Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

“Onde-Onde” Bu Tris Penjual Soto

Pestaria Happy's picture

Suatu ketika seorang anak berusia 3 tahun berkata kepada ibunya, “Ma, tangkap aku ,”katanya sambil mengambil ancang-ancang untuk melompat dari kursi. Tak ada keraguan sedikitpun dalam wajahnya.Tampak raut kekuatan dengan keyakinan yang kokoh. Tangan yang siapterulur untuk bergantung dan menaruh seluruh tubuhnya.Senyum lebar tanpa keraguan muncul. Tak terpikir olehnya apakah mamanya sanggup? apakah mama kuat untuk menopang seluruh tubuhku ? yang ada hanya kepercayaan penuh akan kekuatan yang luar biasa.

Kepercayaan penuh tidak jauh berbeda dengan kebergantungan yang mutlak. Memang mudah untuk berkata “percaya” namun untuk melakukan, tidaklah semudah ketika bibir berucap. Kita perlu belajar kepada seorang anak kecil berkaitan dengan kepercayaan. Kemurnian pikiran membuat anak kecil mudah untuk mempercayai dan menaruh kebergantungannya kepada orang yang lebih tua. Seperti seorang anak dengan ayahnya, seorang ibu dengan putrinya demikian seharusnya kita bergantung penuh kepada Tuhan.

Kepercayaan tidak dapat lepas dari iman. bukti iman yang kuat dan bertumbuh adalah bagaimana seorang insan memiliki kebergantungan penuh kepada Tuhan dalam setiap langkah kehidupannya. Kehidupan tidaklah seperti sebuah “Onde-onde” hangat dari warungnya ibu Tris penjual soto. Mendengar kata onde-onde membuatku merasa “nek”. Dari bentuk dan baunya tidaklah menggoda selera. namun semuanya berubah ketika seorang tamu datang ke rumah dengan membawa sekotak onde-onde hangat.Kupaksakan diriku melihatnya walau tak suka.

Kuulurkan tangan menjangkaunya. Hati tak ingin meraih,sepasang mata melihatku dan setengah memaksaku mencicipi sang Onde-onde. Ketika sampai dimulut, gigi menggigit dengan keras tapi semuanya sia-sia karena tak perlu hentakkan keras. Onde-onde itu begitu lembut, hangat, rasa kacang terasa manis dan enak. Tak terbayang olehku betapa lezatnya kue ini. Tak terasa tiga biji telah kulahap tanpa “tedeng aling-aling” alias tak ingat siapa-siapa. Pokoknya “Wuenak tenan”. Rasa penasaran menyelinap dalam pikiranku, dimana membelinya. Tanpa menunggu waktu keesokkan harinya, kudatangi warung bu Tris si penjual soto. Mulai dari membuat sampai onde-onde tiba dimulutku serasa hidup ini indah tak ada masalah. Semuanya senyaman onde-onde buatan bu Tris ditambah dengan segelas kopi yang harumnya membuat kita tak mudah untuk melupakannya.

Seandainya kehidupan seenak “onde-onde” pastilah setiap orang ingin hidup seribu tahun lagi. Tapi kenyataannya kehidupan tidaklah seindah dan seenak itu. Di dalamnya ada pergumulan, kekuatiran, ketakutan dan sejuta perasaan yang membuat orang kehilangan kepercayaan kala semuanya menghampiri. Kita sudah berusaha untuk baik dengan semua orang. Berusaha mempraktekkan ajaran dari Norman Vincent Peale “Berpikir Positif”. Melakukan kehendak Tuhan dalam setiap aspek hidup.Namun semuanya tetap tak seperti yang kita harapkan. Orang memperlakukan kita dengan seenaknya. Saling menjegal, menyalahkan bahkan tak segan untuk menyatakan sesuatu yang tidak kita lakukan. Hati terasa geram, bibir ingin mengumpat, tangan ingin membalas, tapi mungkinkah semuanya ini ?

Kitab yang membawa pada kehidupan berkata,” Hanya ada satu pembuat hukum dan hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?”. maksudnya tidak ada hak bagi kita untuk menghakimi mereka yang berbuat tidak seharusnya kepada kita.Kebergantungan kepada Tuhan atau kepercayaan kita dibuktikan dengan bagaimana kita bergantung penuh bahwa Tuhan bertanggung jawab atas hidup kita dan Ia tahu menghukum mereka yang bertindak tidak adil.

Salah bukti kebergantungan kita kepada Tuhan dibuktikan dengan bagaimana kita menaruh percaya dan kepercayaan bahwa Ia adalah Tuhan yang bertindak adil untuk membalas setiap perbuatan orang. Jangan mencoba untuk mengambil alih apa yang menjadi hak Tuhan dalam hidup kita. Belajarlah untuk percaya walaupun untuk itu tidak ada dasar untuk berharap. Jangan berhenti berharap... teruslah bergantung penuh kepada Sang Pencipta.

Ari_Thok's picture

Mau Donk Onde-ondenya

Pagi-pagi baca onde-onde nya di warung Bu Tris bikin ngiler. Lama gak makan cemilan model ini. Happy, ceritain cara membuatnya donk, kan sudah survey ke dapurnya kan? :) Memang benar, hidup seringkali gak sesuai dengan harapan kita, jadi inget kata-kata Pak Robby Chandra, yang penting bagaimana kita mencoba memaknai setiap hari hidup yang kita jalani, entah itu enak, entah itu tidak enak.

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

Pestaria Happy's picture

onde-onde.... onde-onde...han

onde-onde....onde-onde...hangat.....enak....

ini pertanyaan yang sudah dijawab karena memang aku gak bisa gawenya. ngertine cuma makan aja. kalau mas ari mau ayo main ke Jember... aku yang traktir.... pasti ketagihan. hidup itu harus terus dimaknai, karena kita ada di dunia ini memiliki tujuan dan maksud untuk mempermuliakan Allah melalui bagaimana kita memaknai hidup ini. maju terus mas ari... aku tunggu tulisan berikutnya.

Ari_Thok's picture

Kirain Mencatat Resepnya

Tanpa menunggu waktu keesokkan harinya, kudatangi warung bu Tris si penjual soto. Mulai dari membuat sampai onde-onde tiba dimulutku serasa hidup ini indah tak ada masalah. 

Tak pikir dari kata-kata tersebut Happy tahu resepnya, dicatat lah paling tidak yang dilihat, hehe.

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*