Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cerpen

vester cobain's picture

Makna batu yang keras, dan gunung batu Tuhan buat

paulwekwek's picture

Doa kita sama…

psikologila's picture

Empat Sahabat yang Bahagia (?)

Yang terdengar hanyalah suara bising “Dancing in The Moonlight” versi house club. Dentuman musik lengkap dengan gemerlap lampu diskotik ampuh menyuntikan atmosfir ekstasi ke seluruh ruangan! Hampir semua pengujung bar memenuhi “dancing floor”, tak  terkecuali temanku Hedi.

psikologila's picture

Adila Hakim

Namaku Adila Hakim, nama pemberian nenekku. Bisa kubayangkan mendiang ibu dan ayahku menggendongku dan memanggilku dengan penuh kebanggaan, "Adila", sementara diam-diam nenekku meneteskan airmata.

Tante Paku's picture

Berkelahi Di Atas Pohon Mangga

 

     Kakek Moyang (75 th) bersiap-siap memanjat pohon mangga  yg sudah berbuah banyak dan siap dipanen. Ia mengambil tangga bambu untuk menaiki pohon tersebut,  kalau hanya pakai galah kurang panjang, mesti harus naik dulu agar galahnya bisa cukup menjangkau buah mangga itu.

antowi's picture

Memeluk Dinda

 Ada bunga di sudut ruangan, lalu disampingnya meja dengan beberapa teman – teman setiaku, ada Teddy si beruang, Windy boneka cantik dan Bombom si orang hutan. Mereka semua adalah teman – teman yang masih bersamaku untuk saat ini. Sungguh aku nggak tahu kenapa sehabis kehujanan pulang sekolah kemarin aku langsung jatuh sakit dan kini berada disebuah rumah sakit. Mengherankan, aku kan Cuma sakit flu saja. Kenapa mereka sangat ketakutan dan memperlakukanku seperti ini?  Aku ingin pulang. Pulang, ya aku nggak tahu apakah aku pantas pulang ke tempat itu. Tempat itu bukanlah suatu rumah yang bisa disebut rumah. Tidak ada kehangatan mama. Tidak ada canda adik ataupun kakak.

sidiknugroho's picture

diburu seperti anjing

"tangkap!" keras sekali suara-suara itu mengucap kata yang sama. hampir bikin telinga pekak. "sikat! hajar!"

"jangan sampai lolos!" kata sebuah suara pengepung sambil mengacungkan sebuah tongkat pemukul. "dia bikin anakku rabies! hampir mati!"

mereka dikomando mengepung buruan yang mereka dapatkan.

GODARMY's picture

Promise

      Berhari-hari  gelisah, entah apa yang membuatnya menerimaku pikirku, aku tak habis pikir dari sekian banyak....aku terpilih, karena kebodohankukah, ketololankukah atau apalah, tapi aku benar-benar tidak mengerti hingga hari ini, dan bagiku masih seperti sebuah misteri.

Tante Paku's picture

Apakah Ini Kiamat?

    

Indonesia-saram's picture

Balada Sang Bundar Besar

Tidak biasanya bis hijau itu disesaki penumpang sedini ini. Belum sampai Pasar Baru, sudah berjubel penumpang yang berdiri. Nona-nona yang biasanya mendapat tempat duduk, kini memutuskan turun dan menanti bis berikutnya sambil berharap tidak seramai bis yang satu ini. Ibu-ibu yang biasanya duduk di bangku depan samping kiri supir itu pun kini harus berdiri pula. Tak lagi ia mendapatkan duduk di tempat favoritnya itu.  

Aku sendiri tidak terpengaruh oleh itu semua. Aku sudah duduk dari Senen. Berbincang-bincang ngalor-ngidul dengan temanku. Mulai dari masalah perbukuan, penerbitan, kebijakan ini-itu, sampai urusan pelayanan, aktivitas gereja, masa-masa SMP, masa-masa SMA(U). Tidak ada pembicaraan yang terlalu rumit. Karena kami sama-sama tahu, hari ini cukup melelahkan.

Purnawan Kristanto's picture

20 Kiat Menulis Cerpen

1. Duduklah tegak di muka komputer. Usahakan cahaya ruangan cukup terang.

2. Setel radio. Carilah stasiun kesukaan Anda. Dengarkan kiriman lagu dari teman Anda. Kalau perlu, balaslah kiriman lagu dari teman Anda supaya Anda tidak dianggap sombong.

Purnawan Kristanto's picture

Petani yang Cerdik

Saya sedang belajar menulis cerita anak-anak. Cerita di bawah ini adalah hasilnya. Ketika saya kirimkan ke koran, ternyata ditolak. Saya mohon saran dari teman-yeman, mash kurang apa, ya?

