Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tokoh-tokoh Anabaptis yg Dibunuh

gbiajohnthebaptist's picture

Conrad Grebel 1498-1526 AD.

Conrad adalah anak laki-laki dari Jacob dan Dorothea Fries Grebel. Grebel adalah keluarga yang terpandang di Swiss oleh karena itu Conrad memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Conrad belajar di universitas Basel dan Wina dan terpengaruh humanisme Erasmus. Ia banyak mempelajari karya-karya klasik Yunani dan Perjanjian Baru dari Zwingly. Di tahun 1522 Felix Manz bergabung di kelas dan menjadi murid Zwingly bersama dengan Grebel. Pada awalnya mereka belajar bahasa dan tidak begitu membahas masalah rohani. Ini adalah strategi Zwingly untuk menarik anak-anak muda dalam mendukung program reformasinya.
Perselisihan pertama muncul antara Zwingly dan Grebel adalah mengenai masalah Perjamuan Tuhan. Dalam surat Grebel yang ia tulis kepada sepupunya, ia menyatakan ketidak-setujuannya dengan Zwingly yaitu ketika Zwingly bersekutu bersama negara dan membangun gerejanya. Grebel juga menentang baptisan bayi, baptisan percik yang dilakukan Zwingly pada saat itu.
Tidak lama setelah perselisihanya dengan Zwingly, Grebel memutuskan untuk dibaptis dengan cara selam dan berpisah dengan Zwingly. Bersama dengan teman-temanya, George Blaurock dan Felix Manz, mereka menjadi orang-orang yang mengajarkan doktrin Anabaptis. Di rumah Felix Manz, mereka membentuk sebuah jemaat independent dan penginjilan dilakukan dari rumah-kerumah. Grebel akhinya membaptis orang-orang percaya yang mau bergabung menjadi jemaat, Gabriel Gigger, Anna Manz dan Wolfgang Ullimann seorang biarawan katolik yang bertobat. Perjamuan Tuhan pun dilaksanakan untuk mengingat kematian Tuhan Yesus Kristus.
Hal besar terjadi pada bulan April 1525, ketika Grebel membaptis sekitar 500 orang di sungai Sitter. Kejadian ini membuat Zwingly marah dan memutuskan untuk menangkapnya. Grebel melarikan diri dan bersembunyi namun tetap berkomunikasi dengan teman dan jemaatnya secara diam-diam. Ia menulis traktat-traktat penginjilan dan mempertahankan baptisan orang percaya. Pada saat ia dalam masa persembunyian ia diliputi kemiskinan dan sakit penyakit.
Akhirnya, ia pun berhasil ditangkap oleh Zwingly dan dipenjarakan bersama Manz di Puri Gruningen dengan dakwaan membaptis ulang. Di dalam penjara kondisi fisiknya semakin menurun dan penyakit yang mengerogotinya semaikin parah. Pada tahun 1526 bulan Agustus Grebel meninggalkan dunia fana ini untuk menghadap Juruslamatnya di Surga yang mulia.
Kaum Protestan selalu menganggap Calvin, Zwingly sebagai reformator yang luar biasa taat kepada Tuhan. Namun sesungguhnya mereka adalah tokoh-tokoh reformasi yang jauh dari kebenaran Alkitab. Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan pada murid-muridNya untuk memakai kekerasan, intimidasi demi Injil. Injil selalu diberitakan dengan kasih dan selalu mengasihi orang-orang yang bertolak belakang dengan Injil sambil berdoa bagi mereka.

 

Felix Manz 1498-1527 AD.

Felix Manz lahir di Zurich kira-kira tahun 1498. Manz merupakan anak luar nikah dari seorang imam Katolik dan terlatih didalam bahasa Latin, Yunani dan Ibrani. Ia bergabung dengan Zwingly pada tahun 1522, bersama dengan Grebel dan teman-temanya yang lain. Namun ia tidak setuju dengan penafsiran Zwingly mengenai sacral society (gereja bersatu dengan negara), baptisan bayi, baptisan percik, dan perjamuan kudus.
Pada tahun 1525, Manz berpisah dengan Zwingly dan membentuk sebuah jemaat anabaptis di rumahnya. Ia menberitakan bahwa baptisan yang benar adalah baptisan orang yang sudah bertobat dan percaya dan dengan cara selam. Manz adalah salah satu orang pada saat itu yang berani menentang Zwingly. Oleh karena keberanianya, ia dikejar-kejar oleh Zwingly dan beberapa kali berhasil ditangkap dan dipenjarakan, namun berhasil kabur dari penjara. Manz bersama dengan Blaurock banyak mendapat pengikut karena kepiawaiannya berkhotbah dan meyakinkan orang berdosa akan kebenaran Alkitab.
Semangat dan keberanian Felix Manz sungguh luar biasa dan ditambah dengan kehidupanya yang baik, pendidikanya yang cukup sehingga membuat banyak pengikutnya menjadi berani memberitakan kebenaran dan terang-terangan menentang Zwingly. Melihat situasi demikian Zwingly merasa kedudukannya terancam dan bisa kehilangan popularitas sebagai seorang Protestan. Akhirnya segala daya upaya dilakukan Zwingly untuk menangkap Felix Manz dan melenyapkan Manz dari dunia ini. Pada tanggal 5 Januari 1527 Felix Manz telah tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Felix Manz dituduh memiliki pemahaman yang berbeda dengan gereja amper, ia seorang anabaptis yang membaptis ulang orang, ia memisahkan diri dan hanya mau bersekutu dengan orang percaya yang sudah menerima Kristus. Karena doktrinya dianggap menentang pemerintah akhirnya ia pun dijatuhi hukuman mati.
Manz, dibawa dari penjara Wellenberg dan melewati pasar ikan menuju sungai Limmat. Ketika diperjalanan saat ia digiring oleh pengawal, ia memberitakan Injil dan memuji Allah dan menyatakan bahwa baptisan yang benar adalah baptisan orang percaya dan ia rela mati demi membela kebenaran ini. Sesampainya ia di sungai Limmat terdengar suara ibunya dari kejauhan yang memohonya untuk setia saat menghadapi pencobaan ini. Dengan tangan terikat ia ditaruh diperahu kecil, lalu ditaruh tongkat di antara lutut dan lengannya dan segera ia ditekan ke dalam air. Seketika itu ia berseru dengan suara nyaring, “Ke dalam tanganmu Tuhan, kuserahkan rohku.”
Felix Manz merupakan orang Anabaptis yang pertama mati ditengelamkan oleh kaum Protestan. Hari ini banyak pengikut ‘kristus’ yang hanya meminta berkat dan berkat, tidak pernah berani ambil bagian dalam perjuangan memberitakan Injil. Apakah mereka sungguh-sungguh murid Kristus ? Kadangkala mungkin Anda merasa bahwa sudah cukup berkorban demi Injil, sudah cukup menderita untuk Injil. Tetapi sesungguhnya apa yang Anda alami dan miliki saat ini membuktikan apakah Anda cukup berkorban demi Injil.

__________________

Jika Kita Hidup, Kita Hidup Untuk Tuhan
Jika Kita Mati, Kita Mati Untuk Tuhan
http://gbiapontianak.blogspot.com

jesusfreaks's picture

@gbiajtb : the next dedew

Dear brow,

dedew saja sudah bertobat dengan melakukan hit & run.

eh lo ngikutin jejaknya dia yang dulu, apa memang para fundamentalis sesat dan gila seperti anda ini.

 

silahkan pertanggungjwabkan blog anda. itu akan mengurangi caci maki terhadap anda.

 

 

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

BUNGUL's picture

Terzolimi vs menzolimi

Kok blognya penuh dengan kritik ya, tapi sayang kayaknya hanya "menebar angin" dan "berteriak" di bawah kaki bukit.

Anda merasa terzolimi or malah menzolimi?

Tapi apa yang ditulis GBIA di atas memang memacu kita untuk menyelidiki lebih lagi tentang sejarah Kekristenan.

Salam kenal dan peace dari aku anak Bungul

-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-

__________________

BUNGUL,

-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-

hai hai's picture

Tokoh-Tokoh Reformator Yang Membunuh

Kaum Protestan selalu menganggap Calvin, Zwingly sebagai reformator yang luar biasa taat kepada Tuhan. Namun sesungguhnya mereka adalah tokoh-tokoh reformasi yang jauh dari kebenaran Alkitab. Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan pada murid-muridNya untuk memakai kekerasan, intimidasi demi Injil. Injil selalu diberitakan dengan kasih dan selalu mengasihi orang-orang yang bertolak belakang dengan Injil sambil berdoa bagi mereka.

Walaupun teraniaya bahkan di hukum mati, namun hal itu tidak membuat ajaran Anabaptis BENAR. Walaupun melakukan penghukuman namun hal itu tidak membuat ajaran Calvin dan Zwingly SALAH.

Sejarah mencatat, Gereja pernah menggunakan KEKUASAAN untuk menegakkan ajaran SEJATI Alkitab. Walaupun dapat memakluminya namun orang Kristen generasi ini menganggapnya berlebihan, itu sebabnya kita tidak pernah menggunakan KEKUASAAN dan KEKUATAN untuk menegakkan ajaran Alkitab lagi. 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

BUNGUL's picture

Zaman dulu dengan zaman sekarang: BERBEDA

Memang kayaknya apa yang dilakukan Calvin dkk tokoh reformasi pada waktu itu terkesan berlebihan dan keras bagi orang di jaman ini apalagi orang yang kurang informasi atau kurang menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu. Tapi saya pikir para tokoh reformator pasti sangat beralasan dengan sistem yang dipakai mereka untuk menegakkan ajaran sejati Alkitab pada waktu itu. Contoh: Serventus yang memang jelas-jelas sesat itu pantas untuk mendapatkan hukuman karena sangat meresahkan sekali. Ia bukan saja berbeda dengan Calvin tapi sangat menghina kebenaran doktrin Allah Tritunggal dengan mengatakannya sebagai monster berkepala tiga. Ia juga menolak keilahian kekal Kristus. Bukankah itu bidat? Tapi memang jamannya sudah beda dengan sekarang sehingga sistem satu jaman tidak bisa diterapkan ke sistem jaman yang lain, karena tentunya orang-orang akan menetangnya.

Tapi saya ingin mengutip sedikit catatan sejarah yang perlu diketahui berkaitan dengan penghukuman mati Serventus oleh Calvin:

  • Banyak orang menganggap hal ini sebagai suatu noda dalam kehidupan Calvin. Calvin memang sangat pemarah terhadap pengajar-pengajar sesat. Dan hal ini diakui sendiri oleh Calvin. Tetapi semua itu ditimbulkan oleh semangatnya yang berkobar-kobar untuk kebenaran dan kemurnian Gereja. - Philip Schaff, ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 493.
  • Satu hal terpenting yang harus dipahami adalah bahwa pada jaman itu, penghukuman mati seperti itu adalah sesuatu yang wajar!

    Philip Schaff berkata: “He must be judged by the standard of his own, and not of our, age. The most cruel of those laws - against witchcraft, heresy, and blasphemy - were inherited from the Catholic Middle Ages, and continued in force in all countries of Europe, Protestant as well as Roman Catholic, down to the end of the seventeenth century. Tolerance is a modern virtue” (= Ia harus dinilai oleh standard jamannya sendiri, bukan standard jaman kita. Hukum-hukum yang paling kejam, yang menentang sihir, ajaran sesat dan penghujatan, diwarisi dari Katolik abad pertengahan, dan tetap berlaku di semua negara-negara Eropa, baik yang Protestan maupun yang Katolik, terus sampai akhir abad ke 17. Toleransi adalah kebajikan / sifat baik modern) - ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 493-494.

