Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sampah di Ujung Gang

iik j's picture

Aku tinggal di sebuah perumahan yang... yach lumayan bagus untuk kota Semarang. Perumnas di ujung kota Semarang, tapi tipe rumahnya lumayan gede-gede. Masing-masing rumah minimal mempunyai satu mobil atau paling tidak satu motor. Tetapi khusus rumah kami cuma punya 1 BMW (bebek merah warnanya), 1 anjing campuran kampung hitam nakal, 2 kura-kura kecil, 1 ikan mas koki kecil karena yang lain pada mati, 3 ikan patin hitam, dan 5 manusia.

Dulu sekali..., 3 atau 4 tahun yang lalu, sebelum jumlah motor menggila seperti sekarang, aku mempunyai banyak teman untuk diajak berjalan bersama kalau berangkat kerja dari kampung perumahanku yang terletak dekat jurang itu menuju ke ujung gang yaitu jalan besar yang banyak dilalui angkutan kota atau mikrolet.

Sekarang, semua teman-temanku itu sebagian sudah pada kabur karena rumah mereka ‘pas’ kena jalur Tol Semarang Solo, dan sebagian lagi sudah punya motor kecuali aku. Alasanku sih, karena banyak tugas luar kota jadi ngapain pelihara motor kalau nggak dipakai dan dirawat (halah!!), disamping males ngeluarin duit buat kredit (dasar pelit), dan juga mendingan nebeng daripada nyetir sendiri, ‘kan aku kurus kasihan kalau kabur tertiup angin (alasan tepat untuk ngeles... he he he). Jadi sampai sekarang, cuma tertinggal aku yang asyik jalan sendiri dari rumah ke tempat nyetop angkot.

Parahnya, ujung jalan itu adalah tempat transit pembuangan sampah dari orang-orang se perumahan. Jadi setiap saat ada bak sampah warna oranye yang nongkrong di situ dengan suksesnya dengan bau yang ehhhmmmmm.... (apalagi kalau habis hujan... whihiiii). Memang sih, setiap pagi bak oranye itu diangkut ke TPA, tapi akan ada lagi ganti bak oranye lain yang menggantikannya. Nah, tepat di dekat bak sampah oranye itulah banyak orang dari dalam kampung perumahan pada nunggu angkot. Bayangin aja...

Cuma, 1 tahun terakhir ini, aku pindah tempat nongkrongnya, yaitu persis di gang sebelah nya bak oranye itu, nggak jauh-jauh amat sih, dan jelas aja masih bisa mencium bau harumnya,... tapi paling nggak, nggak lagi ada lalat yang ikutan nebeng celana jeans dan terbawa naik angkot. Hihhhh....

Tak ada yang tahu bagaimana asal mulanya bak sampah itu ada di sana, sepertinya sih memang udah ada dari jaman baheula, sejak aku pindah Semarang tahun 94 yang lalu, dan terus ada sampai sekarang. Herannya, ada penjual martabak, Kue Bandung, Roti Bakar, bahkan 3 Warteg dekat-dekat situ, dan banyak pula yang beli hi hi hi...

PAGI,
Waktu aku meloncat naik ke salah satu angkot langganan yang ‘mas sopir’ nya udah kenal bertanya padaku, “Perumahan keren kok bak sampahnya di pinggir jalan kayak gini sih mbak? Dan mbak kok nggak risi ‘sih saban hari ketemu sampah, para pemulung, dan bau yang kayak begini”

Aku menjawab mas angkot itu, “Wah mas, emang banyak orang males dekat-dekat sampah, ngurusi sampah, padahal sampah itu ‘kan juga dihasilkan dari rumah mereka. Tapi kalau nggak ada tempat kayak begini, jurang dekat rumahku pasti dah berganti jadi dataran sampah. Kalau bisa milih, nggak mau tinggal di sini, nyetop disini, dan nggak ada pemulung yang mau jadi pemulung, semua orang maunya kaya, keren, dan hidup enak” Jawaban yang nggak nyambung memang, tapi yaaa... begitulah!!

Tiba-tiba aku teringat satu teman yang dulu sering bareng naik angkot juga dan memberikan pertanyaan aneh padaku, saat melihat aku menyapa salah satu orang, sebut saja namanya Nana. Perempuan ini, yaaah... waktu itu aku belum tahu persis kehidupannya, tapi dandanannya ‘alamak’... wanginya... rambutnya dicat warna warni... rok-nya... bajunya... he he he .. Sekali melirik, orang langsung tahu, ini jenis ‘Rahab’ dan semula aku juga menganggapnya demikian, tapi waktu aku mulai bicara, mulai berteman, mulai bersahabat, mulai melihat ‘adakah kemungkinan bagi Injil untuk masuk disitu?’ aku mulai serius dengannya hingga beberapa bulan, sampai akhirnya dia menghilang entah kemana.

Kembali ke temanku itu tadi, waktu itu dengan nggaya bertanya, “Heh ndes!! (sapaan kasar khas Semarang), aku tahu kamu seneng berteman, tapi mbok ya kira-kira, cewek kayak begituan diajak duduk bareng, ngobrol, dan ketawa ketiwi. Kowe mikir dong, orang nanti lihat kamu tu’ sama aja dengan dia!!”

Aku langsung naik darah waktu itu, “Heh!! Kamu kira-kira kalau ngomong dong! Aku nggak mau peduli kata orang!! Emang hidupmu lebih baik dari dia? Lebih suci? Ke gereja aja males! Baca Alkitab nggak pernah!! Sok banget lagi!! Kalau nggak ada yang mau ngajak bicara orang kayak dia, kamu pikir bagaimana dia bisa dimenangkan? Kamu pikir Tuhan bisa datangin orang gitu aja berduyun-duyun ke gereja tanpa umatNya melakukan apa-apa? Trus, di gereja ketemu orang-orang belagu kayak kamu gitu? Lagian kamu pikir aku dulu juga nggak sama berdosanya kayak dia? Emang beda jenisnya, tapi sama dosanya!! Ngaca dul!! Kalau mau bicara dipikir dulu!!” Sejak itu aku tak bertemu lagi dengan temanku itu, he he he ...

SIANG,
Seseorang teman yang kukenal buruk tabiatnya, datang ke kantor dan bercerita tentang Pen-Caleg-an dirinya di salah satu partai politik.

“Pokoknya enak nyaleg di Parpol yang satu ini, gratis!! Nggak ada bayar-bayar dulu, kayak yang di sono, masak Partai X itu kalau mau incar kursi PROVINSI harus bayar 500 juta dan untuk KOTA 50 juta. Gila!! Lagian enak disini, visi misi, tatanan administrasi, bla ... bla... bla... enak dan nggak neko-neko, kayaknya ini partai yang bagus neh... kamu dukung aku ya di sini...”

Aku menjawabnya, “Halahh!! Sami mawon!! Banyak orang juga bicara kayak begitu di awal, semua maunya enak, ntar lihat aja kalau dah nongkrong di kursi DPR sana, ha ha hi hi hi... nggak bakal peduli lu’ sama sampah-sampah kehidupan masyarakat!! Janji-janjimu juga paling gombal semua!! Nggak usah nyangkal!! Aku udah lihat 100an lebih Caleg langsung ngadep pakai mata tahun 2004 lalu di sini, nggak lihat di televisi!! Mereka bilang perjuangan mereka untuk kemuliaan Tuhan, berjuang untuk kekristenan!! Berapa banyak yang benar-benar 'berdiri' menentang ketidak benaran di Senayan? Omong doang... Apalagi kamu nanti? Mereka juga kayak kamu di awal-awal kampanye, ntar... whekkkk!! Sedot terus duitnya, ambil terus proyeknya, tanda tangan ini dan itu supaya lu’ tambah kaya, dan berharap mati masuk surga karena merasa telah berjuang bagi bangsa!!! Ha ha ha ha... mari kita bicara fakta sobat... fakta dan nyata!!!” mukanya langsung merah padam nggak karuan tapi aku cuek aja... ih males banget... cape deh!!!

SORE,
Di pameran buku di kota Semarang. Aku dan seorang teman, keliaran kesana kemari lihat-lihat (lagi pengiritan jadi cuma lihat doang). Nggak ada buku Kristen yang menarik, menantang dan sangar! Semua cuma “pelajaran roh, berkat, dan sejenisnya” dan tidak ada yang membangkitkan semangat kekristenan!! Buku-buku yang penulisnya pada suka dibicarakan di sini juga, hi hi hi... Di situ aku bertemu dengan satu orang teman lagi, akhirnya duduk nongkrong dan mulai bicara tentang ‘hidup’

“Bagaimana hidup kekristenan kamu? Apakah Injil yang kamu punya ini juga kamu beritakan ke orang lain juga?” tanyaku

“Iya!” jawabnya

“Oya? Dimana?" tanyaku ingin tahu

“Di Komsel, sama-sama teman di gereja!!”

“Itu namanya sharing neng... kalau di luar itu? Dengan orang ‘asing’ di luar gereja?”

“Nggak pernah! Itu tugas gereja kan? Mereka yang undang dan jangkau orang-orang ‘di luar’ dengan berbagai macam acara ‘kebaikan’ dan kita nginjilnya di komsel aja!”

