Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Chun Jie

victorc's picture

Shalom, saudaraku. Sebagian di antara kita mungkin bertanya: bolehkah ikut merayakan Imlek sebagai orang Kristen? Mari kita bahas sekilas tentang latar belakang Chun Jie dan juga tanggapan alkitabiah.

Latar belakang
Perayaan ini, biasanya dirayakan di bulan Februari, dan berhubungan dengan tibanya musim semi. Setelah musim dingin yang gelap dan dingin, kehadiran musim semi secara tradisional disambut dengan sebuah perayaan. Terutama di zaman dahulu, saat listrik belum ada, musim dingin sangat gelap dan dingin, kehadiran musim semi adalah peristiwa besar untuk dirayakan.
Dalam konteks inilah Chun Jie, juga dikenal sebagai Perayaan Musim Semi, Tahun Baru Lunar atau Tahun Baru Cina dirayakan. Perayaan ini menandai permulaan musim semi dan saat untuk merayakan kehidupan baru yang akan dimulai.

Sejarah yang bersifat mitos
Mitos yang melingkupi perayaan Chun Jie menyebutkan bahwa di zaman dahulu ada seekor binatang yang sangat menakutkan, yang disebut "nian" (sebuah kata Cina yang berarti tahun). Binatang ini tidur sepanjang tahun, bangun hanya untuk masa yang singkat.
Setelah tidur panjang hampir sepanjang tahun, ia akan bangun dalam keadaan lapar dan menjelajahi daerah tersebut untuk mencari yang bisa dilahapnya. Sekalipun takut terhadap binatang itu, orang-orang di daerah tersebut segera mengetahui bahwa binatang itu takut terhadap sinar yang terang, suara yang keras dan warna merah.
Karena itu, pada malam saat binatang itu bangun dari tidur panjangnya, mereka berkumpul dalam beberapa kelompok keluarga untuk mengamankan diri.
Semua lampu di rumah dinyalakan untuk mengusir binatang itu dan petasan dipegang di tangan untuk menakutinya. Mereka juga menggunakan pakaian berwarna merah dan menggantungkan kain merah dan lampu-lampu di pintu mereka. Sebagai tambahan perlidungan bagi anak-anak, mereka diberikan kantong merah kecil.
Banyak kebiasaan-kebiasaan adat yang dihubungkan dengan Chun Jie, di antaranya yang utama adalah makan malam bersama.

Tanggapan Alkitabiah
Makan malam bersama adalah sebuah tradisi yang baik untuk dipertahankan, khususnya, karena sebagian besar dari kita sering terlalu sibuk dengan kegiatan kita sehingga sulit untuk berkumpul bersama sebagai satu keluarga.
Namun demikian, kita tidak boleh percaya pada tahayul mengenai makanan yang berlebihan yang tidak dapat dihabiskan sekeluarga. Tindakan ini tidak dapat menjamin bahwa kita akan mempunyai makanan yang berlimpah di tahun mendatang.
Sebagai orang percaya, kita mengandalkan Tuhan untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari dan adalah janji-Nya bahwa Dia tahu segala kebutuhan kita dan akan selalu menyediakannya (Mat. 6:25-34).

Penutup
Merayakan Chun Jie tidaklah salah bagi orang-orang Cina Kristen, dan menghargainya sebagai warisan budaya. Namun kita harus memilih antara mempertahankan bagian-bagian Chun Jie yang dapat diterima dan menolak hal-hal yang tidak dapat diterima berdasarkan pertimbangan Alkitabiah...

"...ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman." (I Timotius 1:4)

versi 1.0: 15 februari 2018, pk. 10:51
VC

Referensi:
(1) Daniel Tong. Pendekatan alkitabiah pada tradisi dan kepercayaan Cina. Pustaka Sorgawi: 2003.

__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique