Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

nasionalisme

victorc's picture

Dari Dwipantara ke nama Indonesia

Ringkasan 
Meski kepulauan yang dikenal sebagai "Dwipantara" sudah dikenal dalam sastra kuno India seperti Mpu Valmiki, namun kata Indonesia diusulkan pertama kali oleh sarjana Skotlandia bernama James Richardson Logan. 

Lihat kutipan berikut:* 

Purnawan Kristanto's picture

Peserta Upacara tak Diundang

Jika ditanyakan kepada 10 orang, “Siapa yang mau dengan sukarela ikut upacara bendera di alun-alun pada pukul 10 pagi?” Saya yakin tidak akan ada banyak yang mengajukan diri sebagai sukarelawan. Sama seperti saya. Ikut upacara bendera adalah aktivitas yang sedapat mungkin dihindari. Meski saya tidak pernah membolos upacara bendera, tapi saya tidak mengikuti seremoni ini dengan antusias.  Saya ikut upacara itu karena terpaksa. Saya takut dihukum oleh guru jika tidak ikut upacara.

Risdo M S's picture

Kristen yang Indonesia? Mungkin Bisa.

Sangat sulit melacak buku-buku soal pandangan seorang umat Kristus di Indonesia terhadap bangsanya. Seolah hanya ada jawaban normatis, sekedar menjadi warga negara yang baik di negeri yang dibuat manusia. Seolah kedua topik, iman kristiani dan kebangsaan, memang harus terpisah sejak terpisahnya mata pelajaran PPKn dan PAK. Mungkin pula hal ini diperparah sebab regukan sumber untuk keimanan kristiani kita memang kebanyakan dari Eropa Barat dan Amerika Utara. Namun nampaknya penyebab terparahnya adalah isu-isu seperti ini belum menemukan lahan suburnya di blantika pembahasan, apalagi perbukuan kristen Indonesia.

Erfen Gustiawan Suwangto's picture

Pluralisme = Solusi atau Masalah ?

Indonesia adalah negara pluralis. Plural (keberagaman) dalam negara ini adalah fakta. Akan tetapi, ketika menjelma dalam suatu paham yang dinamakan pluralisme, maka ketika menjadi suatu -isme hanya akan memfasilitasi golongan tertentu yang memiliki kepentingan tertentu pula. Terkesan bahwa pluralisme ingin menyatukan semua agama, bahkan terkesan sinkretisme (mencampuradukan semua ajaran agama) dan menganggap semua agama pada taraf kebenaran yang sama.