“What’s!!!? Lalu kehidupanmu pribadi? Adakah hasrat yang menggebu-gebu untuk melihat orang lain diselamatkan ataukah biasa aja?”

“Biasa wae tuh!! Nggak ngapa-ngapain...” jawabnya sambil mulai salah tingkah

MALAM,
Bersama temanku nongkrong di pelataran depan Java Mall dengan satu orang lain lagi yang baru saja 3 hari yang lalu bertobat dan menerima Yesus Kristus, dan berkomitmen untuk hidup sungguh-sungguh dengan Tuhan, dengan semangat dia bercerita

“Wah mbak, aku belum pernah semangat seperti ini sebelumnya lho. Aku dulu ‘sih Kristen, tapi kok nggak berani kasih kesaksian kepada bapakku yang tidak beragama itu... tadi pagi aku langsung kesaksian lho perubahan hidupku sama dia... bla bla bla...”

Sambil tersenyum senang, satu hal sederhana yang terpikirkan olehku saat itu adalah, orang ini, memang yang dilakukannya masih sedikit, bagi banyak orang lain mungkin nothing, nggak berarti apa-apa, disingkirkan, seperti sampah yang dihindari, tetapi ternyata dia potensi luar biasa bagi Kerajaan Sorga, kalau dia terus setia sampai akhir, dia akan menjadi salah satu sinar terang di tengah kegelapan sekelilingnya.

Ya, sampah itu memang berbau, tapi YESUS KRISTUS menjadikannya ciptaan baru yang luar biasa, dan spesial di mataNya!! II Korintus: 5:17, Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Yesus Kristus, bukan hanya Tuhan, Juru Selamat, Penjala manusia tetapi juga teladan seorang ‘pemulung’ bagiku, yang menjadikan ‘sampah-sampah dunia yang berbau busuk’ menjadi CIPTAAN BARU yang luar biasa, termasuk aku!!! =)

hiskia22's picture

@ iik

Aku juga sampah yang telah diubah oleh Yesus menjadi inadah God bless
__________________

GBU

iik j's picture

@ Hizkia 22, sama dong..

Yup sama dong, BTW, terus luar biasa, dan tetap semangat ya.. GBU To Love God Is To Obey God
ely's picture

@Iik, Ujung gang

Membaca tulisan mba ik, Saya jadi ingat waktu kost didalam gang kecil, yang salah satu ujungnya bertepatan dengan bak sampah, Sama seperti cerita mba ik, di ujung gang itupun banyak penjual yang menjajakan makanannya, salah satunya warung tempat dimana saya sering membeli makanan, Aneh bin ajaib, warung itu tetap ramai dengan pengunjung, Saya sadar bahwa warung itu bisa jadi sudah terkontaminasi dengan lalat-lalat sampah yang mungkin sudah hinggap makanan yang dijajakan, Namun mau bagaimana, itu salah satu warung terdekat, terlaris, terenak dan termurah .....(apalagi kalau akhir bulan) he3, Mungkin seperti ini gambaran salah satu sisi kehidupan manusia yang selalu ingin hal praktis tanpa memperhatikan bahwa kepraktisan itu membawa penyakit ... Bersyukur saya tidak berlama-lama kost di gang itu, Namun sepertinya akan tetap tergoda bila suatu saat melewati diwarung tepat saat lapar, he3....
__________________

Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...

iik j's picture

@3m1, jangan sampai salah pilih tempat makanan

Ya, 3m1, tetapi jangan sampai salah pilih tempat makan karena keburu lapar dong... To Love God Is To Obey God
iik j's picture

@ Unta, salah posting komentar ya...

Dear Unta, kayaknya anda salah posting komentar neh.. nggak di blog saya (apalagi yang ini) kalau mau memperdebatkan hal hal yang tidak bisa anda terima tanpa dibukakan pewahyuan oleh TUHAN Yesus Kristus sendiri, karena hanya akan membuat pembicaraan/perdebatan yang tanpa akhir. Jadi maaf, saya tidak bisa menanggapi komentar anda. Terima kasih To Love God Is To Obey God
ce_zixc's picture

sampah

hm...gitu dech iik@ aku tidak lah bau nya dengan sampah2 yg selalu diangkat /diangkut oleh pak.berbaju orange...tp luar biasa aku diangkat oleh pak.berbaju orange yang berjubah kemuliaan yaitu my babe jesus unta@ anda itu bisa nya copy faste...copy faste..doang malu dunz ngx punya insfirasi...soryborymory
__________________

hm...gitu dech

iik j's picture

ce_zixc

Sip...

ayo bantuin angkat sampah yang lain...

GBU

To Love God Is To Obey God