Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

APOLOGETIKA KRISTEN---Pencipta dan ciptaan

Vantillian's picture
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Yesaya 42:8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.
 
Yesaya 46:9 Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,
Yesaya 46:10 yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,
 
Roma 1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
 
Kolose 1:15-16 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
 
Kita mengetahui hanya ada SATU Pencipta di alam semesta ini. Dialah TUHAN, Allah yang menyatakan Diri melalui penyataan Alkitab. Dialah Pencipta segala yang ada, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Karena itu, Dia menopang segala sesuatu yang ada. Ciptaan ditopang oleh Pencipta. Ciptaan BERGANTUNG PENUH kepada Pencipta. Inilah dasar apologetika kristen yang penting. Salah memahami hubungan ini, akan mengakibatkan penekanan kepada kemuliaan ciptaan dibandingkan dengan kemuliaan Pencipta. Bukankah dosa berarti kehilangan kemuliaan Allah, karena ingin menjadi seperti Allah? Segala kemuliaan ciptaan adalah refleksi dari kemuliaan Pencipta. Tanpa bergantung dan berada di dalam kemuliaan Pencipta, ciptaan tidak ada gunanya. Ciptaan yang memuliakan diri adalah suatu penghinaan bagi Pencipta, karena ciptaan dicipta dalam kondisi BERELASI dengan Pencipta. Hanya Pencipta yang dapat berelasi di dalam diriNya. Ciptaan memerlukan Pencipta untuk BERADA dan menemukan TUJUANNYA. Pencipta TIDAK MEMERLUKAN ciptaan untuk membuktikan eksistensi diriNya.
 
KEMULIAAN PENCIPTA dan CIPTAAN
Kemuliaan Pencipta berbeda dengan kemuliaan ciptaan. Kemuliaan Pencipta tercermin dalam ciptaannya. Kemuliaan ciptaan TIDAK TERPISAHKAN dari kemuliaan Pencipta. Relasi ini penting untuk menjelaskan dasar iman kristen. Ketika Hawa MELANGGAR Firman Tuhan, ia telah kehilangan kemuliaan Allah ( Pencipta ). Ketika ciptaan kehilangan kemuliaan, maka kemuliaan ciptaan tidak dapat kembali dengan usaha ciptaan. Karena kemuliaannya TERGANTUNG PENUH kepada Pencipta. Sang Pencipta harus mengambil jalan dengan mengembalikan kemuliaan ciptaan, yaitu melalui PERANTARA yang ESA, Sang Anak, yang adalah kemuliaan Allah itu sendiri 
 
Roma 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
 
Ibrani 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
 
KEDAULATAN PENCIPTA
 
Ketika ciptaan selesai diciptakan, maka ciptaan sepenuhnya TUNDUK kepada hukum, peraturan dan perintah dari Pencipta. Pencipta berdaulat secara bebas dalam diriNYA. Pencipta melakukan segala yang berkenan kepadaNya. Karena Pencipta adalah KEBENARAN itu sendiri. Ciptaan tidak bisa memenuhi standar ini, karena semua tindakan ciptaan HARUS berkenan kepada YANG DI LUAR DIRINYA. Ketika setiap ciptaan melakukan sesuatu yang berkenan pada dirinya sendiri, maka tatanan akan menjadi kacau. Bukankah kalau setiap orang melakukan apa yang dikehendakinya secara bebas, maka dunia akan menjadi kacau? Ciptaan memerlukan BATAS untuk menjadi dirinya sendiri, yaitu esensi ciptaan yang HANYA dapat dipenuhi dalam kedaulatan Pencipta. Seorang anak memerlukan batas untuk dapat melakukan apa yang dikehendakinya supaya relasi orang tua dan anak tidak menjadi kacau. Anak mesti tunduk kepada kedaulatan orang tuanya untuk dapat memenuhi standar keanakannya. Sama seperti Yesus, Sang Anak, tunduk dan taat kepada kedaulatan dari Sang Bapa.
 
Mazmur 115:3 Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!
 
Matius  11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
 
Yohanes  5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
 
Relasi inilah yang menjadi titik penyerangan dari Iblis, dimana mengacaukan relasi Pencipta-ciptaan sehingga manusia tergoda untuk menjadi seperti Allah. Relasi kedaulatan Pencipta digugat oleh ciptaan sehingga dosa masuk ke dalam tatanan ciptaan. Dan dalam keberdosaannya, semua ciptaan merasa menjadi seperti Allah, yang sanggup MENGANDALKAN DIRINYA sendiri. Ciptaan yang berdosa mengganggap dirinya adalah STANDAR PENGETAHUAN tentang YANG BAIK dan YANG JAHAT. Hal ini merupakan suatu tanda dimana ciptaan memutlakkan dirinya menjadi penentu yang baik dan yang jahat.
 
Kejadian 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
 
Hanya Pencipta yang mengandalkan diriNya dalam memenuhi segala keberadaanNya. Hanya Pencipta yang dapat BERADA dalam diriNya secara sempurna dan tidak bercacat cela. Hanya Pencipta yang merupakan tempat dimana semua ciptaan harus terikat penuh. Dialah Pencipta satu-satunya. Tidak ada pencipta lain, tidak ada yang dapat menandingiNya. Semua ciptaan yang diciptakan kembali oleh ciptaan adalah berhala dan hampa di hadapanNya. 
 
