Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Prasangka dan Tipuan

Raissa Eka Fedora's picture

Suatu kali aku bertemu dengan teman yang lamaaa banget gak ketemu. Aku sangat senang ketemu dengan dia, dan mulailah dunia cewek memenuhi kamarku, yaa tahu sendirilah kalau ketemu cewek cewek bawaannya cerita. Dan karena keasyikan, lupa deh tuh yang namanya waktu. Kalau sudah lupa waktu, gak asyik rasanya pisah lagi.

Suatu kali aku merasakan hal yang sama. Masih ada nih tulisannya di diaryku waktu aku jauuuh banget sama Tuhan. Lagipula rasanya Tuhan itu temen lama. Waktu itu tiba-tiba nih, waktu kebaktian, wah ada yang manggil-manggil. Kulihat sekeliling, tampak semua berjalan normal. Wah aku sudah mulai sinting atau apaan nih?

Suara yang manggil dah makin deket. Dan ehh aku kenal suara itu. Tapi siapa? Kemudian aku sadar kalau Ia adalah "Teman Lamaku". Rasanya au sudah mau nangis karena bahagia. Semuanya kusimpan baik-baik.

Kalau Tuhan ngirim postcard, emang sih bagiku ganjil kan semua sudah tahu ciri khas Yesus itu dengan jubah-Nya yang bagi beberapa orang klasik dan kuno seperti jaman duluu banget. Memang sih gak mungkin banget Yesus tuh ngirim Postcard, ntar yang ada postmannya bertobat semua.Tapi siapa tahu, lewat postcard 'bikinan' Tuhan - maksud saya - bikinan orang yang waktu itu diurapi, atau apalah....... Itu bisa membuat orang lain yang 'kebetulan' jauh sama Tuhan jadi teringat dan kembali.

Prasangka berbeda tapi satu kesimpulan saja.

Hai hai berprasangka, aku berprasangka, semua berprasangka. Tapi satu kesimpulan saja. 

Musik dunia lagi. Semuanya itu memang benar bagi hai hai, tidak semua musik (salah, bukan musik, lagu) menyukakan Allah, bahkan lagu gereja sekalipun. 

Wuenakke, pisang si bi Jum datang dari kampung (eh gak nyambung, ya? Gak kok tuh si bi Jum baru datang)

 Bagi aku gak seperti itu sama sekali. Bagiku bukan musik atau lagunya yang salah, actually. Tapi siapa yang menyanyikannya. Lho kok begitu? Iya dong. Semua lagu rohani adalah baik dan menyenangkan Tuhan. Yang gak bikin Tuhan senang? HATIMU. Ya! Hati kita yang gak sesuai dengan lagu rohani tersebut yang membuat Tuhan tidak suka. Beberapa hari yang lalu waktu devotion pagi, ibadah pagi di sekolah, kami menyanyikan lagu "Aku Mengasihi Engkau Yesus" yang entahlah, pak admin aku gak tau siapa yang nyanyi, atau apa albumnya, tapi liriknya cuma ku ambil dikit boleh aja dong untuk perumpamaan. Salah satu liriknya mengatakan, "Aku mengasihi Engkau Yesus dengan segenap hati ini" Semua menyanyikannya termasuk aku. Teman, atau mungkin kakak kelasku turut menyanyi. Lalu apa artinya? Ini lanjutannya. 

Di sekolah kami dan mungkin kebanyakan sekolah, mengharuskan kaus kaki berwarna putih polos dan panjang sampai setengah betis, tidak cuma di mata kaki. Kakak ini menyanyikan lagu itu, dengan kaus kaki belang warna pink, putih dan ungu semata kaki. Senangkah Tuhan? 

Tuhan aku minta maaf untuk kali ini. Kalau aku jadi Yesus, dan mungkin semua juga berpikiran sama, tidak akan deh yang namanya senang melihat kelakuan kakak itu. Tuhan terima kasih aku bisa menjelaskannya. 

Poinnya, bila kita menyanyi, terutama lagu rohani, mendingan kita lihat kembali situasi hati kita, dan jangan lupa aturan. Aturan sekolah dilanggar, ngomongnya mengasihi Yesus. Bukan lagunya bermasalah yang buat Tuhan gak senang, Tapi hatimu dan kelakuanmu waktu menyanyi itu yang bikin kamu dipandang munafik.

__________________

Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-