Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sosok Hamba Tuhan

Yenti's picture

Siapakah Hamba Tuhan ?  Hamba Tuhan adalah seorang Pendeta/Penginjil ataupun orang-orang yang mendapatkan panggilan full time sebagai Pelayan Tuhan di Gereja/dalam lembaga kerohanian. 

Waktu kecil, aku tidak mengenal sosok Hamba Tuhan. Yang aku kenal hanyalah guru sekolah minggu yang mengajar setiap minggu di depan kelas. Bagiku yang masih kecil, dia adalah "Hamba Tuhan" dalam hidupku . Setelah aku remaja , aku baru mengenal sosok Hamba Tuhan/penginjil . Saat remaja, tidak ada seorang pendeta di gerejaku, yang ada hanyalah Penginjil dan Mahasiswa Praktek dari sekolah teologia. Kita hanya dapat melihat sosok Pendeta setiap tanggal 25 Des. Saat itulah,gereja mengundang Pendeta dari kota lain , sekaligus mengadakan KKR ( Kebaktian Kebangunan Rohani ). Setelah di Jakarta, aku mengenal banyak sekali Hamba Tuhan karena kebetulan aku berjemaat di gereja yang cukup besar.

Saat kecil, aku sangat mengagungkan sosok " Guru Sekolah Minggu " , yang bagiku saat itu adalah " Hamba Tuhan" dalam hidupku. Seorang guru wanita dengan paras yang begitu cantik, muda, pintar nyanyi, mengasihi murid-muridnya tanpa perbedaan, pintar cerita, dan baik hati. Karena sosok itu begitu agung bagiku, akhirnya aku rajin ke Sekolah Minggu, mendengarkan Firman Tuhan dengan baik, membuat catatan untuk setiap Firman Tuhan yang diberikan, menghafal ayat hafalan, dan hasilnya memang setiap ujian diadakan, aku mendapatkan nilai yang bagus dan diberikan hadiah yang sangat menarik. Waduh, ternyata baru sadar, itulah yang membuat aku rajin , bukan karena kecintaan kepada Firman Tuhan, tapi karena aku mengagungkan sosok Guru itu dan hadiah yang menanti di depan mata. 

Kadang-kadang aku iseng dan suka bertanya kepada beberapa Mahasiswa Praktek : " Lause, akan kemana setelah selesai kuliah ?". Kebanyakan dari mereka akan menjawab : di Jakarta, karena ladangnya lebih banyak . Emang seh, tidak dapat disalahkan, karena di Jakarta memberikan peluang yang lebih besar dalam segala hal. Tetapi akhirnya membuat aku berpikir , apakah panggilan Tuhan hanya di Jakarta saja ? bagaimana dengan pelosok-pelosok - apakah memang Tuhan tidak memanggil mereka kesana ? aku sendiri pun tidak dapat menjawab. Karena aku lebih berpikir, Tuhan pasti tidak hanya memanggil orang untuk pelayanan di Jakarta saja. 

Setelah aku dewasa, aku berpikir satu kesalahan besar mengagungkan sosok Hamba Tuhan, karena Hamba Tuhan adalah juga manusia. Hamba Tuhan pada masa sekarang mungkin tidak lagi mengalami kesulitan/penderitaan yang besar dibandingkan dengan para Rasul di dalam Alkitab. Malah mungkin boleh dikatakan, ada beberapa Hamba Tuhan yang kelihatan malah punya kehidupan yang "makmur".

Jangan pernah memisahkan kehidupan menjadi 2 bagian yang terpisahkan yaitu Kehidupan gereja dan kehidupan sekuler/ non gereja. Pendapat itulah yang akhirnya mempengaruhi pandanganku, dan akhirnya aku pun berkesimpulan, Hamba Tuhan adalah sebuah profesi, sama seperti profesi yang lain.  

Bedanya mungkin hanya 2 :

1. Panggilan menjadi Hamba Tuhan harus didoakan oleh jemaat , panggilan profesi lain , tidak pernah didoakan oleh jemaat.

2. Panggilan menjadi Hamba Tuhan melewati altar call, panggilan profesi lain, tidak ada altar call.

Bagaimana sosok Hamba Tuhan di mata Saudara? Smile

 

xaris's picture

Tentang "hamba" Tuhan

Dear Yenti,

Pendapat saya tentang "hamba" Tuhan pernah saya tuliskan di blog saya tentang In the Fishbowl. Itu sudah menjelaskan pandangan saya secara garis besar tentang arti "hamba" Tuhan. Jaman dulu sekali menjadi pendeta dianggap salah satu profesi yang paling didambakan. Lalu jaman dulu sesudah jaman yang dulu sekali itu, profesi pendeta dianggap salah satu profesi terendah. Jadilah pendeta kalau kamu sudah tidak bisa jadi apa2 lagi mis. dokter/insinyur/pedagang even probably seniman. Sekarang gimana? Well, saya pribadi baru kira2 lima tahun terakhir ini mengubah pandangan saya akan profesi yang satu ini. Dari tidak menganggap sekaligus mendewakan jadi mudah2an lebih menghargai dan tidak mendewakan =D

Ada buku dari John Piper Brothers, We Are Not Professionals yang tengah saya baca, meskipun awalnya ragu belinya. Abis John Piper bilang, "Brothers,..." lha ntar katanya saya sok2an mau jadi laki lagi, hehehe... Sejauh ini saya sangat suka isinya biarpun bacanya mesti berulang7 soalnya bahasa Inggris dan pengetahuan teologi saya terhitung pas2an.

Buku ini berbeda dengan isi buku Pastor Criswell yang diangkat Dede Wijaya kemarin karena penekanannya yang bukan pada apa yang tampil di luar, melainkan pada (kalau boleh saya sebut demikian) pembongkaran ide tentang artinya menjadi pastors (maksudnya disini pendeta/penginjil/guru injil, bukan priest/pastur). Apa yang tampil di luar (hampir) selalu bisa diimitasi, tapi apa yang ada di dalam hati dan pikiran tidak bisa demikian.

Yenti, mau jadi istrinya pendeta/penginjil ngga? Wink

 

Yenti's picture

Istri pendeta??

Waktu aku masih remaja, pernah juga membayangkan jadi istri pendeta/penginjil. Sampai kuliah-pun, kalo lagi iseng bercerita dengan teman- teman, masih tetap dengan pikiran yang sama. Teman-teman tertawa saat itu mendengar jawabanku :" Wah, Yen. ngapain maried sama Pendeta/penginjil?? ngak ada uangnya lho.Entar sering jadi perhatian semua orang. Harus Jaim banget. Tersiksa tahu". Saat itu, nggak tahu yah kenapa, apa karena terlalu mengagungkan sosok pendeta/penginjil, jadi emang nggak pernah memikirkan hal itu. Yang aku pikirkan, gimana aku bisa punya pendamping yang emang lebih memahami Firman Tuhan ( dalam hal ini katakanlah ilmu teologia). Tapi setelah berlalunya waktu, tidak pernah terbayang sedikitpun lagi. Menjadi istri siapapun, yang penting dia adalah "Hamba" Tuhan,bukan Hamba Tuhan:p Iya,saya udah baca blognya:).Lengkap sekali pandangannya:)
jesusfreaks's picture

Hamba TUhan atau Duta Tuhan

Diblog gw sih ada tulisan yang judulnya hamba tuhan atau duta tuhan. bagi gw hamba ya berarti hamba, ya identik dengan kerjaan hamba sebagaimana biasanya. melayani, dihina, gak kenal capek. ya pokoknya konsep hamba lah... nah kalau ada hamba tuhan yang tidak seperti hamba, ya jangan ngaku-ngaku hamba. adalah lebih bijaksana, dia mengaku DUTA Tuhan.

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

NoSID's picture

Status Duta berhati Hamba

Hamba berarti harus siap jadi keset kalo Duta, wah ini orang gedongan biar balance dicampur aja jadi Duta berhati Hamba, jangan kebalik loh kalo Hamba berhati Duta, entar maunya jalan-jalan mulu, pelayanannya dikit ha..ha..ha..;oD
jesusfreaks's picture

Wah Keren : Duta berhati hamba

wah kayaknya enak juga ya, kalau bisa menjadi DUTA BERHATI HAMBA. gimanapun kita ngomong, semuanya akan kembali ke pribadi masing-masing. tapi adalah bijaksana, seseorang untuk MERENUNGKAN SETIAP HARI jabatan atau sebutan yang melekat pada dirinya.

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Indonesia-saram's picture

Hamba Tuhan adalah ...

Wah, belum lama ini saya juga membahas mengenai "hamba Tuhan" di blog saya. Silakan berkunjung dan membaca Mempersoalkan Istilah "Hamba Tuhan"

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

similikitiwelehweleh's picture

Hamba ada karena..

Numpang komen yah, HAMBA ada karena ada TUAN kalo tidak ada TUAN maka tidak ada HAMBA Jadi tidak boleh dipisahkan Kalo dari definisi bahasanya HAMBA = ABDI Jadi, Hamba Tuhan = Sesuatu yang mengabdi pada Tuhan (dlm hal ini biasanya orang) Namun, Tuhan bsa berari macam2 bagi semua org,mungkin kyai juga bsa disebut hamba tuhan (menurut pemahaman akan Tuhan masing2) Tapi, Kalo dipersempit di kalangan pengikut Kristus : Hamba Tuhan = Orang yang mengabdi pada Tuhan Yesus Kristus/Tuannya adalah Tuhan Yesus Kristus Jadi Menurut saya hamba Tuhan(Yesus) adalah semua orang yang sadar dan berbuat layaknya hamba terhadap Tuhan,siapa saja bisa. Namun Sekarang terjadi penyempitan makna kata hamba Tuhan,yang diasosiasikn Pendeta,Penginjil dll.yang notabene DAPAT dianggap oleh Mba Yenti sebagai profesi (karena memerlukan keahlian tertentu tentunya) Jadi Hamba Tuhan bukan profesi melainkan status yang merujuk pada oknum yang menghambakan diri/dihambakan kpd dan oleh Tuhan. Sedangkan DUTA = UTUSAN/Perwakilan Jadi, Duta Tuhan = Utusan Tuhan/Perwakilan Tuhan Jadi, Semua pengikut Kristus = Duta Tuhan (bila mengambil arti "utusan") Karena, (Matius 28:19 Karena itu pergilah,jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,) CMIIW GBU :-)
Yenti's picture

Thx buat similikitiwelehweleh

Thx buat penjelasannya. Kayaknya bakal jadi Indonesia saram yang ke-2 neh:) he..he.... Penjelasannya bagus banget dan mengerti sekali. Jadi intinya : semua orang Kristen sebenarnya adalah Duta dan Hamba Tuhan ( dalam arti yang luas )seperti yang dikatakan dalam Mat 28:19.
similikitiwelehweleh's picture

