Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bapakku "Kerbau", Ibuku "Sapi"

king heart's picture
Di sebuah desa di bawah kaki gunung tinggal sebuah keluarga yang sangat sederhana. Mereka terdiri dari Bapak, Ibu dan dua anak mereka, si sulung Mujihat dan si bungsu Mujino. Sedari kecil, prestasi sekolah Mujihat cukup membanggakan, itu sebab kedua orang tuanya sangat berharap kelak dia mampu mengangkat kehidupan keluarga. Mujino sering dinasehati untuk mengikuti teladan kakaknya. Tetapi dasar nakal, Mujino cuma mencibir dan sedikit menyengir ketika nasehat diberikan.
 
Mujihat menyadari kadaan keluarganya yang pas pasan, sebab itu ia memutuskan hendak berhenti sekolah demi membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Bapak dan Ibunya menolak mentah mentah sambil berkata :” Nak, sudahlah kamu berkonsentrasi belajar saja. Belajar yang pintar. Biarpun Bapak menjadi kerbau dan ibumu menjadi sapi membanting tulang, itu sudah tugas dan tanggung jawab kami sebagai orang tua. Kelak kamu jangan hanya menjadi petani miskin seperti kami ini”
 
Mujihat begitu terharu dan bangga memiliki orangtua yang sangat agung itu. Ia juga melihat dengan mata kepala sendiri betapa keras Bapak dan Ibunya membanting tulang agar anaknya bisa menjadi orang. Bapak, tepat seperti yang dikatakan bekerja lebih keras lagi membajak sawah layaknya kerbau karena mereka tidak memiliki kerbau. Sawahpun cuma sepetak peninggalan leluhur. Ibu pun tidak kalah hebat, benar benar bekerja layaknya sapi yang diperah tenaganya, subuh sudah bangun menyiapkan makan buat sekeluarga kemudian langsung pergi ke pasar berjualan sayur hingga petang.
 
                         
                            " Bapakku dan Ibuku dan Aku "
 
Waktu cepat berlalu, alhasil Mujihat lulus dari Fakultas Pendidikan dan kembali ke desanya mengabdi sebagai guru sekaligus kepala sekolah di SMP satu satunya yang ada di desa. Ketika mengajar ataupun berpidato saat upacara bendera, Mujihat tidak pernah lupa menceritakan masa lalunya :” Saya dulu hidup sangat susah, makan nasi kadang hanya ditaburi garam dan ditambah lauk timun dan sambal. Tetapi saya tidak pernah berputus asa. Orang tua saya adalah “sapi “ dan “kerbau” ( sambil dua tangannya memberi tanda “ ) buat anak anak anaknya. Itu sebabnya anak anaknya bisa sukses seperti sekarang ini.”
                       
                                         
 
Mujino pun tidak kalah dari kakaknya. Selepas lulus dari Fakultas Pertanian, ia bekerja sebagai penyuluh pertanian di desanya. Ketika ditanya mengenai pengabdiannya, ia hanya mengatakan :” Saya bekerja di sini demi untuk mengenang jasa kedua orang tua saya yang bekerja keras bahkan sangat keras demi kesuksesan anak anaknya. Selain itu juga untuk membalas budi demi mereka dan desa tempat saya dilahirkan ini.”
 
Prestasi Mujihat lebih bagus dan mentereng di banding sang adik. Ia kemudian dicalonkan untuk menjadi lurah. Ketika berkampanye, cerita mengenai ayah dan ibunya yang menjadi “sapi” dan “kerbau” tidak lupa dibawa karena ternyata warga sangat mengagumi cerita Mujihat. Apalagi ditingkahi dengan gaya yang sungguh menarik simpati dan haru banyak orang. Slogan kampayenya adalah :”Pilihlah Mujihat anak “Kerbau dan Sapi yang Sukses “ disingkat “Muka Sak” tentu saja sambil memberi tanda “ dengan dua jarinya.
 
Akhirnya, Mujihat memenangkan pemilihan lurah. Hari harinya kemudian dipenuhi dengan undangan banyak orang merayakan kemenangannya. Dalam sambutannya sambil membanggakan keberhasilan dan program yang akan digunakan untuk membangun desa tidak lupa kisah “sapi dan kerbau” juga diceritakan. Di belakang panggung tampak gambar besar Sapi dan Kerbau dibentangkan. Tak lupa Mujihat menyatakan bahwa Sapi dan Kerbau akan dijadikan maskot desa.
 
Sehari sesudah pelantikan mejadi lurah, Mujihat mengunjungi orang tuanya, tentu tidak lupa memakai baju safari batik baru, baju kebesarannya sebagai lurah. Orang tua dan adiknya Mujino tidak hadir ketika pelantikan karena Bapak “sang Sapi” tidak enak badan. Sambil melempar senyum bangga dan melambaikan tangan kepada para penduduk di sepanjang jalan, Mujihat sampai di rumah orang tuanya. Rumah itu tidak berubah kecil dan sederhana. Hanya sekarang rumahnya sudah bertembok bata mentah tetapi tanpa polesan semen.
 
Mujihat masuk dan melihat Bapak, Ibu dan Mujino sedang duduk mengobrol ditemani makanan singkong rebus dan kopi panas. Herannya mereka tampak cuek menyambut kedatangan Mujihat sang Lurah baru. Tidak tampak tanda penyambutan yang hangat dan bangga. Belum sempat Mujihat berbicara sepatah kata, Mujino berkata dengan cukup keras :” Wah si penunggang kerbau dan sapi datang!’. Ini diucapkan dengan senyuman masam. “Eh, ada apa ini ?” tanya Mujihat. “Bang, kamu keterlaluan ya, mengeksploitasi Bapak dan Ibu untuk kepentinganmu sendiri. Merendahkan Bapak dan Ibu di depan banyak orang. Bapak dan Ibu sampai tidak keluar selama beberapa hari karena malu dipanggil Bapak Kerbau dan Ibu Sapi.” Mujihat dengan sedikit gusar menjawab :”Aku tidak pernah merendahkan Bapak dan Ibu, aku malah menyanjungdan meninggikan mereka. Naif sekali kamu ini, No. Sekolah tinggi tinggi kok ya masih bodoh begini! Malu aku jadi kakakmu”.
 
Ibu sambil menghela nafas panjang hanya menggeleng gelengkan kepala. “Sudahlah Pak, Bu jangan dengarkan hasutan Mujino. Sekarang ini aku Mujihat sudah sukses dan aku akan membuat Bapak dan Ibu tidak lagi dicibir sebagai orang miskin. Kalian sekarang aku ajak pindah ke rumah dinasku.” Bapak menjawab :” Tidak, Ji, Bapak dan Ibu tidak akan pindah. Sampai mati kami akan tinggal di sini. Tidak pantas Kerbau dan Sapi tinggal di rumah yang bagus.” “ Dasar, anak tidak tahu diuntung, apa yang kamu katakan kepada Bapak dan Ibu, No?” sergah Mujihat menggelegar murka.
 
“Bang Muji yang terhormat, mereka orang yang memiliki hati dan bukan orang bodoh. Tidak ada anak yang menyanjung dan membanggakan orang tuanya dengan mengatakan mereka “Sapi dan Kerbau” meski pakai ini!” Mujino berkata sambil membengkokkan jari tangannya. “Bang Muji kalau masih waras pasti sudah keblinger.” Mujihat bertambah murka, katanya:”Tidak mungkin aku bisa sesukses ini tanpa mereka menjadi “Sapi dan Kerbau” No, kamu ingat itu. Bagi aku, ini membanggakan punya orang tua “Sapi dan Kerbau”, kalau menurutmu lain karena engkau bodoh, naïf dan picik itu urusanmu sendiri. Persetan dengan semua pikiranmu dan perasaanmu yang sensitif itu. Bapak dan Ibu adalah “Kerbau dan Sapiku”. Titik. Persetan orang mau ngomong apa.Lihat kesuksesanku sekarang ini, lihat bagaimana orang terkesan akan cerita mengenai aku dan “sapi Kerbau” ku dan buktinya yang nyata. Jika kamu Cuma bisanya iri karena tak sesukses aku atau terus hidup bagai katak di bawah tempurung terus itu urusanmu ”
 
