Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

PLANNING VS KEHENDAK TUHAN - Yakobus 4:13-17

Anie's picture

Menjadi orang kristen itu bisa dikatakan membingungkan.  Jika kita membuat sebuah perencanaan, bahkan perencanaan itu sudah matang dan tinggal dikerjakan, apakah semua itu sungguh-sungguh kehendak Tuhan?  Tetapi jika kita diam saja, tanpa membuat perencanaan sama sekali, apakah kita tidak memiliki hikmat untuk membuat kebaikan yang akan menolong hidup kita? Padalah, biasanya di awal tahun baru, kita selalu ingin membuat perencanaan bagi hidup kita, minimal untuk tahun yang akan segera dilewati.

Yakobus, seorang gembala sidang di gereja Yerusalem memberikan nasehat praktis bagi jemaat-nya melalui surat yang ditulisnya sebelum ia meninggal dunia sebagai martir. Pada perikop yang berjudul "Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan" memaparkan beberapa prinsip rohani dalam membuat perencanaan dalam hidup manusia.

  1. Jangan mengandalkan kemampuan sendiri (13-14)
    Pada ayat ini dengan jelas penulis memberikan contoh yang dapat di rangkum dalam beberapa kata : waktu (hari ini atau besok, setahun), tempat (di kota anu), tujuan (berdagang) dan hasil yang diharapkan (mendapat untung).  Dalam membuat perencanaan, faktor-faktor diatas memang sangat diperlukan, tetapi seolah-olah manusia tahu bahwa dia dapat mengusahakan sesuatu jika dia mampu melakukannya tanpa mengingat sedikit pun pada Pencipta-Nya yang memberikan hikmat kepadanya untuk memikirkan hal yang baik. Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan hatinya jauh dari Tuhan, diberkati orang yang mengandalkan Tuhan. (Yeremia 17:5, 7).
    Sebagai orang percaya, kita perlu mengikutsertakan Yesus dalam membuat perencanaan bagi hidup kita, karena Dialah yang memiliki hidup ini. Yakobus menanyakan "apakah arti hidup kita? Hidup ini seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (14)." Dengan kata lain Yakobus ingin mengatakan bahwa hidup ini sangat singkat, dan kita tidak tahu atau tidak bisa memprediksi kapan akhir hidup tiap-tiap orang, ini adalah rahasia Allah. Oleh sebab itu, dalam setiap perencanaan yang kita buat, jangan lupa untuk mengikutsertakan Yesus sebagai Allah kita, agar rencana yang kita buat berkenan bagi-Nya.
  2. Berserah pada kehendak Tuhan (15)
    Yakobus, dalam terjemahan lain mengajarkan bagaimana kita harus membuat perencanaan dalam hidup dengan mengatakan "Jika Tuhan menghendaki, dan jika kita masih hidup, saya akan melakukan hal ini dan itu." Kata-kata ini tidak boleh diartikan bahwa kita hanya berpangku tangan saja tanpa mengerjakan atau merencanakan sesuatu. Kata "akan" merupakan kata yang mengacu pada sesuatu yang akan datang atau dalam konteks ini perencanaan. Penekanan Yakobus disini adalah penyerahan total hidup kita pada kehendak Tuhan selama kita masih memiliki kesempatan untuk hidup. Dalam pengertian lain, kita harus mengisi hidup kita dengan sesuatu yang dikehendaki Tuhan, bukan mengikuti keinginan kita sendiri.
  3. Jangan congkak (16)
    Ketika manusia sudah berada pada puncak kesuksesannya, ia cenderung mengaggap segala sesuatu itu mudah di dapat dan mudah di kerjakan. Apalagi hidup yang bergelimang harta, lebih mudah untuk membuat perencanaan-perencanaan yang besar dan sangat menguntungkan bagi-nya. Bukan hanya dalam hal duniawi, dalam hal rohani pun manusia dapat dengan mudah membuat rencana jika ada sokongan materi yang kuat. Tetapi Yakobus mengingatkan, jangan bermegah dalam kecongkakan. Semua kemegahan yang membawa manusia menjadi sombong adalah salah.
    Membuat perencanaan yang baik memerlukan kerendahan hati di hadapan Tuhan, karena kita adalah hamba-Nya yang merencanakan segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia ini untuk mensukseskan rencana-Nya yang kekal bagi hidup kita.
  4. Peduli (17)
    Di akhir perikop ini, Yakobus menegaskan bahwa berdosa orang yang tahu bagaimana harus berbuat baik, tetapi tidak melakukannya. Jika kita tahu sesuatu yang baik yang harus kita kerjakan, maka kita harus mengerjakannya dengan tulus dan tidak menghindarinya. Perduli dengan semua disekeliling kita, bahkan merencanakan dan melakukan segala yang baik di hadapan Tuhan dengan tulus, bukan membiarkan atau menghindarinya, karena jika demikian kita akan berdosa.

Dalam mengawalai tahun baru ini, sangat baik membuat perencanaan yang akan menolong hidup kita lebih terarah dan teratur.  Tetapi jangan melupakan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh Yakobus kepada kita untuk : tidak mengandalakan kemampuan sendiri, berserah pada kehendak Tuhan, jangan congkak dan perduli pada pekerjaan baik. Tuhan Yesus memberkati.

__________________

Tumbuh Bersama, Satu Hati, Memenangkan Jiwa

Waskita's picture

Bukan perencanaan sih tapi

Bukan perencanaan sih tapi janji ... biasanya setiap awal tahun saya buat janji untuk melakukan sesuatu yang lebih baik ... sayangnya dari pengalaman tahun-tahun kemarin, saya jadi takut ... mo janji berhenti merokok dari dulu ngak bisa-bisa ... mo berhenti mengeluh ... seringnya trus lupa ... akhirnya saya cuma bisa bilang... TUHAN tolong saya supaya bisa melewati tahun ini ... Embarassed
__________________

kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini