Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

ANAKKU . . . . . . .

Purnomo's picture

Anakku, ketika kamu berteriak marah karena aku melangkah gontai dan menabrak meja, aku ingat ketika kamu dulu berlatih berjalan. Langkahmu gontai, goyah dan ketika kamu terhuyung limbung aku segera meraih dan memelukmu. Berulang kali aku menyemangatimu dan berulang kali aku meraihmu sebelum kamu jatuh. Walau aku lelah tetapi aku senang.

          Anakku, ketika kamu memberikan buku petunjuk karena aku selalu lupa bagaimana menelepon lewat hape, aku ingat ketika dulu kamu setiap hari bertanya bagaimana memutar cd kesayanganmu. Aku senang berulang kali mengulang-ulang mengajarimu karena aku ingin kamu pandai.

          Anakku, ketika kamu menyodorkan piring plastik agar aku tak lagi memecahkan piring karena gemetar tanganku, aku ingat ketika kamu menangis setiap kamu memecahkan mainanmu. Aku selalu memelukmu dan berbisik 'tak mengapa, nanti kita beli lagi yang baru'.

          Anakku, ketika kamu tak lagi meminjamiku surat kabar karena jengkel mendengar tanya 'mengapa'ku, aku ingat ketika dulu kamu juga selalu bertanya 'mengapa' setiap mejumpai benda-benda yang mengherankanmu. Aku selalu menjawab tanyamu karena aku tak ingin menghambat pertumbuhan kecerdasanmu.

          Anakku, ketika kamu memindahkan tempat tidurku ke gudang agar batukku tak lagi mengganggu nyenyak tidurmu, aku ingat ketika dulu kamu sakit batuk dan pilek dan sepanjang malam aku menggendongmu agar lendir tak menyumbat tenggorokanmu. Aku tak merasakan lelah karena bahagia melihatmu nyenyak dalam tidurmu.

          Anakku, ketika kamu melihatku dengan pandangan jengkel dan marah, ketahuilah aku masih tetap mencintaimu seperti ketika kamu kecil dulu.

          Aku tak pernah berhenti mencintaimu.

Alethea25's picture

Galau

 

Pak Pur..... membuat hati theia GALAAAAUUUUUUU...... mamaaaah...

Cry

ijin copas pak

__________________

i just want to settle down in a strom..

Veritas's picture

@Pak Pur, Lapor Komnas HAM saja :D

Itu anak dilaporkan ke komnas HAM saja pak hehehehehe....

Turut prihatin terhadap bapak itu :)

Btw, bapak itu ko sepertinya minta balas jasa atas apa yang dia lakukan kepada anaknya waktu kecil ?

__________________

Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS

http://www.facebook.com/veritasq

tilestian's picture

Tengkyuuuu

Terima kasih, Pak untuk tulisannya....

singkat, padat, jelas, dan mengena... hiks hiks hiks Embarassed

(**sambil berlari dan menciumi ortu)

__________________

God's will be done Smile

kardi's picture

@purnomo, yang seperti ini banyak terjadi ,

@purnomo, dunia memang sudah tua, anak yang tidak lagi menghormati orangtua ataupun sebaliknya banyak di sekitar lingkungan qta.Ya, hari hari semakin jahat, waspadalah.....

Purnomo's picture

Bapak/ibu melaporkan anaknya ke Komnas HAM?

Tak pernah saya mendengarnya.
Susah jadi orang tua karena bagaimana pun anaknya memperlakukannya, jangankan melaporkan ke polisi atau komnas ham - menceritakan kepada tetangganya saja ia tak tega. Ia tak pernah berhenti mencintai anaknya.

Yang sering terjadi adalah anak (melalui orang lain) melaporkan ortunya ke Komnas HAM atau polisi.

Purnomo's picture

True story behind the blog

                Sudah hampir 5 tahun saya keluar dari tim perkunjungan komisi usia lanjut karena tidak tega melihat apa yang terjadi pada orang-orang sepuh, terutama mereka yang dari ekonomi lemah.

               Saya menulis "tempat tidurku dipindahkan ke dalam gudang" berdasarkan kisah yang jauh lebih kejam. Karena hanya bisa berbaring saja dan mengompol, maka untuk praktisnya dia bersama tempat tidur kayunya dipindahkan dekat kamar mandi. Bukan untuk lebih dekat mengangkatnya ke toilet, tetapi agar bisa disemprot air dengan selang air seluruh tubuhnya sekaligus tempat tidurnya.

               Saya menulis "menyodorkan piring plastik" berdasarkan kisah seorang ibu yang ditinggal sendirian di rumah karena anak n menantunya pergi kerja tanpa disediakan "jatah" makan siangnya. Teman saya yang tetangganya suatu ketika mengetahuinya dan lalu diam2 setiap menjelang tengah hari mengiriminya nasi dan lauk pauk. Sebelum anak n menantunya pulang, dia mengambil kembali rantangnya agar tidak dituduh "mentang2 kaya kamu mau menghina aku".

