kemudian memasuki tempat penghakiman.

Peradaban Yunani juga mempunyai banyak legenda tentang pertempuran kosmik diantara para dewa-dewa kepercayaan mereka (cosmic combat between the gods) yang selanjutnya membawa ide tentang sebuah kudeta dewa kasta ‘lebih rendah’ mengambil posisi dewa ‘yang lebih tinggi’ yang kemudian berujung kepada pembuangan (cast out) dewa ‘yang lebih tinggi’ tersebut dari tahtanya.

Beberapa diantara legenda tersebut adalah dewa Ofion yang mengambil rupa sebagai ular yang berkuasa di Olimpus namum pada saat pemberontakan para Titan terhadap dirinya, Kronos mengalahkan Ofion dan melemparkannya ke sungai Okeanos. Selanjutnya Kronos menggantikannya berkuasa di Olimpus. Juga beberapa legenda tentang dewa Zeus dan Prometeus. Ide-ide tentang para dewa ‘menghampiri’ atau menikahi manusia dan selanjutnya memperanakan benih ‘setengah dewa’ juga lahir dari peradaban Helenistik.

Sebagai peradaban yang menguasai hampir separuh dunia dengan periode penetrasi yang cukup panjang, tidaklah mengherankan jika tautan pandangan dan kepercayaan Helenistik akhirnya diadopsi oleh bangsa Yahudi yang kemudian membentuk kepecayaan sesosok setan sebagai ‘yang jahat’.

Perlu diketahui bahwa sosok imajinatif setan yang tergambar di hari-hari ini terinspirasi dari mitologi Yunani akan dewa Pan, yaitu dewa Yunani berwujud separuh manusia, separuh kambing. Dewa Pan di Yunani kuno menjadi model setan ‘hari ini’. Sosok Pan yang berkuku belah dan bertanduk, tetap memengaruhi pemikiran modern tentang bentuk setan. Kata "panik" (pan-ic) berasal dari ketakutan yang hebat terhadap kemunculan Pan yang bermaksud melawan mereka yang tidak mau menyembahnya.

Juga ide tentang trisula sosok setan ‘hari ini’ terinspirasi dari dewa Poseidon, dewa pada Mitologi Yunani sebagai dewa penguasa laut, sungai dan danau. Poseidon memiliki senjata berupa trisula yang bisa menyebabkan banjir dan gempa bumi. Ide sosok setan yang bersayap juga ditelisik berasal dari inspirasi sosok dewa Hermes yang dalam mitologi Yunani dilahirkan di Gunung Kellina di Arkadia. Hermes adalah anak dari Zeus dan Maian dan merupakan salah satu dewa Olimpus. Hermes bertugas mengantarkan pesan dari dewa di Olimpus kepada manusia. Dia mengenakan sandal bersayap dalam menjalankan tugasnya. Hermes juga bertugas membantu para roh menemukan jalan menuju dunia bawah.

Perlu diketahui bahwa pada masa transisi akhir Perjanjian Lama dan masa-masa awal Perjanjian Baru terdapat banyak sekali literatur-literatur dan surat-surat yang menulis tentang sosok personil setan ini yang sebagian besar mendapat pengaruh dari peradaban Helenistik dan masa kekaisaran Romawi.

Kaum Eseni

Eseni (bahasa Inggris: Essenes) adalah nama bagi salah satu sekte Yahudi yang hidup dan berkembang di tepi Laut Mati sejak tahun 65-an SM hingga 70-an M.

Informasi tentang kelompok ini terdapat di dalam naskah-naskah Laut Mati, meskipun di dalam naskah-naskah tersebut tidak pernah disebut mengenai nama Eseni. Nama Eseni digunakan oleh Filo, Yosefus, dan Plinius (sejarawan-sejarawan Yahudi dan Romawi) untuk menyebut kelompok yang memiliki banyak persamaan dengan kelompok yang disebut di dalam naskah-naskah Laut Mati.

Kaum Eseni disebut juga komunitas Qumran sebab Qumran adalah nama tempat yang menjadi pusat kelompok Yahudi tersebut, sebagaimana dikisahkan oleh naskah-naskah Laut Mati. Para ahli Perjanjian Baru cenderung menyamakan komunitas Qumran dengan kaum Eseni, atau menganggap Qumran sebagai pusat dari kelompok-kelompok Eseni lainnya yang terpencar-pencar di Palestina atau di luarnya.

Kaum Eseni menganggap bahwa dunia telah menjadi sangat jahat dan kotor, sehingga mereka berupaya membentuk komunitas sendiri, di mana mereka dapat menjaga kesucian hidup mereka serta terlindungi dari dunia yang jahat. Mereka percaya bahwa Allah akan segera mengintervensi jalannya dunia ini dan menetapkan pemerintahan Allah yang benar di dunia. Karena itulah, mereka membentuk komunitas yang mandiri di Qumran dan mempraktikkan hidup yang terpisah dari dunia luar.

Kaum ini memisahkan diri mereka dari komunitas Yahudi pada umumnya dan menjadi sangat dekat dengan asal muasal mitos tentang Satan (setan). Mereka memiliki mental yang inklusif dan perasaaan yang diasingkan dari komunitas Yahudi umumnya dan terdominasi oleh budaya Pagan yang berkembang dari kejayaan Romawi. Mereka yang mengembangkan ide Buku Henokh (Book of Enoch), mereka juga yang mengembangkan ide mastema, figur setan yang menurut definisi mereka adalah ‘malaikat’ (sosok makhluk kosmik) yang menghukum sesuatu yang jahat. Mastema inilah yang dipercaya membawa hukuman dari Yahweh, mencobai manusia dan menguji kepercayaannya kepada Yahweh. Mastema inilah yang memohonkan izin dari Yahweh untuk memiliki setan-setan (demons) sebagai bawahannya.

Sebagai bagian dari komunitas Yahudi, kaum ini tidak mempercayai Rabi Yahudi dengan prinsip dua (2) kecenderungan alamiah manusia yaitu: yetser-hara yetser-tob. Kaum inilah yang menempatkan pertempuran kosmik antara malaikat dan setan-setan, antara Yahweh dan Satan (setan). Mereka meyakini bahwa di luar kaumnya, yaitu kaum mayoritas Yahudi sebagai bentuk kekuatan jahat yang hendak memerintah dunia, dalam bentuk Mastema tersebut dimana telah mempengaruhi umat pilihan Yahweh dan membuat mereka menjadi pengikut Si Jahat tersebut. Pertempuran ini diyakini terjadi di surga juga di bumi ini dimana Kaum Eseni ini menyebut kelompok mereka sebagai ‘Anak Terang’ atau ‘Sons of Light’ yang berperang melawan ‘Anak Gelap’ atau ‘Sons of Darkness’.

Kaum Eseni ini malah kehilangan arah dalam menangkap pesan Yahweh bahwa sebagai umatNya, selama hidup ini harus mengatasi dan menguasai kecenderungan berbuat jahat yang ada dan membangun kehidupan yang baik. Akhirnya mereka mengecilkan peran pertumbuhan kepribadian dan karakter yang baik malah terjerumus dengan ‘pertempuran’ fisik dan kosmik melawan musuh.

Pada tulisan-tulisan Rasul Paulus, kita dapat melihat bahwa terminologi yang dipakai oleh kaum Eseni juga dipakainya, mungkin Rasul Paulus menggunakannya untuk tujuan mengarahkan pembenaran akan ide kaum Eseni tersebut:

Roma 13:12

Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! 

1 Tesalonika 5:5

karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. 

Namun jika kita membaca lebih teliti tulisan-tulisan Paulus, penggunaan terminologi Kaum Eseni tersebut diarahkan bahwa ‘pertempuran’ yang sesungguhnya lebih kepada menguasai hati dan kecenderungan manusia yang jahat seperti kebiasaan-kebiasaan buruk dan perbuatan daging bukan pertempuran secara fisik dengan tentara-tentara Romawi atau bahkan pertempuran kosmik penguasa ‘alam roh’.

Tulisan Paulus tentang ide kaun Eseni juga senada dengan cara penulisan Paulus terhadap kutipannya pada

Roma 9

9:14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! 9:15 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." 9:16 Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. 9:17 Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." 9:18 Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya

Tulisan Paulus ini tidak hanya sekedar bentuk pengulangan pada catatan Keluaran 9:12, 16 dan Keluaran 33: 19 namun Paulus hendak menyampaikan bahwa bukan sosok Setan yang menguasai Firaun sehingga hatinya keras namun Yahwehlah yang sanggup mengeraskan hati Firaun.

Kaum Eseni, sebagaimana kelompok-kelompok Yahudi lainnya, muncul sebagai respons terhadap konflik-konflik politik yang muncul, di mana identitas Yahudi sedang terancam oleh Helenisasi yang dilancarkan oleh penjajah Romawi. Akan tetapi, masing-masing kelompok Yahudi tersebut memilih cara dan norma yang dianggap penting sehingga tidak jarang bertentangan satu dengan yang lain. Kaum Eseni memiliki pertentangan yang kuat terhadap kelompok Farisi dan Saduki, di mana kelompok Farisi dianggap oleh mereka kurang mengikuti hukum Taurat secara literer, sedangkan kaum Saduki dianggap sebagai pemimpin-pemimpin agama yang korup dan salah mengerti hukum Tuhan dalam menjalankan kultus Bait Suci.

Qumran terletak di daerah dataran tinggi yang luas di dekat Laut Mati dengan dikelilingi gunung-gunung dan mata air di bagian bawahnya. Di situ komunitas Eseni mendirikan bangunan-bangunan yang sebenarnya telah mulai dibangun tahun 150 SM, ketika Yohanes Hirkanus sedang memerintah di Yerusalem dan kaum Saduki memegang kekuasaan. Bangunan-bangunan tersebut dihancurkan tahun 68 M pada waktu pemberontakan Yahudi pertama oleh tentara Romawi, di mana bangunan-bangunan dibumi-hanguskan dan penghuninya diusir. Orang-orang Romawi kemudian membangun kembali bangunan-bangunannya dan digunakan sebagai kompleks prajurit-prajurit. Setelah sempat direbut oleh Bar Khokba pada pemberontakan kedua, akhirnya bangunan-bangunan tersebut menjadi puing-puing saja setelah pemberontakan tersebut ditumpas.

Komunitas ini sangat memandang negatif kepada dunia yang dianggap telah dikuasai oleh kuasa jahat, sedangkan komunitas mereka adalah anak-anak terang yang menantikan Tuhan turun ke dunia untuk menghancurkan kuasa kegelapan. Untuk menjaga kemurnian diri selaku anak-anak terang, kaum Eseni melakukan berbagai disiplin dan mengikuti peraturan yang ketat. Beberapa peraturan tersebut adalah tidak diizinkan memiliki barang milik pribadi, berjaga-jaga sepanjang malam, belajar bersama anggota lain, menyanyikan kidung-kidung, dan memanjatkan doa. Sebagai penegak dari sistem ini, terdapat jabatan penilik, inspektur, dan hakim, serta imam-imam.

Perang Terakhir

Kelompok ini menafsirkan Kitab Habakuk dalam melihat sejarah dunia. Ketika hari akhir akan datang, seorang nabi akan muncul untuk memproklamasikan kedatangan hari tersebut. Kemudian Allah akan mengutus dua orang mesias, yang satu seorang imam dan yang satu seorang prajurit. Mesias imam dipandang sebagai Guru Kebenaran yang dihidupkan kembali dan diberikan kuasa, sedangkan mesias prajurit akan berasal dari garis keturunan Daud dan bertugas memimpin pasukan Allah dalam perang terakhir melawan kuasa kegelapan. Keduanya akan memerintah umat Yahudi selaku umat Allah dan memperbarui peraturan Israel.

