Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Merampok Anak Cucu

Rusdy's picture

Katanya, kalo di kampung, maling ketangkep bisa digebukin rame-rame. Kalo malingnya membagi hasil jarahan (bak Robin Hood), katanya, dianggap pahlawan. Nah, kalo malingnya kita sendiri, enaknya diapain yah?

Contoh lain lagi. Kalo 'maling' ini sekarang udah canggih, yang beranggotakan ratusan orang, terus, yang jadi tukang tata buku (maklum, organisasi mafia ini udah kelewat sukses, butuh akuntan sendiri) nggak pernah ngerampok, cuman ngurusin investasi dari hasil 'pemasukan'. Masalahnya, si tukang tata buku ini nggak tau kalo dia sedang bekerja di organisasi si 'maling' ini. Lagipula, nggak ada kerjaan lain di kampungnya, "mending gue kerja halal daripada ngerampok dong!" katanya si tukang tata buku. Apa masih bisa, si tukang tata buku dituduh "Maling luh!"?

Pake analogi di atas, pernah nggak sih kita berpikir, kita semua (saya, situ, aa, tete, dll) sedang bekerja di organisasi si 'maling'? "Hah, yang bener luh!" so pasti jawaban pertama, tul ndak?

Coba, tanya sendiri, apa situ:

  1. pake bensin?
  2. pake listrik dari PLN?
  3. Beli makanan yang dihasilkan dari kelapa sawit [1]? 

Kalo iya, ya situ tukang rampok anak cucu!

"Loh loh loh loh, kok prof. rusdy se-enak puser nuduh sih? Hubungannya apa sama make bensin dengan tukang rampok anak cucu?" tanya situ.

Jawaban pendek: Perubahan iklim.

Jawaban panjang: Wah, kelewat panjang deh. Mending baca sendiri dari pakar aslinya aja deh. Contoh:

Carbon Budget

Sumber grafik: http://www.wri.org/ipcc-infographics

Apa prof. rusdy menghimbau agar segera hentikan penggunaan bensin? Terus si engkong Purnomo yang butuh meninjau pendeta di pedesaan gimana donk?

Terus terang, menurut pendapat prof. si rusdy, sekarang sudah terlambat. Kita sudah ketagihan sama bahan bakar karbon (batu bara, minyak dan gas). Presiden Jokowi sendiri mengalami dilema yang sama [2]. Bangun infrastruktur listrik dengan energi 'bersih' tapi mahal sekarang (murah jangka panjang), atau mao bangun dengan batu bara yang 'kotor' murah sekarang (tapi mahal jangka panjang)? Rakyat maunya yang murah sekarang toh? Kalo situ ditanya "Mao harga listrik PLN naek nggak?" Ya jelas jawabnya "Gue mao yang murah donk, goblok amat sih lu pake nanya gitu?".

Kasihan juga anak-anak kita, tapi apa daya? Manusia udah dasarnya buta jangka panjang [3]. Satu-satunya solusi ke depan adalah memberitakan sebisa mungkin bahwa ada yang bisa memusnahkan jiwa dan raga [4]. Lagipula, iklim yang buruk hanya bisa memusnahkan raga toh?

 

Nara sumber:

[1] Mayoritas produk makanan jadi pake kelapa sawit: klik sini . Masalahnya, banyak produk kelapa sawit dihasilkan dari hutan kelapa sawit yang tidak bertanggung jawab, alias menghabiskan hutan di sumatra dan kalimantan.

[2] sumber klik sini

[3] sumber klik sini

[4] Matius 10:28