Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mabuk In The Kos-Kosan

fredy's picture

Fenomena mabuk dikalangan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mungkin sudah terjadi sekian lama. Parahnya, kadang mereka tidak “pandang bulu” saat memilih tempat untuk melakukannya. Di mana saja, bahkan di tempat mereka tinggal untuk sementara di Salatiga.

Pagi tadi aku berbincang dengan pemilik kos-kosan (pemondokan) tempat aku telah berteduh dari panas dan hujan selama lebih dari 4 tahun belakangan ini. Inti pembicaraan adalah bapak kos yang baru saja mengusir sejumlah anak kos yang sudah sangat keterlaluan. Sembari membersihkan kamar yang baru saja ditinggalkan, dia berucap, “Ambune minuman” (baunya minuman), sembari mengeleng-gelengkan kepalanya tanda keheranan. Yang perlu dicatat adalah Ini bukan pertama kali pemilik kos mengusir penghuni dengan kasus tersebut.

Rupanya mabuk di kos-kosan tidak hanya menjadi momok di kos tempat aku bernaung. Sejumlah kos-kosan teman yang pernah kukunjungi menunjukkan bahwa mahasiswa menjalankan aktifitas minumnya di kos-kosan. Kadang ada juga mahasiswi yang ikut bergabung dengan para mahasiswa untuk menikmati “mimik (minum) jahat” itu. Lebih dalam lagi, ada juga dosen ikut serta.

Pemicu

Begitu mudahnya mereka mendapatkan minuman beralkohol di Salatiga mungkin menjadi salah satu pemicu giatnya akktifitas itu. Sejumlah tempat sepertidi Jetis, dekat Poltas, Pasar Sapi, dekat dengan Pandawa, dan masih banyak tempat lainnya, menjajakan minuman “depkes” hingga tidak. Depkes adalah istilah bagi minuman beralkohol yang memiliki ijin dari Departemen Kesehatan, sedangkan berbagai kategori minuman tidak depkes adalah ciu dan sejenisnya.

Pemicu kedua adalah longgarnya pengawasan dari pemilik kos-kosan terhadap pemondok. Bahkan ada cerita dari teman, kadang pemilik kos ikut-ikutan menikmatinya.

Selain hal diatas, pemicu ketiga adalah berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Kebebasan yang berlebihan (jauh dari kontrol orang tua), mereka sikapi dengan berlebihan dan kurang bertanggung jawab. Selain sudah tentu, ada sejumlah mahasiswa yang memang sudah sejak SMA telah memiliki kebiasaan minum.

Selain itu, kurangnya empati masyarakat dan pengawasan dari instansi pemerintah tentang fenomena itu, menjadi pemicu tersendiri. Masyarakat sekitar telah memiliki nilai-nilai social di dalam dirinya, tidak memberdayakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan di lingkungannya. Hal itu diperparah dengan lemahnya kontrol pemerintah daerah terhadap kos-kosan yang menjamur di Salatiga. Sebagai informasi, telah ada Peraturan Daerah tentang Pemondokan di kota ini.

Efek

Kegiatan negatif, walaupun tidak selalu, akan juga membawa dampak yang negatif juga. Bebasnya para mahasiswa menjalankan aktifitas mabuknya di kos, dapat membawa dampak negatif kepada lingkungan kos maupun lingkungan sekitarnya.

Ambil contoh di tempat aku kos, ada teman kos yang tadinya tidak memiliki kebiasaan minum, akhirnya menjadi ketagihan berawal dari diajak teman yang suka minum. Saat minum kadang diikuti dengan pembicaraan ngalor-ngidul hingga pagi hari menjelang, sehingga kadang harus bolos kuliah pagi.

Pernah suatu malam, mereka minum hingg pagi, sambil bernyanyi keras. Harus kuakui memang mereka mimiliki suara yang bagus, namun sayang, keras dan tidak tepatnya pilihan waktu membuat suara merdu mereka menjadi pengganggu istirahat malamku. Rupanya tidak hanya aku saja yang terganggu, tapi juga tetangga sekitar kos.

Akhirnya

Sudah tentu apa yang mereka lakukan bukanlah cerminan seorang “maha”-siswa yang katanya lebih mengedepankan intelektualitasnya. Pada sisi lain, akses negatif dari kegiatan tersebut perlu menjadi musuh kita bersama, termasuk didalamnya adalah peran serta UKSW.
 


catatan: tulisan di atas juga di posting di: note dalam facebook-ku fredy_marpaung@yahoo.com.

