Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

CARA DUDUK ANDA DI KURSI UNTUK MENGENALI DIRI SENDIRI

Tante Paku's picture

     KURSI Presiden berikut wakilnya sudah terisi. Kursi menteri-menteri sebentar lagi ada yang memiliki. Perebutan kursi sudah berakhir sampai hari ini, tetapi esok hari banyak "kursi" yang masih akan diperebutkan lagi. Kursi empuk bisa jadi panas bila tidak berkenan di hati, kursi jati terasa nikmat sekali bila diduduki dengan hati santai. Itulah kursi, singgasana pantat yang semestinya empuk sekali karena kita punya daging montok di sepasang pantat ini, bagai buah salak yang menarik hati   bila dipandang kedua pantat kita ini hehehe.....

     Kita sebagai manusia yang hidup di Indonesia, bumi loh jinawi kerto tentrem raharjo, yang merdeka dan berdaulat, bebas menempatkan pantat-pantat kita di lantai, menelakupkan telapak tangan-tangan kita pada ujung hidung sambil "komat-kamit" mengirim ucap syukur puji Tuhan kepada BABE kita di sono sambil menghirup udara pada tanah pusaka abadi nan jaya kapan saja.

     Di tengah kesibukan kian kemari, tak kenal waktu, tak juga kenal kekuatan diri, ditelan kegiatan "nguber upo" serta "nyiduk" seteguk air sebagai pembasah-basuh kerongkongan nan kering kerontang, tidak menyadari sama sekali segala hal itu tadi bahwa kita di Indonesia ini sejak bangun tidur di pagi hari sampai saat kembali bisa renang-renang dalam kolam mimpi indah sambil tertawa renyah. Bisa juga menyungging bibir-bibir nyimpul senyum menawan serta menceria-riangkan wajah serta menyenanandungkan lagu merdu, meskipun tidak sedikit sesama kita tidak gampang mencari sesuap nasi dan sepercik air minum.

     Hidup di bumi fana ini hanya satu kali, hidup akan terasa hambar kering kerontang panas tandus gersang andaikan tidak ada yang disebut HUMOR. Kenalilah diri sendiri untuk bisa memahami, menikmati dan mengerti lingkungan yang serba menyulitkan hidup ini.

JIKA anda suka duduk di UJUNG KURSI, mempunyai sifat suka diam menyendiri sambil merenungkan perjalanan hidup dengan berusaha memisahkan segi-segi baik dengan yang buruk. Namun pada dasarnya anda berhati baik dan suka memperhatikan hal-hal yang bersifat seni.

JIKA sikap duduk anda dengan BERSANDAR di kursi, menunjukkan watak anda yang cerdas, cekatan dalam menghadapi segala macam pekerjaan. Cukup memiliki keberanian tetapi masih mengenal batas. Dalam sepak terjangnya halus, namun kasarnyapun dapat. Dipandang orang sepintas lalu serba menarik, tetapi bila didekati kadang membuat kesal hati.

KALAU anda suka duduk-duduk lebar MEMENUHI KURSI memperlihatkan anda berbesar hati,luas pikirannya, tabah menghadapi masalah yang berat dan sukar sekalipun. Berpendirian teguh meskipun mendapat perlakuan sewenang-wenang dari orang yang lebih kuat.

KALAU anda suka duduk  MEMBALIK dengan menopangkan lenganmu di atas sandaran kursi , menandakan terlalu besar rasa keangkuhannya disertai dengan sifat buruk, kadang malah hatinya tidak jujur.


SIKAP anda yang suka duduk BERJONGKOK  di kursi mengisyaratkan pikiran yang sedang kacau, suka berbuat yang bukan-bukan. Bodoh mengaku pandai, walau hidup dalam kesulitan tetapi enggan mengaku salah, tak pula mau bertaubat.

