Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tuhanku Menangis

Nasaret's picture

TUHANKU MENANGIS

By.Peter Saiya


Kata inspiratif:” Dengan menangis menjadikan kita pribadi yang mempunyai sentuhan rasa)

( Sebuah refleksi peristiwa Paskah betapa hebatnya Tuhan atas Maut)

Di kalvari Tuhanku mengenang sebuah peristiwa terbesar sepanjang sejarah dunia dan tidak bisa terlupakan dan tidak akan pernah di lupakan Karya Surga yang sudah menjadi sebuah agenda BAPA Surgawi  jauh sebelum aku ada dalam rahim ibuku, jauh sebelum ibuku ada dalam kandungan nenekku dan seterusnya dan seterusnya dari generasi sampai ke generasi.  Dalam sebuah kekekalan BAPA Surgawi, jauh menembus dimensi waktu dan roh, Allah  yang Maha dasyat mengatur secara detil dan teratur manisfestasi dirinya menjadi Manusia, dalam Rupa dan wujud  manusia, menjadi manusia dengan Manisfestasi KeAllahan yang sempurna dan sejati, dalam kemanusianNya, tidak menjadi sebuah dominan manusia harafiah, secara spesifikasi Tuhan Yesus merasa lapar ketika jam makan siang, merasa haus ketika kebutuhan minum akan muncul. Paradoks dengan kemanusian kita pasca kejatuhan Adam kedalam dosa dan menjadi sangat kompleks kedagingan kita. KeAllahan Kristus menguasai Kemanusian diriNya sekaligus juga memawikili kita. Sasaran Allah adalah untuk membawa kita kembali kepada diriNya. 

Puncaknya adalah Salib di kalvari menjadi koordinat Allah, ketika AnakNya yang tunggal menjadi  bagian dari diriNya sendiri,  Aku menangis, Allah sedang berbicara dengan diriNya dan melihat betapa beratnya beban yang Yesus harus pikul untuk dosa-dosa umat manusia yang najis dan menjijikan, dengan mengunakan istilah-istilah kejahatan modern, korupsi, prostitusi, perjinahan, kekersasan, premanisme, kejahatan jejaring social, kejahatan  penjualan anak, penjualan wanita, TKI illegal dan pembunuhan karakter  dan masih banyak lagi bentuk-bentuk kejahatan modern namun substansinya adalah sebuah dosa. 

 

Tuhanku menangis, dan Dia masih terus menangis, Ia menangis dan tangisan Tuhanku sudah terdengar sampai ke telingga kita, lihatlah sahabat, kita sementara bertengkar, kita sementara mementingkan diri kita sendiri, kita sangat egois, kita sangat sombong. Kapankah Tuhan berhenti menangis? Sebuah analogi yang mengelitik interpretasi pikiran kita, bagaimana mungkin Tuhanku bisa menangis, theology membatasi Allah hanya pada sebuah doktrin dan dimensi-dimensi ROH,  Kebenarannya seperti itu, Allah adalah ROH.  Keimanan kita melihat jauh melebihi doktrin manusia bahwa Kebenarannya adalah Tuhan Yesus sementara menangis, Dia tidak lagi menangis di Kayu salib, semuanya sudah selesai dilaksanakan.

Tuhanku menangis, tandanya bahwa Dia sementara ada dalam kesedihan yang mendalam, seperti gambaran seorang kekasih yang sementara menangisi kekasih hatinya yang di panggil pulang oleh   BAPA surgawi, terseduh-seduhnya, ia seperti orang yang sementara susah hatinya. Tuhanku sementara menangis melihat kekasih-kekasih hatinya  semakin menjauh dari KediamanNYa. Lihat aku berbicara seperti yang AKU ulangi dalam wahyu 3:20 “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” 

Bukalah hatiku  Tuhan ijinkan aku menerima Engkau Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru slamat-ku secara Pribadi, dan biarlah aku bersama-sama dengan Engkau menangis bagi setiap orang.   Tuhan Yesus memberkati.

 

Sumber:http://petersaiya.blogspot.com/2012/02/tuhanku-menangis.html

 

iik j's picture

Nangis? Ah lebay!

Tuhanku menangis, dan Dia masih terus menangis, Ia menangis dan tangisan Tuhanku sudah terdengar sampai ke telingga kita, lihatlah sahabat, kita sementara bertengkar, kita sementara mementingkan diri kita sendiri, kita sangat egois, kita sangat sombong. Kapankah Tuhan berhenti menangis?

Bukalah hatiku  Tuhan ijinkan aku menerima Engkau Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru slamat-ku secara Pribadi, dan biarlah aku bersama-sama dengan Engkau menangis bagi setiap orang. 

----------

ah kayaknya lebay sekali ini tulisannya...
nangis sama Tuhan...
sori ya...

aku ga mau!

:p