Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Makna lima roti dan dua ekor ikan

victorc's picture

(The meaning of five loaves of bread and two fishes.)

Teks: Mat. 14:14-20
    14  Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. 
    15  Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." 
    16  Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." 
    17  Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." 
    18  Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." 
    19  Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. 
    20  Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. 

Shalom, saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan Yesus. Tentu kita semua pernah mendengar kisah yang sangat terkenal ini tentang mukjizat yang Yesus lakukan yakni memberi makan lima ribu orang lebih, Matius 14:14-20. Begitu seringnya kita mendengar kisah ini, sampai kita merasa sudah tahu semuanya. Tidak perlu belajar apa-apa lagi.
Demikian juga dengan saya, merasa cukup memahami kisah ini.
Namun, beberapa hari lalu, ketika merenungkan kisah ini, puji syukur, Roh Kudus memberikan saya pengertian baru tentang makna kisah ini, khususnya penerapannya dalam kehidupan kita sekarang. Inilah yang ingin saya bagikan dalam artikel singkat ini.

Makna lima roti dan dua ekor ikan
Kita sering menyangka bahwa kisah mukjizat ini hanya terjadi sekali di masa lampau, dan tidak bermakna apa-apa bagi kehidupan kita di abad ke-21 ini. Itu tidak benar.
Roh Kudus menyingkapkan kepada saya, bahwa kisah ini berisi pengajaran tentang bagaimana kita dapat berjalan dengan iman dan melayani Tuhan dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat kita pelajari:
1. "belas kasihan"- dalam melayani, kita mesti mulai dengan memiliki hati seperti Yesus. Ia begitu peduli dan berbelaskasihan kepada orang banyak.
2. Sebagai murid, seringkali kita tidak peduli dengan kebutuhan orang lain. "Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
3. Namun, apa jawab Yesus? - "kamu harus memberi mereka makan." Artinya, Tuhan ingin kita mau peduli akan kebutuhan orang-orang yang kita layani.
4. sebagai murid, kita mesti belajar jujur dengan apa yang ada pada kita, kejujuran adalah awal dari pelayanan yang bermakna. - "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
5. Ternyata Tuhan tidak mempermasalahkan keterbatasan kita, asalkan kita mau datang kepada-Nya dengan kejujuran. Tuhan menerima persembahan terkecil bahkan dua peser uang dari seorang janda. Tuhan melihat hati, bukan melihat keterbatasan kita. Inilah jawab Yesus: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
6. Lalu selanjutnya biarkan Tuhan berkarya dengan bebas. Janganlah kita membatasi kuasa Tuhan dengan iman kita yang kerdil.
7. Tugas kita hanyalah taat akan perintah-Nya. Jika Tuhan ingin kita membagi-bagikan kepada orang banyak, ya ikuti saja. Meski jalan pikiran kita mengatakan bahwa mustahil lima roti dan dua ikan akan cukup untuk 5000 orang, ya lakukan saja. Yesus "memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Penutup
Kiranya kita dapat belajar sesuatu bagaimana kita dapat melayani banyak orang dengan cara Kerajaan Sorgawi, baik sebagai pribadi, sebagai keluarga, maupun sebagai gereja.
Kita mesti mulai dengan memeriksa apa yang ada pada kita, lalu membawanya ke kaki Yesus. Selanjutnya biarkan Dia memakai talenta kita seturut kehendak-Nya.
Itulah makna kata "huparcho," lihat Lukas 8:3. Meski terjemahan LAI untuk ayat ini bunyinya: "dengan kekayaan mereka," sesungguhnya makna kata aslinya adalah: "mereka melayani Dia dengan apa yang ada pada mereka."
Penerapan:
a. Sebagai pribadi, misalnya kita tidak memiliki banyak hal. Tapi kita punya sedikit talenta bermusik atau bernyanyi. Serahkanlah itu kepada Tuhan, bawalah itu ke kaki Yesus. Berdoalah: "Tuhan, saya ingin melayani-Mu. Tapi saya tidak punya banyak hal, hanya sedikit talenta bermusik dan menyanyi. Kuserahkan talenta ini kepada-Mu, pakailah hamba-Mu sesuai dengan rencana-Mu." Maka Tuhan akan menggunakan Anda secara luarbiasa.
b. sebagai keluarga atau gereja, mungkin Anda melihat bahwa tidak banyak yang Anda miliki. Namun periksalah juga, apa saja yang ada padamu. Lalu bawalah "lima roti dan dua ikan"-mu itu ke kaki Tuhan Yesus, serahkanlah itu kepada Tuhan agar Dia menggunakannya sekehendaknya. Maka Anda akan melihat pelayanan Anda menjadi berkat bagi banyak orang, jauh melampaui yang dapat Anda bayangkan.

Kalimat kunci: Tuhan tidak melihat keterbatasan Anda. Cukup bawalah apa yang Anda miliki ke kaki Yesus, dan biarkan Tuhan berkarya jauh melampaui keterbatasan Anda.

 Ayat penutup: Lukas 1:37
"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Versi 1.0: 29 oktober 2017, pk, 16:58
Versi 1.1: 30 oktober 2017, pk. 9:59
VC
Dari hamba yang tidak berguna.

__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique