Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Apakah keperawanan itu perlu bagimu?

Pak Tee's picture

Lama aku tidak menjawab pertanyaan itu. Dia melanjutkan bertanya, “Menurut pendapatmu, seorang artis dengan status janda yang melakukan operasi selaput dara di luar negri, apakah ia bisa disebut perawan setelah selaput daranya kembali utuh?”

“Tidak!”

“Kok tidak?”

“Ya, pokoknya tidak!”

“Jadi menurut pendapatmu keperawanan itu apa?”

“Mbuh!”

“Kalau jodohmu ternyata seseorang yang tidak lagi perawan, apa kau mau? Maksudku : Janda atau ‘korban kecelakaan’, begitu?”

“Selama ini aku sudah berusaha hidup benar, masakan Tuhan akan beri aku seorang teman hidup yang ‘cacat’?”

“Kalau itu perintahNya?”

“Tidak mungkin…!”

“Pernah dengar cerita tentang Hosea? Bahkan dia menikahi seorang perempuan sundal bernama Gomer. Atau Yusuf, si tukang kayu itu…? Calon istrinya, Maria, sudah hamil duluan sebelum pernikahan mereka. Itu semua tidak lepas dari kehendak Tuhan!”.

“Oke ceritamu itu… tapi jangan pernah bandingkan Maria, Ibu Yesus, dengan Gomer! Bagiku, sampai kapan pun, Maria tetaplah seorang perawan suci!”.

“Baiklah! Jadi menurut pendapatmu, keperawanan itu apa?”

“Keperawanan? Gampang…! Jawabnya: Mbuh! He… he… he…!”

“Payah! Jadi … apakah keperawanan itu perlu bagimu?”

“Perlu! Perlu banget!”

“Kok bisa ‘Mbuh’ perlu buatmu?”

“Ya… itu kan salah satu indikasi kekudusan!”

“Jadi kalau sebelum nikah dia sudah tidak perawan, dia tidak kudus?”

“Aku tidak berkata begitu…!”

“Maksudmu?”

“Maksudku, mungkin saja dalam sejarah masa lalunya dia pernah melakukan dosa, tapi kalau dia mau bertobat dan kembali hidup benar, bukankah Tuhan bisa dan akan menguduskan dia kembali?”

“Kalau dia sudah kembali ke relnya yang benar, dan kalau ternyata jodohmu seseorang yang tidak lagi perawan, apa kau mau?”

“Kok pertanyaanmu kesitu lagi?”

“Soalnya begini, si Ani tertarik banget sama kamu, dia ingin berkenalan denganmu, tapi… dia sudah tidak perawan, dia sudah kehilangan keperawanannya lebih dari satu tahun yang lalu”.

“Kok kamu tahu?”

“Ya…. Karena aku yang mengambilnya!”

“Apa?!”

Berilah kepada TUHAN kemuliaan namaNya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan. (1 Taw 16:29)

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

guestx's picture

keperawanan : untuk apa, untuk siapa?

mitos di antara kawan2 gw laki2, memetik keperawanan seorang perempuan itu adalah suatu kenikmatan yang luar biasa. pengalaman gw mengatakan hal sebaliknya, ada ratusan sesi yg gw lalui bersama isteri yang jauuuuh lebih menyenangkan dan lebih nikmat dari peristiwa once-in-a-lifetime menyibak tabir keperawanan. 

mitos lain : keperawanan tanda kesucian (hehehe.. jadi ingat mbak DePe yg sudah me-restore keperawanannya). 

Q (by Pak Tee) :apakah keperawanan itu perlu bagimu ? 

A (versi gw) : strictly no, kalo cuma mau cari sensasi kenikmatan. yes, sbg salah satu (bukan satu-satunya,lho) indikator awal perilaku seksual calon istri sebelum menikah. strictly no, kalo jadi indikator kesucian calon istri. strictly yes, kalo cukup bodoh untuk menempatkan keperawanan sebagai dasar pernikahan.

__________________

------- XXX -------

mujizat's picture

Keperawanan, untuk apa?

Menurutku, Tuhan memberikan selaput dara kepada seorang wanita karena memang penting, sebagai tanda bahwa ia belum pernah "disentuh" laki-laki.

Jika seorang artis lakukan operasi merestorasi selaput dara, itu tidak akan pernah membuatnya perawan lagi, tapi lebih kepada pembohongan "publik".

Di PL (Ul 22:13-21) seorang gadis yang tidak perawan dihukum mati, tapi sekarang ini, banyak terjadi pembiaran,... jadi betapa dalamnya manusia telah jatuh dan tidak menghormati hukum Tuhan.

__________________

 Tani Desa

golden arwana's picture

oposite

Menurutku, Tuhan tidak memberikan selaput dara kepada seorang pria karena memang tidak penting, sebagai tanda bahwa ia belum pernah "disentuh" wanita

Pak Tee's picture

yes!

@guestx

Yes! Setuju kalau keperawanan secara fisik bukanlah pertimbangan dasar pernikahan. Kalau pertanyaannya diubah menjadi lebih penting mana: keperawanan atau kekudusan? Saya akan pilih kekudusan. Seseorang bisa saja tidak kudus dengan tetap perawan. Tetapi seorang gadis yang menjaga kekudusannya, ia juga akan menjaga keperawanannya.

@mujizat

Zaman PL sudah lewat, Pak. Yesus sendiri melarang kita menghakimi. Dan aparat penegak hukum melarang kita main hakim sendiri (atau main hakim ramai-ramai ya?). Tapi memang benar, pergaulan anak muda sekarang cukup memprihatinkan. Orang tua dituntut untuk lebih memperhatikan kehidupan putra-putrinya. Memberi arahan yang benar dan teladan yang benar.

@golden arwana

Kalau iri dengan wanita, Anda boleh minta kok sama Tuhan. He he he!

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

guestx's picture

@pak tee, menjaga kekudusan

Saya akan pilih kekudusan. Seseorang bisa saja tidak kudus dengan tetap perawan. Tetapi seorang gadis yang menjaga kekudusannya, ia juga akan menjaga keperawanannya.

that's the point! amin! menjaga kekudusan, bukan menjaga keperawanan.

Tapi memang benar, pergaulan anak muda sekarang cukup memprihatinkan. Orang tua dituntut untuk lebih memperhatikan kehidupan putra-putrinya. Memberi arahan yang benar dan teladan yang benar.

ini tantangan terbesar yg hampir mustahil dikalahkan : norma pergaulan sekarang semakin jauh dari kekudusan. dulu sekali, gw pikir cuma tetangga kos gw yg bergaul kaya kebo, laki perempuan tak menikah tinggal berdua satu kamar, tp waktu itu aman krn kiri kanan cuek krn sama-sama pendatang. skrng, perempuan muda tak malu masukkan pacar nginap di kamarnya dan bangun siang malah melototi orang lain di rumahnya sambil bilang," elo jangan pikir semua orang ngeres kayak lu!" mami-mami dan papi-papi tak sungkan ngomong jorok dan berbagi gambar porno di jejaring sosial  kawan sekolahnya dulu atau entah komunitas apalah, dan kalo cocok waktu, lanjut dengan aplikasi di tempat yg disepakati. sedihnya lagi, ada pendeta yg kedapatan nginap bersama pacaranya di tempat wisata. akh...talking about kekudusan....talking about teladan...

__________________

------- XXX -------

youngyoungan's picture

Ngga fair

Kenapa sih, banyak cowo nuntut cewe tetap perawan? Kalau ngga perawan ngga mau nikahi.. padahal belum tentu juga si cowo itu masih perjaka, bisa jadi dia nyicip banyak cewe... menyebalkannya lagi kalo cowo nyari cewe perawan sementara dia dah berkali2 menghilangkan keperawanan cewe2..

Itu mah namanya ngga fair. Nuntut hal baik padahal dirinya ngga baik sama sekali.

Sampai sekarang aq masih mempertanyakan ada berapa cowo dari 1000 cowo yang masih menjaga kekudusannya, baik pikiran dan tubuhnya.

Jadi, para cowo sebaiknya lebih bijak dalam menyikapi keperawanan.

Pak Tee's picture

tanggung jawab

@guestx and @youngyoungan

Masalah keperawanan dan keperjakaan, menurut saya, sebenarnya menyangkut tanggung jawab pribadi kita kepada Tuhan. Sekalipun orang lain tidak tahu, Tuhan tahu apa yang kita lakukan. Masalah jodoh, sebaiknya kita menerima pasangan kita apa adanya. Dalam arti kata masa lalunya dan keberadaannya kini. Tak ada seorang pun yang sempurna, tetapi jalan untuk menjadi lebih baik selalu terbuka. Keperawanan bagi saya sebenarnya tidak sekedar keperawanan secara fisik. Saya pernah membaca sebuah artikel di sebuah mingguan lokal, tentang seorang gadis yang tetap mempertahankan keperawanannya (hingga pernikahan) dengan melakukan oral sex (ia berprofesi sebagai PSK). Bagi saya, dia sudah tidak perawan. Begitu juga perempuan yang melakukan operasi selaput dara, dia tetap bukan seorang perawan. Bagi saya dia seperti seorang yang mandi berkali-kali (bahkan sampai 7 kali) karena merasa tubuhnya telah terkena sesuatu yang haram (dijilat anjing misalnya, untuk yang mengharamkan anjing). Jadi apa itu keperawanan dan apa itu kekudusan? Semoga kita bisa memaknainya dengan benar.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

ebed_adonai's picture

Kalau....

Kalau seandainya tidak perawan sebelum menikah=dosa, maka saya juga punya segudang dosa sebelum menikah.. Tapi my bojo mau menerima saya apa adanya (thanks to her..).

Setuju dengan Pak Tee, bahwa seseorang bisa saja tidak kudus dengan tetap perawan, thus, seorang gadis yang menjaga kekudusannya, ia juga akan menjaga keperawanannya. Tapi manusia bisa saja khilaf. Anyone. Sebelum menikah. Sesudah menikah. Bahkan kalau mau diperluas, dosa bukan hanya dalam masalah seksual (=virginitas) saja.

Sedih sekali rasanya, kalau ada seorang gadis yang baik hati, hanya karena ia sudah tidak perawan (entah karena kecelakaan atau "kecelakaan"), lantas dianggap sebagai "barang bekas" yang tidak "layak pakai". Terus terang saya pribadi tidak ambil pusing tentang keperawanan (tapi tidak merendahkan makna pentingnya keperawanan lho). Pasangan hidup yang setia menemani di dalam kasih Tuhan bertahun-tahun lamanya, dalam susah senang, dalam jatuh bangun, dalam tawa dan lemparan piring, itulah yang kucari, seandainya daku masih singel... Tongue out

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)