Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

KEBAHAGIAAN HIDUP

arharahadian's picture

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,--yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin” (Yak. 1:5-6)

 

Setiap kita ingin memperoleh sebanyak mungkin kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan dalam hidup. Kita sibuk mencarinya di mana-mana, bahkan beragam cara dilakukan untuk memperoleh semua itu. Namun banyak diantara kita akhirnya mendapatkan kekecewaan karena pada akhirnya mendapati hidup kita dalam titik stagnan dan kejenuhan.

 

Semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita semuanya berawal dari pabrik pikiran, yang memproduksi pikiran bahagia atau tidak bahagia. Pikiranlah awal dari suatu proses yang akan terjadi dalam hidup ini berawal, dimana kita “berpikir” bahwa apa yang akan kita lakukan akan membawa kebahagian maka kebahagianlah yang akan kita peroleh. Namun sebaliknya, apabila kita mengawali pikiran ini dengan hal-hal yang buruk dan mendatangkan ketidak bahagiaan maka, hal buruk dan ketidak bahagiaanlah yang akan terjadi.

 

Dalam hal ini bagaimana kita memproses suatu “kejadian” dengan di awali hal-hal positif maka akan melahirkan hal-hal yang positif pula. Ibarat suatu pohon, ia akan disebut karena buahnya. Jadi dalam hal ini, pikiran adalah memerankan peranan penting dalam hidup kita. Pikiran bagaikan sebuah ruang “produksi” dalam kehidupan kita yang akan menghasilkan suatu “nilai” dimana semua tergantung pada “operatornya” yaitu diri kita sendiri dalam memproses setiap “masalah” yang boleh terjadi dalam ruang lingkup kehidupan kita.

 

Apapun yang Tuhan berikan kepada kita semua tergantung pada “sikap dan mental” kita dalam memproses semua itu.   Tuhan telah menyediakan 1.000.000 kail mental untuk kita dalam menghadapi kehidupan ini, dan Dia tidak melihat pada hasil akhir, namun Dia lebih melihat dan memperhatikan pada proses kita dalam menyelesaikan suatu tugas yang Dia berikan.

 

Mulailah dari sekarang untuk memliki sikap dan mental yang baik dalam melaksanakan tugas di kehidupan ini. Jadilah diri sendiri jangan mangharap menjadi orang lain, sebab setiap orang telah Tuhan jadikan dengan “keunikan” tersendiri yang sesuai dengan tugas dan panggilan hidup yang telah Dia berikan kepada kita. Mungkin pada saat kita meraih bintang, kita tidak berhasil mendapatkan satu pun, tetapi yakinlah kita tidak akan pulang dengan tangan hampa.   

 

Jatuh bangun dalam proses kehidupan adalah suatu hal yang biasa dalam hidup, karena hidup ini adalah bagaikan sebuah “universitas” yang menghadapkan kepada kita serangkaian ujian-ujian kehidupan agar kita “naik tingkat” ke tingkatan yang lebih baik . Mulailah kita BELAJAR  tentang: mencintai pekerjaan kita, mencintai pasangan kita, anak dan atasan kita. dan mulailah untuk BERSYUKUR: atas segala nikmat dan kesempatan yang telah Tuhan berikan.  Saat bahagia tetap bersyukur dan saat mengalami penderitaan kita lebih bersyukur boleh mengalaminya, karena apa pun yang Tuhan ciptakan untuk kita adalah semuanya baik dan untuk kebaikan kita.

 

Yang terutama adalah kita harus memiliki suatu sikap mental yang tidak mudah untuk berputus asa, ibarat berlayar dengan sebuah perahu layar, kita tidak dapat mengubah arah mata angin, tetapi kita dapat mengatur layar perahu. Percayalah pada diri sendiri, hargai diri kita, bukan dengan keangkuhan melainkan dengan kerendahan hati, rasa percaya diri yang realitas. Berhentilah memikirkan masa lalu, jangan terus menerus mengingat-ingatnya. Jalani hidup kita dengan antusias!. Mulailah sekarang juga, berusahalah sebaik mungkin. Kerahkan seluruh daya upaya maka kita akan berkelimpahan.