              Suatu kali seorang teman berkabar seorang familinya mau meminta tolong kepada saya untuk membiayai ibunya tinggal di panti wreda. Ia tak mampu lagi merawat ibunya di rumah yang juga butuh biaya obat yang harus rutin diminumnya. Setelah dikurangi perpuluhan, gajinya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Saya berkata, "Suruh familimu menghentikan memberi perpuluhan agar ada uang untuk membeli obat untuk ibunya."
             Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar, "Familiku tidak berani menghentikan perpuluhannya karena itu akan mendatangkan kutuk."
             Saya menjawab, "Bulan depan waktu menyetorkan perpuluhan, setorkan juga ibunya ke gereja."

             Bila saya membawakan renungan di panti2 wreda selalu saya mengingatkan mereka untuk tidak sakit hati atas perlakuan anak2 terhadap mereka. "Bapak dan Ibu telah menunaikan tugas yang Tuhan berikan dengan baik. Titik. Jangan menangis, tetapi berbanggalah karena melalui didikan dan asuhan Bapak dan Ibu mereka sekarang bisa menikmati hidup yang jauh lebih baik daripada orangtuanya."

Debu tanah's picture

@ Purnomo, menelantarkan orang tua demi persepuluhan

[   Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar, "Familiku tidak berani menghentikan perpuluhannya karena itu akan mendatangkan kutuk." ]

Saya heran mendengar ada orang yang memberikan persepuluhan tetapi pelit pada keluarga sendiri (tidak memelihara keluarga). Mereka sama saja dengan orang FARISI ! Yell

Saya sendiri membiayai orang tua dan TIDAK membayar persepuluhan.

Matius

15:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
15:4 Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.
15:5 Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah,
15:6 orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
15:7 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Purnomo's picture

Deta, Sabda Pendeta lebih tinggi daripada Sabda Tuhan

begitulah yang terjadi di gereja2 tertentu.

Ayat referensi kamu persis dengan yang aku pergunakan untuk menyadarkannya, tetapi tak mempan. Aku juga sudah menawarkan untuk mengirimkan ibunya ke panti wreda asal dia mau memberikan uang perpuluhannya kepadaku. Dia menolak.

Syukurlah, karena kalau dia setuju, aku pasti nombok.

Purnomo's picture

Anak - investasi masa depan.

           Veritas berkomentar, "Btw, bapak itu ko sepertinya minta balas jasa atas apa yang dia lakukan kepada anaknya waktu kecil?"

           Tidak demikian, karena saya menutup blog itu dengan kalimat "Anakku, ketika kamu melihatku dengan pandangan jengkel dan marah, ketahuilah aku masih tetap mencintaimu seperti ketika kamu kecil dulu."

          
Tentunya kita tak bisa menutup mata terhadap mereka yang memperlakukan anak2nya sebagai investasi masa depan. Begitu anaknya sudah bekerja, ortu menentukan "setoran bulanan" yang harus dia berikan kepada ortu. Atau, bila mereka sudah drop-out dari SD, mereka disuruh jadi pengemis di traffic light atau berkeliling jadi pengamen membawa kecrek tutup botol.


          Suatu ketika saya diminta teman menawarkan modal kepada seorang tukang becak. Saya ke rumahnya. E, puterinya cantik wajahnya. Saya tanya dia sekolah di mana. Ternyata dia sudah drop-out waktu kelas 1 SMP dan sudah 4 tahun jadi score girl di sebuah rumah bilyard. Saya tawari dia mengambil paket kejar unt mendapat ijasah SMP dan kemudian masuk kursus baby sitter, atau diteruskan mengambil ijasah SMA agar bisa masuk sekolah bidan. Dia setuju, bahkan tahu di mana harus mendaftar dan berapa uang yang diperlukan (berarti dia memang berminat sehingga sudah mencari tahu). Tetapi ibunya tidak setuju karena walau gajinya kecil tetapi tip yang dia dapat bisa mencapai 50 ribu rupiah sehari. Setahun kemudian ibunya (yang satu gereja dengan saya) berkabar puterinya sudah menikah dan dibawa suaminya ke Jakarta. Saya tanya di mana mereka tinggal. Ketika si ibu menyebutkan alamatnya, saya merinding, karena tahu alamat itu ada di daerah Mabes Jakarta.

Alethea25's picture

Hanya Mendengar

sedikit pengalaman, sebagai anak aku juga sadar, terkadang lebih mementingkat pekerjaan, pendidikan, main sama teman, ketimbang sekedar duduk dan mendengarkan ucapan mamah, ucapan mamah memang terkadang kaku, membosan kan, bahkan aku memanggap gak penting (hanya di ulang2)...

suatu hari aku berkunjung ke rumah teman, di rumah teman ku ini, aku melihat seorang ibu yang tiap hari berada di rumah menunggu anak nya pulang, dan saat anak nya pulang, si anak hanya duduk di sofa ruang tamu dan bertanya "mah, ada cerita apa hari ini?" sang ibu bercerita panjang lebar tentang apa yang ia kerjakan hari itu, (jujur bagi ku cerita nya membosan kan, dan aku dapat melihat bahwa teman ku juga menganggap cerita ibunya membosan kan) sampai sang ibu selesai berbicara si anak berkata " bagus lah jika hari ini mamah masih memiliki kesempatan melakukan banyak hal, sekarang sudah malam, waktunya mamah istirahat"  wajah sang ibu menunjukan ekspresi kepuasan padahal si anak sama sekali tidak menanggapi satu pun dari cerita ibunya.

kesadaran yang aku terima dari kunjungan ke rumah teman itu adalah,

mamah ku, mamah mu, hanya ingin di dengar, hanya ingin punya teman bercerita, apa susah nya mendengar ceritanya, tak perlu mengerti isi ceritanya, tak perlu menanggapi satu demi satu curhatan nya, hanya dengarkan saja sampai beliau selesai menceritakan apa yang ingin di ceritakan...

 

__________________

i just want to settle down in a strom..

Purnomo's picture

Thea, Mama kamu mantan penyiar CNN?

Anak balita senang bila kita mendengar ceritanya, entah fakta entah fiktif. Demikian juga orang tua, untuk mengusir rasa sepinya.

Waktu aku di Medan puteriku aku kirim ke Semarang untuk kuliah dan tidur di rumah neneknya. Baru sebulan dia menelepon aku, "Aku mau pindah ke tempat kos saja. Aku tak tahan sama nenek, ceritanya di-ulang2 seperti mantan penyiar CNN saja. Mending kalo dia mantan penyiar MTV."

Hahahaha.

Alethea25's picture

Fakta pak

Itu faktanya pak, mamah ku setiap ketemu selalu membahas masalah yang sama, padahal jawaban ku gak pernah berubah, kadang berfikir "apa mamah gak bosen sama jawaban ku?"kenapa begitu ya??

aku sekarang ngekos, padahal jarak dari rumah sampai kosan gak lebih dari 30 km, hehehe... merasa berdosa, jadi ingin pulang

apa nanti theia seperti itu jika sudah tua??? Tongue out

heheheheee Laughing

__________________

i just want to settle down in a strom..

Rusdy's picture

Bapak Kualat

Kalo saya sih lumrah nanti anak saya nge-gitu-in saya.

Untungnya anak saya, dia masih ada ibunya yang ngebelain. Kalo nggak, udah saya konci di gudang kalo nggak tidur, makan susah, de el el... :)

Purnomo's picture

Rusdi, siap2 tabungan hari tua

aja, untuk bekal kelak kalau sudah tua hidup sendiri.
Kalau hidup bareng anak yang dulu kamu sering kunci di gudang,
kelak dia bisa balas dendam kamu dikunci di deposit box.

Love's picture

Jadi mikir

Sekarang saya tidak (belum) ada anak lagi. Jadi sempat berpikir, kalau aku sudah tua, siapa yang akan gituin aku, ya? (seperti tulisan pak Pur di atas). hehe

Btw, terima kasih atas sharingnya Pak Purnomo. Soalnya saya kadang-kadang sering tidak mau mengerti perasaan ortu. Jadi refleksi lagi, masa tua diizinkan Tuhan agar para anak paling tidak bisa ada sedikit kesempatan membalas kasih ortu (yang tidak bisa terbalaskan).

 

 

 

Pak Tee's picture

Teladan

Mungkin belum ada penelitian tentang orang-orang tua seperti yang Pak Pur ceritakan di atas, apakah mereka dulu juga berlaku begitu terhadap orang tuanya? Atau, katakanlah mereka tidak berlaku begitu, tapi... apakah mereka sudah memberikan teladan kepada anak-anak mereka, bagaimana mereka seharusnya menghormati para orang tua? Dan, apakah mereka dahulu adalah orang-orang tua yang mau mendengarkan anak-anak mereka berbicara... atau, mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka... yang katanya "demi keluarga"? Semoga kita dapat menjadi anak yang berbakti dan menghormati orang tua kita, dan semoga kita dapat menjadi orang tua yang bijaksana!

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

brigidaarie's picture

Mengharukan

Mengharukan sekali membaca tulisan ini. Ga sadar ternyata air mata meleleh di pipi. Ingin rasanya segera pulang ke rumah dan berlari memeluk ibu dan bapak ku. Ijin copas ya pak.