    Coba kita bandingkan dengan kata-kata Yesus, Yohanes Pembaptis, Paulus, Petrus dan Yohanes dalam Mark 7:19 Mat 3:7 Mat 15:26 Mat 23:33 Fil 3:2 Wah 22:15 2Pet 2:22, yang kalau diucapkan pada jaman ini tentu juga dianggap tidak etis / tidak benar!

    Philip Schaff berkata lagi: “The judgment of historians on these remarkable men has undergone a great change. Calvin’s course in the tragedy of Servetus was fully approved by the best men in the sixteenth and seventeenth centuries. It is as fully condemned in the nineteenth century (= Penghakiman dari ahli-ahli sejarah terhadap orang-orang hebat ini mengalami perubahan yang besar. Jalan Calvin dalam tragedi Servetus disetujui sepenuhnya oleh orang-orang yang terbaik dalam abad ke 16 dan ke 17. Tetapi hal itu dikecam sepenuhnya dalam abad ke 19) - ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 689.

    “… if we consider Calvin’s course in the light of the sixteenth century, we must come to the conclusion that he acted his part from a strict sense of duty and in harmony with the public law and dominant sentiment of his age, which justified the death penalty for heresy and blasphemy, and abhorred toleration as involving indifference to truth. Even Servetus admitted the principle under which he suffered; for he said, that incorrigible obstinacy and malice deserved death before God and men” (= … jika kita merenungkan jalan Calvin dalam terang dari abad ke 16, kita pasti sampai pada kesimpulan bahwa ia bertindak dari rasa kewajiban / tanggung jawab yang ketat dan sesuai dengan hukum rakyat / umum dan perasaan yang dominan pada jamannya, yang membenarkan hukuman mati untuk orang sesat dan penghujat, dan tidak menyukai toleransi dan menganggapnya sebagai ketidakpedulian pada kebenaran. Bahkan Servetus sendiri mengakui prinsip dibawah mana ia menderita; karena ia berkata bahwa sikap keras kepala dan kejahatan yang tidak dapat di-perbaiki, layak mendapatkan kematian di hadapan Allah dan manusia) - ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 690.
     

Saya pikir kita akan melakukan penghakiman yang tidak jujur dan akan melakukan beberapa kesalahan jika:

  1. Menganggap Serventus dihukum mati karena menentang baptisan bayi, padahal yang sebenarnya dia dihukum mati karena ajaran sesatnya yaitu tidak mengakui ajaran Tritunggal dan menganggap Yesus bukan Allah / Tuhan.
  2. Tidak memberitahukan kepada pembaca bahwa pada abad 16 dan 17 hukuman mati terhadap para penyebar ajaran sesat / bidat dan penyihir adalah hal yang sudah biasa, dan semua orang terbaik pada waktu itu menyetujui hukuman mati ini.
  3. Tidak melihat upaya Calvin agar Serventus tidak jadi dihukum mati dengan menyadarkan Serventus bahwa ajarannya salah.
  4. Menganggap bahwa pengakuan Serventus pada saat dibakar sebagai ungkapan iman semata, padahal hal itu juga merupakan pengakuan penyesalan dan pertobatannya karena ia dihukum mati justru karena mengajarkan bahwa Yesus bukan Allah.

Menurut saya sendiri, saya percaya bahwa hal ini adalah “kehendak” Tuhan untuk “menjaga” jalannya reformasi sebab tanpa hukuman mati kepada penyesat maka ajaran gereja akan semakin ambruradul, tidak karuan.

Tuhan Yesus pernah bersabda: “Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. ( Matius 18: 6 – 9)

Sekarang mari kita lihat ajaran gereja di jaman toleransi terhadap para penyesat atas nama HAM pada abad 18 – 21 ini, apakah banyak yang semakin Alkitabiah atau semakin banyak yang menyesatkan?

BUNGUL,

-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-

__________________

BUNGUL,

-:ujilah dan peganglah apa yang baik dan benar:-

ebed_adonai's picture

@BUNGUL: numpang ngomen, nih...