Tulisan Rasul Paulus

Banyak tulisan dari (Rasul) Paulus yang dapat kita lacak dimana Paulus pada tingkatan pesannya tertentu mencoba membuat sebuah kiasan atau sindiran terhadap pemahaman dan ide terhadap tulisan Yahudi kontemporer yang ditujukan untuk memperbaiki pemahaman mereka tentang ide-ide setan yang mereka adopsi dari pemikiran Kafir dan tentang malaikat yang berdosa serta ide-ide tentang kerajaan Sorga.

Bangsa Yahudi mempunyai kepercayaan yang kuat bahwa si sosok setan mempunyai kekuasaan terhadap sebuah zaman atau zaman tersebut. Kepercayaan mereka tersebut terefleksi pada tulisan-tulisan tentang penguasa,(rulers), kuasa (powers), penguasa (authorities), dominions, dll. Terhadap zaman ini yang mereka percayai bahwa Satan and his various demons/Angels in Heaven adalah Penguasanya.

Di dalam Suratnya kepada jemaat Efesus, pada Kitab Efesus 1: 20-22 

1:20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga,  1:21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. 1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.

Di dalam tulisannya pada Efesus 1:20–22 Paulus menyatakan bahwa Kristus jauh lebih tinggi dari segala pemerintah (above every ruler (archê)), penguasa (authority (exousia)), kekuasanaan (power (dunamis)) dan kerajaan (dominion (kuriotês)) dan bahwa segala sesuatu telah diletakkanNya di bawah kaki Kristus.

Paulus mengambil latar kepercayaan umat Yahudi pada waktu itu hendak menyatakan bahwa TIDAK ada kuasa apapun bahkan oknum apapun yang dapat dibandingi apalagi melampaui dari kekuasanaan Maha Tinggi, Kristus. Paulus dengan teliti menggunakan semua istilah yang akrab pada tulisan-tulisan mat Yahudi tentang pemerintah, penguasa, kekuasaan dan kerajaan untuk menyatakan pesannya.

 2 Korintus 4:4

yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini (cetak tebal dan miring diberikan oleh penulis sebagai bahan penekanan) , sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Kutipan ‘ilah zaman ini’ tidaklah hanya semata-mata dituliskan Paulus namun dengan mengambil rujukan dari kepercayaan umat Yahudi pada waktu itu. Frase tersebut juga tersebut pada tulisan-tulisan kepercayaan umat Yahudi pada waktu itu akan kekuasaan setanik yang dianggap telah menguasai dunia saat itu. Pernyataan Paulus pada tulisannya lebih bergaya tujuan seperti apa yang pernah Elia lakukan untuk mengolok-ngolok Baal yang sebenarnya tidak ada namun dipercayai eksistensi dan kuasanya oleh bangsa Filistin. Simak juga pesan Paulus pada Kolose 2.

Kutipan dari Kolose 2:8-10

2:8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. 2:9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, 2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala  semua pemerintah dan penguasa.

Galatia 4:3

4:8 Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. 4:9 Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya? 4:10 Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun.

Yang juga menarik jika kita membedah tulisan Rasul Paulus pada Gal 4:3 pada bahasa aslinya, Paulus menyatakan:

Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.

Lalu dijelaskan oleh Paulus bahwa orang-orang yang percaya sudah tidak lagi takluk dan dikuasi oleh roh-roh dunia “elements of the cosmos” (ta stoicheia tou kosmou) – sekali lagi bahwa frase yang dipakai oleh Paulus menunjuk kepada kepercayaan kaum Yahudi pada saat itu kepada kekuasaan Malaikat yang Jatuh yang berdosa yang diberikan kuasa akan dunia ini. Paulus menjelaskan bahwa umat Galatia sebelumnya percaya kepada Kristus memang hidup di bawah perhambaan roh-roh dunia tersebut “elements of the cosmos” (Gal. 4:3). Juga perharikan dipakai frase  pada ayat ke 8: perhambaaan kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan allah - “what by nature are not gods” (tois phusei mê ousin theois; Gal. 4:8,9). Ayat yang ke 9 dan ke 10 selanjutnya memberikan catatan lebih jelas akan roh-roh dunia tersebut: lemah dan miskin - “weak and powerless elements” (ta asthenê kai ptocha stoicheia). Paulus sekali lagi hendak menyatakan bahwa kepercayaan Yahudi pada saat itu akan kuasa setan adalah kekuasaan yang pada hakekatnya tidak ada dan powerless.

Yang ingin saya sampaikan pada gaya bahasa Paulus adalah hampir sama dengan gaya bahasa Sang Guru dalam hal menyatakan kekuasaan setan dan ordenya. Paulus menyatakannya dalam gaya bahasa yang dipercayai oleh pendengarnya bahwa kekuasaaan tersebut setelah kebangkitan Kristus adalah sudah Tidak ada lagi.

Dari pengamatan saya bahwa Paulus menggunakan pendekatan penyampaian tulisannya tentang kekuasanaan setan dengan cara tidak secara terang-terangan menyatakan ketidakberadaa kuasa tersebut karena mempertimbangkan sudah betapa kuatnya anggapan tersebut namun Paulus selalu menyatakan bahwa di depan Kristus, kuasa setan, mau telah dikalahkan. Sekali lagi gaya penyampaian ini serupa dengan cara Yesus Kristus menyampaikan pesannya seperti yang tertulis pada kitab Injil.

 

 

nisa's picture

mumet bacane

ini pendahuluan aja udah bagian ke-6... mana panjang banget lagi... ga kebayang inti nya kayak apa :D

ga bisa disingkat aja?

iik j's picture

idih!

sabar to nisa... RDF ini orang baru kayaknya... :p

 

 

RDF's picture

idih (juga)

Salam iik j,

 

iya toh nisa ... sabar yah ...

mengenai status saya, saya sudah paparkan di awal Blog saya, benar yang iik j katakan, saya terbilang 'baru' untuk penulis Blog namun BUKAN orang baru sebagai penyimak sabdaspace dan BUKAN orang baru di dunia 'persilatan' theologia. Runutan tentang lucifer ini sudah saya dalami lebih dari 15 tahun.

 

 

iik j's picture

salam pendekar rdf!

Hai rdf! 

monggo silahkan beraksi di sini..

sayangnya kita beda jurus...

jadi, kayaknya bakal jarang2 beraksi di lapaknya rdf nih..

:D

RDF's picture

salam (juga) pendekar iik j

hai juga ...

punten saya (sudah) beraksi yah ...

walau berbeda-beda (jurus) namun tetap satu (jua).

tetap saling kunjung-mengunjungi lapak masing-masing yah ... :-) 

RDF's picture

jangan mumet yah nisa

Salam nisa,

terima kasih sudah mampir di artikelku. 

topik tentang lucifer yang sudah ribuan tahun muncul harus dirunut dengan mesin waktu pemaparan melampaui beberapa abad agar kita bisa menemukan 'ujung pangkal' cerita keabsahannya. 

saya tengah mempersiapkan topik ini menjadi satu buku novel tebal, tulisan pada blog ini sebenarnya sudah termasuk saya singkat atau merupakan 'trailer' dari rencana buku saya pada topik yang sama. saya sudah berusaha sebisa mungkin menyingkatnya namun tidak menghilangkan jejak runutannya. Kalau nisa baca Blog pertama saya, saya sudah kupas arahan dari Blog saya. 

Kemungkinan besar Pendahuluan ini akan menjadi 9 Blog lalu langsung akan saya sambung dengan pembahasan ayat-ayat lucifer sebagaimana tertulis di alkitab yang akan menjagi kurang lebih 20 Blog. 

saya akan berusaha membuat paparannya lebih ringkas agar nisa tidak mumet yah ...