KESUKAAN PENCIPTA
 
........yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku. ( I Timotius 1 :11)
 
Ciptaan diciptakan sebagai cermin kemuliaan dan kesukaan Pencipta. Itulah NATUR dari ciptaan. Hanya di dalam Penciptanya, ciptaan dapat menemukan kemuliaan dan kebahagiaan. Karena itulah tujuan ciptaan dibentuk, yaitu menyukakan Pencipta. Apakah dengan menyukakan Pencipta, maka ciptaan TIDAK AKAN bersukacita? Itulah bibit pemikiran dimana relasi pencipta-ciptaan dirongrong, yaitu ketika kita memikirkan bahwa Pencipta adalah egois, karena memikirkan sukacitaNya, bukan sukacita ciptaan. Bukankah dosa masuk ke tatanan ciptaan karena manusia mencari apa yang SEDAP baginya? Apa yang bisa membahagiakan dan menyukakan dirinya sendiri?
 
Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakanny
 
Banyak ciptaan yang tidak rela berada di dalam kondisi HARUS menyukakan Pencipta, karena mengganggap bahwa ciptaan telah diberikan HAK untuk hidup bahagia sendiri. Dan akhirnya ciptaan mengambil jalan untuk tidak menyukakan penciptanya. Inilah dasar untuk menciptakan relasi yang kacau. Ciptaan sering tidak mengetahui, bahwa dengan menyukakan pencipta, maka itulah dasar sukacita sejati dari yang diciptakan.  
 
Mazmur 104:31 Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!
 
Ketika ciptaan tidak memikirkan sukacita sendiri, tetapi memikirkan sukacita Pencipta dan ketika ciptaan hanya memikirkan apa yang dikehendaki Pencipta, maka ciptaan akan berseru bersama dengan pemazmur :
 
Mazmur 104:34 Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN.
 
Sukacita, kebaikan, kebenaran, kebahagiaan sejati adalah di dalam diriNya sendiri, karena jika tidak begitu, maka Pencipta harus mencari tujuan di luar DiriNya. Hanya ciptaan yang dikondisikan seperti ini.
 
Kekudusan merupakan kemurnian moral Allah yang kekal. KehendakNya menghendaki diriNya sendiri sebagai tujuanNya sendiri. Kebenaran merupakan konsistensi diri internal dari keberadaan Allah. ( Cornelius Van Til )

HIKMAT PENCIPTA 
 
Roma 11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Roma 11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
 
Perbedaan penting dalam Pencipta-ciptaan adalah hikmat pengetahuan Pencipta adalah sempurna di dalam diriNya sendiri. Tidak ada yang bisa menasehatiNya dan berdaulat atas keputusanNya. Allah melakukan segala yang dikehendakiNya berdasarkan kerelaan kehendakNya dan kebijaksanaanNya. Tidak ada pengetahuan dari ciptaan yang bisa mengimbangi pengetahuan pencipta.
 
Mazmur 104:24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
 
Semua pengetahuan ciptaan hanya dimungkinkan dari penyataan pengetahuan pencipta. Ciptaan mengetahui segala sesuatu di dalam batas yang diberikan oleh Pencipta. Dan karena ciptaan menginginkan pengertian dan hikmat dari pencipta TANPA mau tunduk kepada batas yang diberikan, maka dosa masuk ke dalam tatanan ciptaan.
 
Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
 
Inilah hikmat dari dunia, hikmat keberdosaan, yaitu hikmat yang menginginkan pengertian yang terlepas dari hikmat Pencipta. Inilah hikmat yang akan dipermalukan oleh kebodohan Allah di kayu salib. Allah memakai jalan kehinaan untuk menunjukkan hikmatNya yang mulia. Kehinaan hikmat ALlah JAUH MELEBIHI hikmat apapun di dunia. 
 
I Korintus 1:19 Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
I Korintus 1:20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
I Korintus 1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
 
Inilah hikmat yang sering tidak terselami oleh hikmat ciptaan. Hikmat ciptaan hanya bisa memahami di dalam kebodohan hikmat ALlah. 
 
Pencipta adalah Pencipta. Ciptaan adalah ciptaan. Inilah dasar apologetika kristen yang harus ditekankan. Inilah point yang akan dimanfaatkan oleh bapa segala dusta, mengacaukan tatanan pencipta-ciptaan. Bahkan ketika seseorang telah percaya, apakah dia akan mengakui bahwa hidupnya sebagai ciptaan HANYA bisa mencapai tujuannya ketika berada di dalam kehendak Pencipta? Tidak ada yang bisa dilakukan oleh ciptaan, selain bergemar di dalam kegemaran Pencipta dan kemuliaan Pencipta. Ciptaan tidak memiliki HAK untuk hidup bagi dirinya sendiri. Semuanya hanya untuk Pencipta. Segala keberadaan ciptaan hanya untuk KESUKAAN dan KEMULIAAN Pencipta, tidak ada yang lain lagi. 
 
Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!