Dalam kesimpulan bro yang nomor 2 ada tertulis begini:

"...pada abad 16 dan 17 hukuman mati terhadap para penyebar ajaran sesat / bidat dan penyihir adalah hal yang sudah biasa, dan semua orang terbaik pada waktu itu menyetujui hukuman mati ini..."

Bro sebelumnya juga menuliskan sebuah kutipan dari Philip Schaff:

"...It is as fully condemned in the nineteenth century..."

Artinya, apa yang dilakukan Pak Calvin dkk saat itu tidak terlepas dari kebiasaan orang-orang di masa itu. Namun hal itu tidak bisa diterima lagi sekarang ini.

Baiklah. Kalau begitu saya mengerti. Saya betul-betul trenyuh saat merenungkannya. Simpati saya yang sedalam-dalamnya untuk pihak mana pun.

Shalom!

(...shema'an qoli, adonai...)

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

gbiajohnthebaptist's picture

Terima kasih komentarnya

Jika Kita Hidup, Kita Hidup Untuk Tuhan Jika Kita Mati, Kita Mati Untuk Tuhan http://gbiapontianak.blogspot.com

 

Saya sangat senang bisa kenal dengan anda dan bertukar pikiran. Saya tahu anda orang yang baik dan cinta kebenaran.

Menurut saya Tuhan tidak memakai cara-cara yang tidak baik untuk meraih tujuan yang mulia. Tujuan anda  yang mulia jika mengunakan cara yang tidak mulia menjadikan tujuan anda tidak mulia.

Akal budi kita juga memberitahu tidak baik untuk mengeksekusi orang-orang yang tidak sependapat dengan kita. Ketika Petrus bertanya pada Tuhan, "Guru, kita menaburkan benih gandum, mengapa muncul ilalang diantara gandum, bagaimana jika kami cabut ilalangnya? Tuhan menjawab. biarkanlah sampai hari penuaian dan barulah memisahkan gandum dan ilalang.

Saudara yang baik, Calvin dan temen-temen tidak memahami hati Tuha Yesus sehingga berbuat demikian. Saya harap anda memahaminya dengan baik...

 

John sung

 

 

 

 

 

__________________

Jika Kita Hidup, Kita Hidup Untuk Tuhan
Jika Kita Mati, Kita Mati Untuk Tuhan
http://gbiapontianak.blogspot.com

gbiajohnthebaptist's picture

terima kasih komentarnya

Jika Kita Hidup, Kita Hidup Untuk Tuhan Jika Kita Mati, Kita Mati Untuk Tuhan http://gbiapontianak.blogspot.com

 

Saudara Bungul....Tuhan menyuruh anak-anakNya mengasihi sesama manusia dan mengashi musuh-musuh kita bukan membunuhnya. Tuhan ingin kita memberitakan Injil dengan cara yang sopan dan santun bukan dengan kekerasan seperti FPI.

Anda anak Tuhan atau anggota FPI ?

 

thanks

__________________

Jika Kita Hidup, Kita Hidup Untuk Tuhan
Jika Kita Mati, Kita Mati Untuk Tuhan
http://gbiapontianak.blogspot.com

hai hai's picture

Saudara Bungul, Analisa Yang Tajam

Saudara Bungul, analisa yang sangat tajam dan tidak menyebelah. Salut bagi anda.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

hai hai's picture

gbiapontianak Anda MEMBUAL?

Menurut saya Tuhan tidak memakai cara-cara yang tidak baik untuk meraih tujuan yang mulia. Tujuan anda  yang mulia jika mengunakan cara yang tidak mulia menjadikan tujuan anda tidak mulia.

Gbiapontianak, anda yakin tidak sedang membual dengan kalimat anda di atas? Anda yakin tidak membual dengan tulisan anda? Anda yakin tidak menyebar FITNAH? Ha ha ha ... Silahkan klik di sini dan di sini untuk membaca VERSI yang benar tentang tokoh-tokoh anabaptis. Ha ha ha ....

Biarkan pembual terus membual hingga menyangkal bualannya sendiri.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak