Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Presidenku Marah

Love's picture

Tadi malam ada tontonan menarik di televisi yang memaksaku untuk
sejenak berlama-lama di depan televisi. Seorang lelaki yang berbadan
tinggi besar, berdiri tepat di belakang sebuah mimbar lengkap dengan
dua buah alat pengeras suara. Ya, aku kenal lelaki itu. Dia presidenku.

Tapi itu tidak menarik. Yang menarik adalah saat dia tiba-tiba menghentikan pidatonya dan mengarahkan telunjuknya kepada seseorang dengan suara meninggi, "Coba bangunkan yang tidur itu. Kalau tidur di luar saja! Pimpinan bagaimana dapat memimpin rakyat kalau tidur! Malu dengan rakyat yang memilih. Untuk mendengarkan pembicaraan untuk rakyat saja tidur! Jangan main-main dengan tangung jawab. Berdosa, bersalah dengan rakyat!" Kalimat itu yang masih bisa kuingat sampai sekarang. Masih ada kalimat lain yang agak-agak lupa, jadi gak kutuliskan deh.

Redaksi berita di televisi itu mencoba mengambil kesimpulan kenapa para bupati dan walikota itu mengantuk dengerin ceramah presidenku. Mungkin karena kelelahan, tidak tertarik dengan pidato presiden, atau juga cara penyampaiannya amat membosankan.

Berita ini menarik karena selama ini aku selalu geram melihat kursi-kursi kosong di DPR saat rapat berlangsung. Menarik juga, karena di DPR mereka yang tidak membiarkan kursinya kosong pun hanya sekedar datang untuk tidur. Tetapi, sepertinya pimpinan rapat tidak pernah menegur mereka. Paling tidak itu yang aku lihat dari televisi. Gak tahu juga, mungkin ditegur secara pribadi (kaya Admin SABDA Space, yang negurnya lebih suka pake PM ;p)

Nah, berita ini jadi tambah menarik bagiku karena jadi teringat suasana gereja saat tiba waktunya pendeta berkhotbah. Tidak hanya satu dua yang merem melek menahan kantuk, dan tidak hanya satu dua orang yang akhirnya jadi pusing sendiri karena berusaha memertahankan kepalanya agar tetap tegak. Kok aku tahu, iya, karena aku juga pernah, kalau bisa dikatakan gak jarang-jarang banget mengantuk kalau pendeta lagi khotbah. Tetapi jadi lebih menarik lagi, karena selama aku mengikuti ibadah, belum pernah ada pendeta yang nunjuk langsung jemaat yang tidur kaya presidenku. Biasanya sambil khotbah cuma nyindir-nyindir aja.

Kemarin, karena presidenku marah-marah, jadi pengen cari tahu deh kenapa pas khotbah terkadang mengantuk, paling tidak menguap berulang kali.

1. Malamnya kurang tidur (gereja cuma jam 6 or jam 7 pagi)

2. Gak bawa buku tulis buat nyatet-nyatet khotbah or ide tentang apa aja yang datang pas lagi dengerin khotbah.

3. Kalau khotbahnya gak pas dengan masalahku.

4. Nada suara pendeta bagaikan angin sepoi-sepoi.

5. Gak ada anak kecil di pangkuanku.

6. Kecapean

7. Sakit

Baru tujuh itu yang bisa lewat di pikiranku. Tetapi udah cukup untuk membuatku melihat bahwa ketika aku mengantuk saat firman disampaikan, aku sama dengan para bupati dan walikota yang dimarahin presidenku.

Bagaimana bisa tahu kehendak Allah saat firman disampaikan malah tidur? Bagaimana bisa menyenangkan hati Allah, jika perintah-Nya untuk belajar dan merenungkan firman Tuhan ditindaklanjuti dengan mengantuk? Bagaimana bisa memberkati orang lain, jika dengan egoisnya menyalahkan pendeta yang tidak dapat berkhotbah dengan menarik? Bagaimana dapat berkat dari firman Tuhan, kalau tidak mau menerimanya? Dan masih banyak lagi bagaimana-bagaimana lainnya yang saat ini terbang-terbang di kepalaku.

Ketika presidenku marah, jadi ingat dengan Tuhanku ketika mengingatkan
murid-Nya yang tertidur saat Dia sedang bergumul dalam doa.

Markus 14:37, "Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?"

Ya, berita kemarin menarik bagiku, karena satu lagi cara yang dipakai-Nya untuk mengigatkan aku, yang suka ngantuk ini.

erick's picture

Siaran berita TV?

Waduh,.... saya sama sekali tidak tahu kejadian itu, dan tidak menontonnya. Berita di TV? Jam tayang nya? Presiden benar,... bagaimana ia(yang sedang tidur)memimpin jika mendengar pidato pemimpinya bisa sampai tertidur. Banyak alasan penyebab tidur untuk seorang pemimpin. Tetapi tidak ada alasan bagi seorang pemimpin menjadi contoh buruk. Apalagi dipermalukan dimuka publik.
__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)

Pengunjung's picture

siaran presiden yang marah

Sebagai manusia biasa sebenarnya saya memaklumi jika para pemimpin tsb mengantuk. Ruangan yang sejuk, dan pidato yang mgkin bagi mereka membosankan membuat mata tidak kuat membuka.Saya pribadi pun sering mengalami baik waktu rapat di tempat kerja dan di gereja.

Mungkin diantara kita yang pernah jadi ketua ato pimpinan organisasi tertentu pernah mengalami pas rapat peserta rapat ngobrol, guyon sendiri saat membahas sesuatu yang penting. Hal ini pasti membuat kita merasa tidak di hargai dan marah meskipun hanya dalam hati saja.

Pak presiden layak marah untuk itu, karena hal ini untuk kepentingan bangsa dan negara. Dan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi para pemimpin yang lain dan mungkin juga buat kita sebagai anak Tuhan.