Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sembuh karena Iman

andryhart's picture

Peregrine Laziosi merupakan biarawan Katolik yang
hidup pada abad ke-13. Beliau menderita tumor pada tungkainya sehingga harus
diamputasi untuk menyelamatkan jiwanya. Pada malam hari sebelum operasi
dikerjakan, beliau berdoa dengan intens kepada Bapa di surga untuk
menyelamatkan dirinya dan kemudan bermimpi bahwa penyakitnya itu sudah
disembuhkan oleh Tuhan. Keesokan harinya, tumor tersebut sudah tidak ada lagi
dan dokter yang akan mengoperasinya merasa takjub melihat mukjizat kesembuhan
yang beliau alami. Selanjutnya Peregrine Laziosi mengabdikan hidupnya bagi
orang-orang yang menderita sampai beliau meninggal dunia dalam usia delapan
puluh tahun pada tahun 1345. Beliau dikanonisasi oleh Gereja Katolik dan
menjadi santo pelindung bagi para penderita kanker.

Kesembuhan di atas memang
bisa terjadi dan dalam bidang kedokteran disebut regresi atau remisi spontan
untuk penyakit yang secara tiba-tiba sembuh tanpa bisa dijelaskan penyebabnya.
Kata regresi dipakai untuk tumor yang padat sedangkan kata remisi juga
digunakan untuk penyakit serius atau terminal seperti penyakit jantung dan
ginjal. Dalam tahun 1960-an, Dr Everson dan Dr Cole melakukan survei terhadap
jurnal kedokteran Amerika yang terbit dalam kurun waktu 60 tahun untuk
menemukan kasus-kasus remisi spontan pada penyakit kanker. Kedua peneliti
tersebut menyingkirkan kasus-kasus kanker darah seperti leukemia dan limfoma
karena kedua penyakit ini sering mengalami remisi spontan. Mereka juga
menyisihkan penyakit kanker yang diagnosisnya tidak pasti. Everson dan Cole
menemukan 176 kasus dengan penyakit yang mengalami remisi spontan tanpa atau
sesudah pengobatan kendati dokter yang merawat menyatakan bahwa kasus-kasus
tersebut tidak mungkin disembuhkan.

Seorang dokter biasanya membedakan
penyakit (disease) dengan sakit (illness). Dalam tubuh kita terdapat suatu keseimbangan yang tidak
bisa dilanggar; keseimbangan itu dinamakan homeostasis.
Sebagai contoh, jika kadar gula darah puasa kita yang normal berada dalam
kisaran antara 80 dan 110 mg per cc darah, maka kenaikan lebih dari 110 mg% atau
penurunan kurang dari 80 mg% yang terjadi secara terus-menerus menunjukkan
bahwa kita sudah mengalami gangguan toleransi terhadap gula. Namun, tubuh kita
masih dapat beradaptasi dengan perubahan yang tidak begitu besar ini sehingga
semua gejala dan komplikasi penyakit gula belum terjadi; karena itu, kita tidak
merasa sakit. Kompensasi ini terjadi karena kemampuan tubuh kita untuk
beradaptasi dengan penyakit kita; kemampuan beradaptasi akan meningkat ketika
kita memiliki iman yang besar kepada Allah yang menciptakan tubuh kita. Hal ini
sama seperti pasien yang hanya sembuh jika berobat dengan dokter tertentu
karena pasien tersebut memiliki kepercayaan atau fanatisme terhadap dokter itu.
Allah tentunya jauh lebih berkuasa untuk menyembuhkan diri kita ketimbang
dokter. Syaratnya, kita harus beriman kepada-Nya. Allah mengatakan dalam Injil
Yohanes 12:25, Barangsiapa mencintai
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya
di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
” Makna penyelamatan
yang paling penting bagi kita bukanlah hanya penyelamatan tubuh tetapi juga penyelamatan
roh kita dari beban dosa (renungan yang lengkap bisa dibaca di dalam buku Andry
Hartono, Sembuh karena Iman, Harapan dan
Kasih
, Penerbit Kanisius, Yogyakarta).

__________________

andryhart