Mujino sambil menghela nafas menyahut :”Kamu memang tidak mempunyai hati, Bang. Gelimang kesuksesanmu mengaburkan matamu. “Kerbau dan Sapi” mu ini mempunyai hati dan perasaan bukan seonggok patung atau kawanan hewan yang menyokong kesuksesanmu semata melalui cerita cerita kosongmu itu.. Semoga Tuhan mengampunimu Bang.”
 
 

" Saya ini si gembala sapi, young lide, young lie, young liede ......."

 

 

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

Samuel Franklyn's picture

Ini nyindir Mujizat kok bisa jadi cerita panjang begini ya?

Ini nyindir Mujizat kok bisa jadi cerita panjang begini ya? Salut buat king heart.

Hannah's picture

Bukan nyindir kalee..

Masak seh blog ini buat nyindir bang Muji? Gaklaa..

Jadi ingat PlainBread blum lama ini bilang: "Sebut namanya langsung. Jangan seperti niwei Hannah yang suka nyinyir.
Sebut nama langsung ya, XXXXXXXXX. Contohlah Yesus yang tidak nyinyir dan berani tunjuk hidung orang yang Dia mau tegur."

 hihi

"When all think alike, no one is thinking very much." - Walter Lippmann

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

ronggowarsito's picture

gambarnya ga cocok

KH, gambarnya kok ngga cocok sama ceritanya? Mana kerbaunya? Mujihat juga lebih keliatan sebagai 'pedhet' daripada hasil persilangan kerbau sama sapi. Hahaha...

salam hangat,
rong2

__________________

salam hangat,
rong2

king heart's picture

@ronggowarsito

Ha ha ha, pedhetnya tidak sadar kalau dia adalah persilangan antara kerbau dan sapi, makanya dia membanggakan dia anak kerbau dan sapi lupa kalau dirinya tidak beda jauh dari spesies bapak ibunya

 

 

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

mujizat's picture

Oh, Nyindir Muji toh?

Shalom,

Thanks KH buat sindiranmu, untungnya aku sudah lahir baru.

Ketika aku sakit, aku taruh imanku pada kuasa penebusan Yesus, aku percaya kalau bilur-bilur Yesus sudah menggantikanku, makanya aku sembuh SELALU TANPA OBAT, sebab bilur-bilur Yesus sudah menyembuhkanku.

Aku juga bersyukur kepada Yesus-ku, yang apabila ada seorang netter SS yang masturbasi, yang onani, yang menurut PL pantas dihukum mati, juga yang selingkuh dengan isteri orang lain atau yang bukan muhrimnya, yang setara dengan hukuman mati, mereka tidak harus meninggal dengan membawa "hutang darah" lantaran sudah bertobat dan percaya bahwa kematian Yesus Kristus untuk menanggung hutang darahnya.

Jika Muji lakukan yang salah, mungkinkah Yesus berkenan menemui Muji ketika menyembah-Nya?

Muji hanya ingin menunjukkan kemuliaan hati Yesus yang bersedia menampung "sampah" dosa manusia yang sangat dikasihi-Nya.

Tidak mengertikah engkau hakikat penebusan Yesus Kristus?

Salam kudus,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

king heart's picture

Thank God

Lagi ngomong "kerbau dan " sapi " kok dibelokkan ke "sampah"

Thank God, "kerbau" dan "sapi" masih diperkenankan menemui anaknya.

 

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

Purnomo's picture

Mujino sekarang pandai ya.

          Saya suka cerita ini karena Mujino yang dulu malas sehingga tidak sepintar abangnya, pada akhir cerita sudah pandai bahkan bisa menasihati abangnya. Lebih menggembirakan lagi, sekarang Mujino pintar menulis blog bagus.