Ones side

Wah terima kasih ya Mbak Yenti sudah menghargai opini saya,kamsia. Walopun saya sbnernya hanya membahas pengertian harafiah definisinya saja.Kalo dbandingkan Indonesia saram ga ada apa2nya lah,mungkin Indonesia seram lbh dekat :-) (krn latar blakang sy bukan bhs ko) But anyway suwesuwe, Yang saya tangkap begini Hamba dan Duta Tuhan itu pengertiannya luas (spt saya pikirkan diatas). Namun, Seperti yang dibuktikan Mba Yenti sendiri dan saya sendiri juga dahulu,kita (min saya dan Mba Yenti) megasosiasikan Hamba Tuhan sbg profesi yaitu Pendeta,Penginjil,Guru Skul minggu yang mungkin berdampak pada ketidaksadaran diri akan posisi kita yg (seharusnya) juga hamba di hadapan Tuhan dan juga "pengagungan" sosok yg disebut Hamba Tuhan yg telah dibuktikan telah disesali. Namun lagi, Saya pikir maksud Mba Yenti mungkin menanyakan bagaimana pendapat pengikut Kristus thd sosok "Hamba Tuhan" (merefer pada Pendeta,Penginjil dll),bukan definisi dan pemahaman ttg Hamba Tuhan itu sendiri(dlm arti luas). Shg, Kalau mnurut saya "hamba Tuhan" adlah sosok yang tdk sembarangan, karena, pada saat orng memutuskan mjd "hamba Tuhan" maka dia harus memposisikan diri sperti apa yg dianggap org adalah "hamba Tuhan",contohnya banyak sekali.(diperkuat dgn pendapat Mba Yenti bahwa harus didoakan,altar call dll.) Mereka akan masuk ke suatu zona dmana semua perhatian akan tertuju,semua teladan akan dituntut. Dan menanggung konsekuensi thd pergeseran citra di masyarakat yg bermacam2 ttg Pendeta spt yg diungkapkan xaris. Nah, Hal2 diatas yg berujung salah satu pendapat bahwa sosok Hamba Tuhan adl bukan orang yag sembarangan(dan tentunya tidak),dlm hal kberanian terutama. Dan dengan asumsi akan keputusan mjd "Hamba Tuhan" adl panggilan,maka tentunya JAUH lebih dari sekedar pekerjaan/profesi. Dan mamiliki uang/harta saya memnadang bahwa itu KONSEKUENSI dari suatu pekerjaan/profesi,berkat Tuhan utk membuat "Hamba Tuhan" tetap hidup menurut Kasih dan Karunia-NYa. Itu pendapat,so.. CMIIW GBU :-)
Yenti's picture

Pendeta >< Profesi

pada saat orng memutuskan mjd "hamba Tuhan" maka dia harus memposisikan diri sperti apa yg dianggap org adalah "hamba Tuhan",contohnya banyak sekali.(diperkuat dgn pendapat Mba Yenti bahwa harus didoakan,altar call dll.) Mereka akan masuk ke suatu zona dmana semua perhatian akan tertuju,semua teladan akan dituntut. Dan menanggung konsekuensi thd pergeseran citra di masyarakat yg bermacam2 ttg Pendeta spt yg diungkapkan xaris. Yah, mungkin kita mempersempit pikiran pada sosok Hamba Tuhan = sebagai sosok seorang pendeta/penginjil. Saya setuju dengan pendapat ini, dalam arti, saya menghargai sekali sosok seorang hamba Tuhan. Tetapi yang kadang-kadang saya pertanyakan, berapa banyak hamba Tuhan yang akhirnya menyimpang di dalam panggilannya itu?? Apakah setiap orang yang katakanlah mendapat panggilan itu menjalankan tugas panggilannya dengan sebaik-baiknya?? Dulu, aku berpikir, setiap orang yang dipanggil untuk sekolah teologia dan lulus dari sekolah itu adalah seorang Hamba Tuhan. Tapi dengan berlalunya waktu, aku tidak melihat itu sebagai satu "kepastian". Berapa banyak hamba Tuhan yang benar-benar setia di dalam tugas panggilannya yang suci itu?? Berapa banyak hamba Tuhan yang mengatakan mendapatkan panggilan, tapi akhirnya mencari keuntungan buat diri sendiri ?? itu yang menjadi pertanyaan disana.. :)
similikitiwelehweleh's picture

Tentang kepastian

Mungkin pertanyaan Mba Yenti beririsan dgn pertanyaan JF,dan memang harus diperdalam lagi..

Ini sbagian opini saya :
Selama masih melakukan pekerjaan dan fungsi sebagai Hamba terhadap tuanya/Tuhan ya mnurut saya tetap Hamba Tuhan.HAMBA TUHAN yang... bla3x sperti yg anda blg.
Yang membedakan adalah Hamba Tuhan yg melayani pekerjaan Tuhan dengan bagaimana.
Sebaik mungkin kah,asal2an kah,brengsek kah,setulus hati kah,mereka tetap adlah Hamba Tuhan.

