Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Perbuatan Komunikatif Yesus

violinholic's picture

Konteks Perbuatan Yesus

Yesus
adalah subjek utama dalam injil. Injil ditemukan dalam perbuatan
komunikatifnya dan isi dari injil adalah peraturan Allah. Secara umum,
perbuatan Yesus ditentukan oleh kultur sosial, politik dan hubungan
religius di Palestina pada masa-Nya. Terdapat
beberapa komunitas dalam masyarakat Yahudi di masa itu, mereka adalah
orang-orang Saduki, Farisi Eseni, dan Zelot. Orang-orang Saduki adalah
bangsawan awam yang merupakan gabungan dari kaum ningrat. Mereka
bermufakat dengan orang-orang Romawi sehingga mereka dapat menyokong
hak ekonomi dan religiusnya. Orang-orang Saduki merupakan kelompok yang
sangat berpengaruh dalam bidang politik dan mereka ditetapkan sebagai
pendeta tertinggi. Kaum Farisi adalah lawan mereka baik dalam ideologi
maupun politik. Mereka berasal dari kalangan menengah bawah. Kaum Eseni
menarik diri dari masyarakat. Mereka mengorganisir diri mereka dalam
komunitas-komunitas monastik. Orang luar menamai kelompok ini sebagai
komunitas suci dan terpilih

Yohanes
Pembabtis dan Yesus sama-sama menyampaikan ‘pesan’, namun cara yang
mereka pakai memperlihatkan perbedaan yang tegas. Dalam
khotbah-khotbahnya,Yohanes melaksanakan baptisannya dekat Jordan, jauh
dari Bait Allah dan Sinagoge, seakan menunjukkan adanya asketisme..
Sementara
Yesus pergi ke desa-desa dan
kota-kota, ke lokasi-lokasi manusia, untuk mengumumkan pada mereka
tentang peraturan Allah yang akan segera tiba. Aksi Yesus yang demikian
menunjukkan bahwa tidak ada jejak dari asketisme. Bahkan Ia menerima
undangan-undangan ke rumah orang, dan kemudian dikritik, seakan-akan Ia
adalah seorang yang ’liar’ (Matius 11:19).

”Si Alamat” dari Praksis Komunikatif Yesus

Perbuatan
sosial Yesus di Galilea membawa-Nya masuk ke dalam hubungan dengan
bermacam kelompok, yakni pada siapa praksis komunikatif-Nya diarahkan.
Dalam pandangan Edmund, kita dapat membedakan
kelompok-kelompok yang Ia temui, yang menjadi sasaran tindakan
komunikatif Yesus. Pertama, fakir miskin dan orang-orang yang
dimarginalisasi; Kedua, para pesaing dan lawan-lawan; Ketiga, pendukung
dan penganut; Keempat, orang-orang umum yang adalah masyarakat dalam
populasi di mana Yesus beraktivitas.

Fakir
miskin dan orang-orang yang dimarginalisasi adalah mereka yang
dikeluarkan dari pergaulan sosial yang normal dan dari kehidupan
religius, dan pada mereka diberlakukan pengucilan. Mereka adalah
penderita (sakit kusta dan kerasukan roh) dan
orang yang menderita diskriminasi sosial (pelanggar hukum, pendosa, dan
pezinah). Rangkaian dari teks-teks Perjanjian Baru berbicara mengenai
relasi Yesus dengan orang-orang yang merupakan bagian dari kelompok
ini. Teks-teks tersebut melaporkan penyelenggaraan penyembuhan dan
pelepasan yang Yesus lakukan. Dalam hal ini, lawan-lawannya tidak
mempersoalkan perbuatan kekuasaan-Nya, melainkan memperdebatkan perihal
dalam nama siapa dan dengan kekuasaan siapa Yesus melakukan hal
tersebut dan apa yang dipertunjukkan-Nya dengan melakukan hal tersebut
(Markus 3:22; Matius 9:34; 12:24; Lukas 11:15, 18).

Edmund
memahami hal penyembuhan dan pelepasan sebagai perbuatan komunikatif
Yesus yang secara langsung mengarah pada fakir miskin. Ia membebaskan
mereka dari penderitaan mereka.
Dan Yesus masuk ke dalam solidaritas dengan mereka , juga dalam penderitaan mereka. Edmund berpendapat, tindakan penyembuhan
bukanlah perbuatan yang spektakuler, bukan untuk kemegahan diri,
melainkan merupakan kepedulian secara langsung terhadap fakir miskin,
untuk kesembuhan dan keselamatan mereka.

Yesus
menunjukkan aksi komunikatif-Nya dengan berpartisipasi di meja
persahabatan dengan para pendosa. Istilah ”pendosa” termasuk siapa yang
tidak mengerti Taurat dan yang tidak menjaganya, seperti para pelanggar
hukum.
Yesus
bergaul dengan pendosa, meresponi keramahan mereka bahkan semeja dengan
mereka. Dalam konteks Timur Dekat Kuno, memohon keramahan, berbagi
makanan dan satu meja adalah tindakan komunikatif. Tindakan komunikatif
ini menandakan bahwa dalam waktu yang sama Yesus menjalin solidaritas
dengan mereka