Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Salut!

fredy's picture

Kepada teman-teman perjuangan,

Salam kebangsaan:

Merdeka!

Bush akhirnya pulang dan semua kembali dengan normal. Para pedagang kaki lima disekitar Istana Bogor-pun dapat kembali berjualan, angkutan umum sudah dapat menjalani trayek sekitar Istana. Para mahasiswa ataupun elemen-elemen organisasi kemasyarakatan yang menentang kehadiran Bush tidak lagi berdemonstrasi turun ke jalan di pelosok negeri.

Namun sisa-sisa kenangan apa yang telah terjadi sebelum dan sewaktu Bush berkunjung ke Indonesia masih segar dalam ingatan penulis. Satu hal yang sangat menarik perhatikan penulis adalah mengenai demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan beberapa elemen dalam masyarakat, tidak saja mahasiswa dan pemuda, bahkan masyarakat awampun turun ke jalan. Mahasiswa yang tergabung dalam BEM di Perguruan tinggi masing-masing (BEM UI, UNHAS, UNDIP, UGM, IAIN di berbagai daerah, UNISULA, dan lainnya) atau yang tergabung dalam pergerakan-pergerakan mahasiswa di berbagai cabang seantero pelosok Nusantara (HMI, GMKI, PMII, LMND, GMNI, PMKRI, Hizbut Tahir, KAMMI, serta Forum-Forum bersama, dan lainnya), masyarakat awam yang bergabung dalam organisasi kemasyarakatan (NU, Muhammadyah, serta organisasi underbow mereka, dll), serta ormas politik (PKS, dan lainnya). Walaupun bendera yang mereka naikkan beragam-ragam, serta isu yang dibawa berbeda, namun hanya satu tujuan yang ada: menolak kehadiran Bush di negeri ini. Lebih dalam lagi, ada idealisme yang mau dipertahankan.

Aksi yang berjalan dengan cukup damai, walaupun ada sedikit gesekan di beberapa tempat (penyegelan simbolis di beberapa tempat waralaba berbau Amerika: KFC, McDonal, dunkin dounat, pelemparan telur di beberapa konsulat Amerika, dll), memperlihatkan kedewasaan demokrasi di negeri tercinta ini yang sudah mulai menujukkan ke arah yang benar dan harus menjadi catatan tersendiri serta patut disyukuri bersama.

Seperti yang pernah dilakukan Soerkarno pada jamannya, dengan kedewasaan berdemokrasi (terutama kebebasan untuk mengungkapkan pendapat) menentang dengan keras imperialisme dan neo-kolonialisme negara-negara Barat (terkhusus Amerika), dengan kritik dalam ciri khasnya berorator di depan forum-forum baik tingkat nasional dan internasional. Satu hal yang sangat sulit kita temui pada masa orde baru.

Bush merupakan satu dari sekian banyak tangan dari kepentingan-kepentingan kapitalisme, neo-kolonialiasme, serta imperialisme. Dia bukan yang terbesar, walaupun bukan yang terkecil, namun masih banyak di luar sana yang siap mencakar, menginjak-injak, ataupun menganiaya semangat kebangsaan dan demokrasi, demi negeri tercinta ini dan terutama bagi rakyat kita (kaum miskin, buruh-tani, dan masyarakat marjinal lainnya) yang akan terimbas kesengsaraan.

Dengan musuh-musuh besar tersebut, maka dibutuhkan kesatuan dan rasa saling dukung-mendukung diantara elemen-lemen pergerakan (terutama civil society) demi perubahan di segala aspek kehidupan (tidak hanya politik, namun juga ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan lain sebagainya).

"Tetaplah dengan sekuat tenaga menjaga martabat dan harga diri bangsa dari kepentingan-kepentingan asing yang ingin mengerogoti semangat kebangsaan dan republik tercinta ini".

Merdeka!

MayGBU+
(salut&salam solidaritas bagi beberapa elemen masyarakat untuk: Menolak kehadiran Bush!).
Penulis adalah mantan Sekertaris Cabang GMNI Salatiga (2004-2005), pejuang pemikir-pemikir pejuang.