PlainBread's picture

Fenomena yang tidak jadi fenomena lagi

Buat saya mabuk bukan fenomena kampus, apalagi kampus tertentu. Mungkin karena kampus adalah tingkat pendidikan umum yang terakhir, di mana anggotanya sudah dianggap lebih dewasa dibanding SMA, akhirnya kontrol dan pengawasan memang jadi berkurang.

Mulai dari UI, ITB, kampus2 negeri atau swasta, tetap saja ada mahasiswa yang suka mabuk. Di Indonesia, di luar, sama juga. Beberapa mahasiswa fak kedokteran, biologi atau pertanian malah sengaja memelihara pohon canabis untuk dilinting dan dihisap, tapi kalo ketahuan selalu mengaku itu untuk penelitian. Hahaha.

Selain mabuk, ganja, ada juga yang gak kalah seringnya yaitu sex bebas. Kalo orang2 katanya banyak yang kaget sekarang ini anak SMA atau SMP ketangkap basah melakukan free sex, saya pikir mereka terlambat taunya. Dari dulu juga ada, tapi gak digembar-gemborin. Kalo pun ketauan gak bakal masuk media, alias ditutup rapat2 sama ortu atau pihak sekolah. Sama seperti dulu ada penelitian yang menyimpulkan 2 dari 3 laki2 berselingkuh. Langsung pada heboh. Begitu juga soal penelitian soal banyaknya perempuan muda yang sudah pernah berhubungan sex, masyarakat 'katanya' kaget juga. Saya sendiri sempat bingung, kok sepertinya banyak orang yang buta apa, pada gak ngeliat kiri kanan, tetangga, teman sekolah, teman kerja dll. Atau mungkin lingkungan saya aja yang buruk, sementara mayoritas masyarakat gak pernah ada kejadian2 seperti itu. Atau, masyarakat kita pura2 kaget alias munafik.

Dulu jadi fenomena, masyarakat kaget, malah sebagian menyangkal dengan semua berita dan hasil survey yang diadakan. Sepertinya sekarang kita sudah terbiasa. Indikasinya, mungkin kita anggap itu lumrah, atau mungkin sekarang masyarakat kita tidak munafik lagi menghadapi kenyataan yang ada.

 

 

 

"It's not what I think that' important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God

ronggowarsito's picture

cerita lama

Marpaung, ini sih cerita lama...
Aku sudah dengar dari dulu, belasan tahun yang lalu.
Mungkin akhir2 ini tambah parah, kali ya.
Sedih juga melihat kampus seperti itu. Meski tidak kuliah di situ, aku pernah merasakan ngampus di uksw walau hanya di sd dan smp-nya.
Tapi jangan kuatir, marpaung, karena itulah sisi kedagingan dunia mahasiswa.
Sebab aku melihat dari sisi kerohanian, kampus ini mengalami kemajuan yang luar biasa hebat. Bayangkan, adik sepupuku yang mahasiswa FE itu sampai harus dipanggil pulang oleh orangtuanya di Jakarta, gara2 uang kuliah dan uang saku bulanannya habis dipakai untuk persembahan di persekutuan komsel-nya.
Luar biasa bukan?

salam hangat,
rong2

__________________

salam hangat,
rong2

HASLAN's picture

mahasiswa..itu Unik

Begitulah....

 

Hingga saya No Coment bagi mahasiswa.....

 

 Pemuda pemakai topeng.... MAHA.... SISWA....!!!

 

Akademisi atau calon perusak...

Hitam atau Putih...

Tapi itulah MAHA... SISWA....

Mereka tetap Penerus...

 

Waktu lah yang akan menentukan arah masa depannya...!!!

 

maaf.. ilmu saya cuma sampai di situ...

 

He..he..he...

__________________

Masih belajar............

Bila salah tolong diperbaiki.......

Bila melenceng tolong ditegur...

God Bless Us...

pwijayanto's picture

Saya nggak ikut lho....

Kadang ada juga mahasiswi yang ikut bergabung dengan para mahasiswa untuk menikmati “mimik (minum) jahat” itu. Lebih dalam lagi, ada juga dosen ikut serta. 

Eh. saya nggak ikut-ikut mabuk lho..

kalau minum juice di kafe kampus kadang saya ikut..

minum teh hangat di warung tenda depan kampus kadang saya ikut..

 

Siapa Sam yang ikut mabuk?

 

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)

__________________

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)