---------------------------------------------------------------------------

Purnawan Kristanto's picture

Uang Logam Seratusan

 

Darah Sunar tersirap. Matanya menatap lekat di layar TV. “Astaga, apa yang terjadi,” batinnya terkesiap. Cepat-cepat dia menyambar handphone. Jari-jarinya meloncat-loncat gemetaran mencari nomor telepon kawannya.
“Tulalit-tulalit…Nomor yang Anda tuju berada di luar service area….,” terdengar suara jawaban otomatis.
“Mungkin dia memakai nomor satunya,” batinnya. Masih tersisa harapan.
Tapi tidak ada nada sambung sama sekali. Sunar lalu menelepon temannya.
“Sudah lihat berita di TV?” tanya Sunar
“Sudah. Bagaimana kabar Mayadi?” jawab suara di seberang.
“Justru itu, aku mau tanya.”
Sunar terduduk lesu. Tangannya merogoh uang logam seratusam. Sejenak menimang-nimangya. Matanya menerawang kejadian lima hari sebelumnya.
Siang itu, Sunar baru saja memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jaringan LSM. Mayadi menghampiri dan menariknya di bawah pohon sawo.
“Biar aku saja yang berangkat,” pinta  Mayadi, “Minggu depan isteriku akan melahirkan. Aku butuh uang.”
Inge Triastuti's picture

Racun 100 hari

Konon, di sebuah desa hidup seorang perempuan tua bersama putera tunggal dan menantunya. Ia membenci menantunya karena mulutnya jahat. Kepada setiap orang yang ditemuinya ia selalu menjelek-jelekkan dirinya. Ia disebut si tua bangka yang tidak tahu diri, tidak berguna, berhati ular, bermulut usil, jorok, pemalas dan sebagainya. Ia tidak mungkin mengusirnya dari rumahnya, karena puteranya sangat mencintai setan betina ini.
Inge Triastuti's picture

Ketika cinta bersemi

Anita,

ketika kutulis surat ini gerimis sedang menebar tirai sutera di atas kotaku. Titik airnya menjentiki dedaunan di kebun. Bunga mawar di depan jende­la kamarku meliuk gemulai bermain air. Batang-batang bambu kuning bergesekan menyiulkan lagu seolah ingin mengiringinya.

Dedy Yanuar's picture

Meminta uang

Ada seorang anak kecil yang mempunyai ayah. Ayah dari anak kecil itu adalah seorang yang sangat baik, juga sangat kaya.

Dedy Yanuar's picture

Kisah seorang anak dengan Ibunya

Kisah ini bermula dari seorang anak yang melihat ibunya tidur sambil garuk-garuk tangan. Lalu anak itu melihat ada seekor nyamuk berada di dekat tangan ibunya. Anak itu lalu meninggalkan nyamuk itu, dan menanggap hal itu adalah hal kecil. Beberapa saat kemudian anak itu melihat tangan ibunya masih garuk-garuk, dan melihat nyamuk itu tetap berada di dekat tangan ibunya. Anak itu berpikir "kalau nyamuk itu nggak mati, nyamuk itu bisa membuat gatal lagi ibuku, adikku, dan mungkin juga aku." Karena itu, si anak mengambil alat "raket penyetrum nyamuk" yang baterenya sudah lemah yang berada di dekat nyamuk. Dengan hati-hati si anak mengambil raket penyetrum nyamuk supaya nyamuk itu tidak kabur. Walaupun si anak tahu bahwa batere raket itu sudah lemah, tetap saja anak itu percaya bahwa dengan raket itu dia dapat membunuh nyamuk itu. Setelah didapatnya raket, si anak dengan hati-hati membunuh nyamuk itu dengan cara yang seperti biasa. Dan hasilnya nyamuk itu tidak tertangkap cuma kesetrum sedikit, karena batere raket itu sudah lemah. Lalu nyamuk itu terbang. Mari kita misalkan kisah ini.

y-control's picture

Reuni*

“Baru tiga tahun lulus aja sudah pake reuni-reuni” sahutku menanggapi informasi dari Iwan, seorang teman yang sejak menikah akhir tahun lalu baru kali ini kudengar kabarnya lagi. “Ini reuni akbar dari semua angkatan sebelum 2001” katanya menambahkan. “Datang ya, teman-teman yang lain juga pada datang. Ambil cutilah, itu hari Sabtu..” Aku hanya membalas SMS nya dengan “Insya Allah.”

Purnawan Kristanto's picture

Monolog Ayam Jago

Ayam jagoHari ini rasanya aneh sekali. Entah mengapa, rasanya malam lebih cepat menjelang daripada biasanya. Matahari memang sudah bergulir ke Barat, tapi masih tinggi. Tiba-tiba langit berubah menjadi gelap.