DUDUK sambil menyilangkan atau BERTOPANG KAKI menandakan pikiran keras dan terang, cerdas dan tangkas sikap maupun gayanya. Pendiriannya lurus, tak senang melihat orang berbuat salah atau bicara bohong. Selalu berusaha menepati janjinya.

KALAU anda suka duduk setengah tiduran di atas tempat duduk bahkan sambil berselonjor, menunjukkan sifat yang suka disanjung puja atau gila hormat. Hatinya tidak jujur, terhadap orangtuanya banyak menyusahkan dengan tingkah lakunya yang bukan-bukan.

SIKAP duduk yang selalu menggerak-gerakkan kaki atau tangannya mempunyai daya ingat yang kuat, walaupun mengenai hal-hal yang tanpa arti. Cemburuan, rakus dalam makanan, sampai tidak pandang apa, dimana dan bagaimana diperolehnya makanan itu, ia kurang perduli.

      Maaf saudara-saudara, ini bukan ramalan bukan juga nubuatan, karena anda bisa saja duduk dalam sehari dengan sikap yang berbeda-beda, tetapi tetap ada satu cara duduk yang anda sukai di kala santai. Untuk itu, nikmatilah cara duduk anda karena banyak yang tidak tahu karakter ini. Apapun sikap duduk anda tak akan merubah watak anda bukan?

 

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

kardi's picture

@Tante paku bagaimana dengan teman duduknya?

@tante paku, bagaimana dengan teman duduknya? seperti jangan duduk dengan para pencemooh  [Mazm 1:1Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,]

Sikap duduk yang baik, sudah diajarkan sejak TK, dan sikap duduk yang salah membuat tulang punggung bongkok pada masa tuanya.

Dan duduk dengan orang/benda yang disayangi, membuat waktu dilewati dengan tidak terasa,cepat sekali : misal sambil baca alkitab....., makan piza hart , martabak Bangka dst. Nikmat sekali.....

Jadi lebih penting siapa yang menjadi teman duduknya dari pada sikap duduk ,ya....?

Tante Paku's picture

Apa untungnya mengetahui Kitab Suci?

Pak Kardi, teman duduk yang alkitabiah tentu ada, undanglah orang-orang miskin ke dalam rumah anda maka ia akan menjadikan anda sebagai suatu anugerah. Tidak satu pun dari antara teman-teman anda, sekaya apa pun mereka, dapat menjadikan demikian. Perintah ini ada di Lukas 14:21.

Orang miskin yang anda undang atau pengemis jalanan , ia akan menyingkapkan hakikat kemanusiaan dan diri anda sebenarnya. Ini merupakan pewahyuan yang sama berharganya dengan yang ada dalam Kitab Suci. APA UNTUNGNYA anda mengetahui semua isi KITAB SUCI jika anda tidak mengenal diri anda sehingga hidup seperti robot? Pewahyuan yang diberikan oleh orang miskin/pengemis ini akan melapangkan hati anda, sehingga ada ruang di dalamnya bagi setiap mahluk hidup.

Adakah anugerah yang lebih baik daripada itu?

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

kardi's picture

@tantepaku, thx atas tegurannya, hidup seperti robot ?

@tantepaku, thx tegurannya supaya tidak hidup seperti robot, padahal kegiatan hidup saya seperti robot, yang dilakukan sama dari hari ke hari, rumah-kantor-rumah, kadang boring sama semua....

Saya akan mengikuti nasihat tantepaku, untuk mengundang orang miskin ke rumah, sebagai suatu anugrah. Orang miskin tsb akan makan, minum sepuasnya dan tidur ditempat tidur saya sampai puas, sepuas-puasnya. Dan saya beserta keluarga hanya tidur di sofa dengan posisi kaki terjuntai ke lantai. Benar-benar anugrah yang besar, bisa melihat orang lain bahagia, walaupun sementara saja.

Anugrah terbesar adalah menerima keselamatan yang kekal, bukankah begitu?