 

Untuk mendatangkan kebahagiaan dalam hidup mulailah dari sekarang untuk BERPIKIR – BERTANYA – BERTINDAK, ketiga hal ini merupakan suatu pondasi dasar dalam mencapai kebahagiaan hidup.

 

Berpikir itu penting sekali artinya dalam meraih kebahagian terbesar. Berpikir juga merupakan tugas yang sangat berat. Tentunya kita juga dapat melihat bagaimana hasil kerja dari “olah berpikir” dimana seorang Bill Gates dapat berhasil ke puncak kesuksesan oleh karena pikirannya. Penting juga yang harus kita waspadai dalam “berpikir” adalah sikap kita. Benak kita dapat berpikir positif dan negatif. Jika kita ingin menangani masalah, peluang, dan pelbagai peristiwa yang boleh hadir dalam kehidupan, kita harus berada dalam suasana hati yang positif. Hanya diri kita sendirilah yang dapat membuat diri ini berada dalam suasana hati yang positif.

 

Bertanyalah dan selalu bertanya pada diri kita sudahkah kita menggunakan “karunia waktu” dengan hal-hal yang baik. Ataukah malah sebaliknya “waktu” kita terpenuhi dengan hal-hal keburukan. Jangan pernah “bertanya” mengapa orang dapat berbuat kesalahan namun tanyakan dalam hati kita “mengapa” kita melakukan hal-hal yang buruk, walaupun bagi mata kita hal itu adalah sesuatu yang biasa. Merenungkan kembali setiap “detik” waktu dalam sehari yang telah kita pakai akan mendatangkan pada perubahan sikap kita di kemudian hari. Mulailah dari sekarang untuk meluangkan waktu disela-sela istirahat kita, untuk merenungkan kembali perjalanan hidup yang telah kita lalui di hari ini. satukan hati dan pikiran kita di dalam keheningan malam maka yakinlah kita akan beroleh sebuah bohlam mental kecil dengan kecepatan kilat. Tangkaplah apa yang diberikan oleh “cahaya” bohlam mental tersebut dan mulailah untuk menata ulang kembali sikap dan perilaku diri kita. Dalam keheningan dan kejernihan udara di sepertiga malam akan mendatangkan “keajaiban” yang membawa pembaharuan dalam kehidupan kita. 

 

Bertindaklah dengan sikap yang tenang dan redam segala emosi, kemarahan dan terutama ke-egoisan diri kita. Sangatlah penting apabila kita ingin mencapai kebahagiaan hidup, kita memiliki sikap yang penuh ketenangan dalam bertindak. Tanggapilah setiap permasalahan dengan respon yang baik bukan dengan “reaksi”. Ibarat sebatang korek api memang memiliki kepala tetapi ia tidak memiliki otak. Karenanya, setiap kali terjadi gesekan kecil, korek api itu langsung terbakar. Tetapi diri kita memiliki kepala dan otak. Oleh karena itu, janganlah kita bereaksi berdasarkan “impuls”…TERSENYUMLAH….semua pasti akan berlalu. Haruslah selalu diingat KEMARAHAN dapat berkembang menjadi bahaya.

 

Dengan sikap yang penuh ketenangan akan mendatangkan damai sejahtera yang hakiki dan pada periode berikutnya akan membuahkan suatu buah yang dinamakan kebahagiaan. Sikap diri kita yang selalu membawa kedamaiaan akan mendatangkan kebahagiaan bukan saja untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang disekitar kita. Ibarat sebuah pelita ia akan memberikan cahaya di malam yang gelap dan bukankah pelita itu ditaruh di atas kaki dian bukan di bawah gantang?.

 

__________________

Thank and GBU

Www.Arsyimanuel.blogspot.com