Salam.

 

king heart's picture

Trims

Pak Pur bisa aja !?

 

 

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

smile's picture

King Heart : Mau curhat nih....saya kemasukan 'angin'

King Heart....pernah ga, liat orang berkata "DALAM NAMA YESUS....SETAN GET OUT!!!!"

atau orang yang sakit....dengan nafas tinggal senin kemis...tersendat kayak mobil kehabisan bensin...tersengal seperti orang abis lari 1000 km(bukan 1000meter) yang mau 'GAME OVER' terus disembuhkan "DALAM NAMA YESUS...SEMBUH!!!"

lalu orang itu SEMBUH....

Atau ketika hujan deras....karena acara yang diselenggarakan tim komsel mau dilangsungkan, salah seorang yang punya iman melebihi gunung berkata "dalam NAMA YESUS....HUJAN BERHENTI...!

---lalu hujan itu berhenti...

MENCELIKKAN ORANG BUTA
MENYEMBUHKAN ORANG LUMPUH
MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT AIDS...
HANYA DENGAN BERKATA : DALAM NAMA YESUS!!!!!

Apa sih artinya beriman? apa artinya percaya?

Apa arti mencobai? apa arti meledek? apa arti percaya diri? apa arti sebuah sugesti?

MEnurut anda...jika orang yang selalu menggembor gemborkan bisa melakukan semuanya itu...apakah orang kristen tersebut benar benar melakukannya atau cuma orang sakit jiwa yang suka mengkoneksikan apa yang dialami semuanya dengan iman sebesar gunung yang hanya dia rasakan tapa bisa dibuktikan....

SAKIT GA USAH BAWA KE DOKTER!
GA PUNYA DUIT GA USAH CARI ! TUNGGU AJA DIRUMAH!
ADA ORANG SAKIT DIBILANG KERASUKAN...lalu diTENGKING dan duuutt...keluar anginnya.
 

 

 

 

 

 

 

 

 

sincerely,
smile

*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

king heart's picture

@smile : menurut Mujino

Mujino berpikir sang kakak Mujihat hanya mau mementingkan diri sendiri. Mujihat hanya melihat yang cocok saja bagi diri dan kepentingannya tanpa mau melihat yang lain, apalagi ia sebahgai anak sulung yang paling lama hidup bersama orang tuanya dibanding sang adik, sehingga dialah yang layak dan sah mengerti mengenai orangtuanya.

Mujihat mungkin lupa meski dia lama hidup bersama orang tuanya namun Mujino adalah bungsu yang senang "mendengar" cerita kedua orang tuanya mengenai hidup keluarga mereka.

Sepintas apa yang diceritakan Mujihat tidak salah karena Bapak dan Ibu sendiri yang mengatakan mereka akan membanting tulang bekerja layaknya kerbau dan sapi demi kedua anaknya. Bagi Mujino adalah tidak patut Mujihat menggambarkan kedua orang tua yang katanya sangat disayangi dan dimuliakan dan mempersamakan dengan hewan meski memakai tanda " ". Banyak didikan luhur, pengorbanan besar dan hati yang mulia yang orang tua miliki yang patut untuk diceritakan dan bagikan kepada orang lain.

Mujihat mungkin meleset menangkap apa yang disaksikan adiknya. Mujihat mungkin juga terperangkap oleh cara berpikirnya sehingga apa yang cocok saja yang diambilnya, tidak yang lain. Mujihat barangkali lebih suka memberitahu dibandingkan mendengar orang tuanya, karena disangkanya pendidikannya jauh melebihi orang tuanya. Barangkali juga Mujihat lebih suka memakai melihat memakai teropong karena dikiranya ia bisa melihat jauh lebih jelas objek yang diamati sehingga ia lupa melepasnya ketika melihat objek tersebut secara lengkap dan menyeluruh.

Demikian Smile semoga bisa menjawab masuk angin anda.

 

 

 

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?