Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Hidup dalam Pengharapan

sarlen's picture

HIDUP DALAM PENGHARAPAN
(sebuah artikel yang ditulis untuk membangkitkan motifasi hidup)

Kehidupan…
Rasa-rasanya
tak akan pernah lepas dari sebuah cerita kisah kasih di antara 2 anak
manusia, sukacita, harapan, kesenangan, bahagia, ketakutan, sedih,
lelah, amarah, sesal, kesal dan juga menyesal…

Semuanya itu
harus kita jalani. Semua itu pasti akan kita rasakan. Semua itu, harus
bisa kita hadapi. Kita akan mendapatkan yang terbaik, namun itu semua
sangat tergantung pada kemauan dan keinginan kita, apakah kita ingin
hidup dengan penuh cinta, sukacita, harapan, kesenangan, serta
kebahagiaan, atau kita ingin selalu hidup dalam rasa sedih, lelah,
amarah, sesal, kesal dan juga menyesal…

Hidup itu adalah
pilihan. Arah dan langkahnya, kita yang menentukan. Seperti sebuah
cita-cita, seperti sebuah angan-angan di dalam benak kita…terlihat maya
untuk kita ketahui apa yang akan terjadi di depan sana…

Untuk
meraih kehidupan yang lebih baik, orang lain hanya bisa membantu, namun
keputusan tetap ada pada diri kita… Apakah ingin hidup benar, atau
terjatuh dalam sesat.

Satu hal yang pasti, setiap orang
mempunyai harapan. Harapan untuk hidup lebih baik, harapan untuk masa
depan yang lebih cerah, dan harapan untuk dapat menyambut hari esok
dengan kepala tetap tegak.

Terkadang, kita memang terjatuh, lalu
melemah, bahkan terkadang juga, hidup kita menjadi tak terkendali. Itu
manusiawi. Tapi kita harus segera sadar dan memijakkan kaki kita, agar
dapat tetap tegak berdiri, karena seringkali, hidup ini tiada
toleransi.

Bisa saja kita hidup dalam bayang-bayang rasa takut
dan rasa cemas. Namun itu semua akan membuat kita makin jauh dengan
harapan. Karena untuk membangun sebuah harapan, kita harus bisa
mengendalikan diri kita sendiri, memotivasi diri, dan meyakinkan akal
dan pikiran kita, bahwa kita dapat bangkit dari tekanan serta beban
hidup yang sedang kita hadapi.

Hidup itu memang berat. Siapa
yang bilang, dalam menapaki hidup ini, bisa melangkah dengan mudah?
Tuhan sudah menetapkan kalau manusia harus bekerja dan berusaha untuk
dapat memenuhi segenap kebutuhan hidupnya dari tanah tempat manusia itu
berpijak (peristiwa keluarnya Adam dan Hawa dari Taman EDEN atau Taman
FIRDAUS).

Kehidupan akan makin terasa lebih berat lagi, andai
kita tetap hidup di dalam bayang-bayang rasa takut, rasa kesal, dan
perasaan menyesal.

Ketiga hal tersebut tidak akan pernah bisa
menyelesaikan masalah. Ketiga hal tersebut, tidak akan membuat kita
dapat membangun hidup kita kea rah yang lebih baik lagi andai kita
tetap larut di dalamnya… wake up will youuu…

Ketika seseorang
putus cinta, harapan juga seakan punah entah kemana… Why? Siapa yang
bilang? Itu bisa terjadi karena seseorang itu telah membiarkan rasa
sesak di dada oleh karena putus cinta berlarut-larut memenuhi jejak
langkah kehidupannya. 

Menangis seharian, merenung seharian, resah seharian, lusuh seharian… Seakan-akan tidak memiliki lagi kehidupan.

Apa yang di cari dengan hal-hal seperti itu? Kalau ingin merenung, merenunglah… cari jawaban kenapa hal itu bisa terjadi.

Kalau
ingin menangis, menangislah… tapi jangan tutup mata hati kita, karena
percayalah, di luar sana, masih ada orang yang saying sama kita. Dan
itu adalah sebuah harapan, sebuah kehidupan yang besar kemungkinan,
kalau kita benar menjalaninya, akan dapat kita rasakan keindahannya.

Demikian
juga dengan bagian cerita kehidupan yang lainnya. Susah dalam sesah itu
tidaklah menyenangkan. Itu sama saja membusukkan diri kita dari dalam.
Itu sama saja, kita membuang segenap harapan yang seharusnya dapat
segera kita raih serta kita nikmati indahnya.

Memang, masalah
itu pasti ada. Tapi jangan biarkan masalah menjadi momok yang membuat
kita menjadi tidak bisa bergerak, tidak bisa menatap masa depan,
menjadi mimpi buruk di malam hari, dan menjadi cerita sedih dalam
kehidupan kita. Jangan biarkan itu terjadi…

Harapan itu ada karena kita juga berusaha agar harapan itu bisa diwujudkan...

Kita
jangan menyia-nyiakan waktu dan hidup kita di dalam kesedihan atau rasa
sesal yang tak kunjung usai. Masih ada yang bisa kita raih. Masih ada
cinta yang bisa kita rasa. Masih ada sukacita yang bisa membuat kita
bangkit dan menjadikan diri kita memiliki kehidupan.

Jangan kita
gantung rasa sedih dan sesal itu di leher kita. Tapi kita maknai apa
yang menjadi beban hidup kita agar dapat kembali melaju di atas sebuah
rel baru dalam hidup ini. Rel yang membawa kita memiliki harapan…rel
yang membuat kita bisa merasakan kasih dan sayang dari orang-orang di
sekitar kita, lagi…

Pintu harapan itu ada. Mungkin terlihat
tertutup. Namun, untuk mengetuknya saja, kita enggan melakukannya.
Bagaimana kita dapat merasakannya kalau kita sendiri tidak mencoba
mengetuknya?

Ketika orang lain berlomba-lomba meraih kesuksesan
dan mencoba mewujudkan mimpi, kenapa kita justru terlena dalam
keterpurukkan?

Sobat, bangkit…wake-up…ayunkan langkahmu, dan beri kehidupan. Karena ada harapan dan masa depan yang harus engkau rasakan…

Kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih, menangui dirimu dengan segala harapan, sukacita dan kasih terindah surgawi.

Ingat…!!! Belum ada kata terlambat untuk BANGKIT

.Ir. Sarlen Julfree Manurung