Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pengalaman Christmas Carol

Purnawan Kristanto's picture

Setiap kali mengikuti acara Christmas Carol, selalu ada saja pengalaman rohani yang aku dapatkan. Tahun ini, aku kebagian tugas membawakan renungan untuk kelompok III. Semuanya ada lima kelompok yang mendapat tugas mengunjungi orang-orang yang karena kondisi badannya lemah mereka tidak dapat merayakan Natal bersama-sama.

Setelah mendapat taklimat singkat dari gereja, setiap kelompok kemudian masuk ke dalam mobil masing-masing kemudian meluncur ke rumah-rumah anggota jemaat. Tiga tempat pertama yang kami kunjungi adalah orang-orang yag sudah lanjut usia. Meskipun pendengaran mereka sudah berkurang, tapi mereka terlihat senang. Pada setiap rumah, kami menyanyikan lagu-lagu Natal, mendengarkan renungan singkat, menyalakan lilin, berdoa syafaat dan membagikan bingkisan.

Ketika mengunjungi rumah yang keempat, hatiku berdesir melihat orang yang kami kunjungi. Adalah seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun yang tergolek lunglai di tempat tidur. Virus polio dengan ganas menggerogoti kekuatan tubuhnya. Jangankan untuk berjalan, untuk duduk tegak saja dia tak perempuan manis ini tak berdaya. Dia harus dipangku dan ditopang ibunya supaya bisa duduk.

Tapi ketika kami menyanyikan lagu Natal, wajahnya menjadi cerah. Tangan dan kakinya bergerak tak beraturan. Menggapai-gapai kian kemari. Namun justru aku justru ingin menangis. Ya Tuhan, gadis kecil ini yang mestinya berjalan dan berlari menjelajahi dunianya, tapi sekarang dunianya sekarang ini hanya tempat tidur dan sekitar rumahnya. Renungan apa yang harus aku sampaikan kepadanya? Apakah aku bisa menyampaikan renungan tanpa harus mengeluarkan air mata?

Ketika akhirnya harus menyampaikan renungan, aku hanya membacakan kisah kelahiran Yesus dari kitab Matius. Suaraku tertahan di tenggorokan. Mataku kabur karena basah oleh air mata. Setelah itu, kami lebih banyak menyanyikan lagu-lagu Natal. Nampaknya gadis kecil ini lebih senang mendengarkan nyanyian.

Kunjungan kelima adalah kepada seorang nenek yang sudah tua, tapi masih sangat sehat. Hanya daya pendengarannya saja yang sudah berkurang. Kunjungan keenam adalah seorang perempuan dewasa yang tergolek koma. Sudah berbulan-bulan dia terbaring lemah. Perempuan yang berusia sekitar 25 tahun ini mengalami kecelakaan di Semarang. Sepeda motor yang ditumpanginya diseruduk oleh truk, yang kemudian melarikan diri. Sejak kecelakaan itu, perempuan ini belum mengalami kesadaran secara penuh.

Sekali lagi aku bingung harus menyampaikan renungan apa. Akhirnya aku putuskan untuk membaca salah satu pasal dari kitab Mazmur saja. Ketika berpamitan pulang, aku genggam tangannya. Terasa dingin, tapi dia memberikkan reaksi. Dia menggerakkan tangannya. Saat koh Yoyok mengucapkan kata-kata penghiburan, perempuan ini memberikan reaksi. Ekspresi wajahnya berubah. Meskipun tidak bisa berkata-kata, dia kelihatan senang dengan perkunjungan kami.

Tujuan terakhir kami adalah seorang ibu berusia limapuluan tahun yang dirawat di Rumah Sakit Islam. Saat memasuki kompleks rumah sakit, kami ragu-ragu apakah diperbolehkan menyanyikan pujian Natal di sana? Apakah tidak mengganggu pasien lain? Maka kami putuskan untuk menyampaikan renungan, berdoa syafaat dan memberikan bingkisan saja.

Winner, salah satu anggota rombongan, memulai acara dengan menyampaikan maksud kedatangan kami. Kemudian aku dipersilahkan menyampaikan renungan singkat. Selepas renungan, acara berikutnya adalah penyalaaan lilin. Aku tiba-tiba digerakkan untuk mengajak semua orang di ruangan itu untuk menyanyikan lagu Malam Kudus.

Ternyata lagu itu sangat menyentuh hati sang ibu yang sedang sakit. Dia menitikkan air mata. Anggota keluarganya yang lain juga ikut terharu. “Terimakasih karena sudah menghadirkan perayaan Natal di tempat ini,” kata ibu itu sambil terisak,”ini banyak memberikan penghiburan kepada kami.” Sekitar pukul setengah satu siang, kami menghadiri acara Christmas Carol. Semoga tahun depan tidak banyak orang yang harus kami kunjungi.

 

Diambil dari Blog PURNAWAN KRISTANTO

__________________

------------

Communicating good news in good ways