Sebagian lain..

Nah,
Hal2 diatas yg berujung salah satu pendapat bahwa sosok Hamba Tuhan adl bukan orang yag sembarangan(dan tentunya tidak),dlm hal kberanian terutama.
Dan dengan asumsi akan keputusan mjd "Hamba Tuhan" adl panggilan, bla3x

Jadi,

Dear all, 

Pertanyaaan dan pernyataan Mba Yenti mginspirasi utk bertanya lg :

1.Apakah panggilan setiap orang mjd "Hamba Tuhan" adl benar panggilan dari Kristus?(karena saya juga masih berasumsi spt saya tulis diatas)

2.Apabila benar buktinya apa?terus konsekuensi nya apa? bila benar, panggilan  Tuhan,apakah mjd "hamba tuhan" yg baik adl salah satu sifat mutlak yg dimiliki(inherent)?

3.Apabila bukan panggilan,apakah itu memang bukan panggilan dr siapa2?

Mungkin itu dulu..

Dari jawaban ptanyaan2 diatas sy pikir mjd lbh mudah utk menjawab KENAPA nya Mba Yei,

Sori mbak Yei,sy ngga menjawab,malah menambah ptanyaan,

krn

saya bukan org yg kompeten dlm hal ini.

Dan,

Saya pikir

org yg paling kompeten menjawab ptanyaan ini tdk lain dn tdk bkan adlah

Hamba Tuhan itu sendiri.(walopun yg tdk paling juga bsa)

Smoga pembahasan ini berguna bagi kehidupan rohani kta,bukan sekedar utk pintar2an,bkn sekedar utk cari poin,rame dll

So... 

"Segala kemuliaaan milik TUHAN YESUS KRISTUS" 

__________________

- similikitiwelehweleh-

idontlikekimchi's picture

the unessential..

waa.. saya tertarik dengan bahasan ini..saya juga jadi tertarik untuk bertanya.. dari pendapat mba yenti dan mas similikitiwelehweleh, bahwa semua pengikut yesus adalah duta tuhan dan duta tuhan adalah utusan tuhan saya ingin menanyakan, apakah semua pengikut yesus layak disebut duta tuhan? misal saja saya..saya adalah seorang pengikut yesus, tetapi saya sudah tidak pernah datang ke greja lg, saya juga masih sering melakukan dosa, dan saya tidak berlaku selayaknya seorang duta atau utusan yesus.. apakah saya layak dikatakan sebagai duta tuhan atau duta yesus? menurut saya, untuk menyebut SEMUA pengikut yesus adalah duta atau utusan yesus maka dalam pembuktian kontradiktifnya bila diambil sampel acak SATU orang dari para pengikut yesus berarti dia harus merupakan duta kristus..jadi, apabila ada seorang saja pengikut yesus yg tidak layak disebut duta tuhan atau duta yesus maka tidak bisa dikatakan bahwa semua pengikut yesus adalah duta yesus.. he2, saya hanya ingin berpendapat.. maaf kalau pendapat saya salah, maklum, pengetahuan saya tentang kekristenan masih sangat kurang.. thanks buat semua yg mau membaca pendapat saya dan juga menjawab pertanyaan saya yg kurang penting ini..he2 GBU! Btw salam buat mas similikitiwelehweleh..nampaknya anda tukulmaniac ya..ho3
Yenti's picture

Pengikut Yesus - Duta Tuhan

idontlikekimchi:saya adalah seorang pengikut yesus, tetapi saya sudah tidak pernah datang ke greja lg, saya juga masih sering melakukan dosa, dan saya tidak berlaku selayaknya seorang duta atau utusan yesus.. apakah saya layak dikatakan sebagai duta tuhan atau duta yesus?

Bagaimana kamu bisa mengatakan kamu adalah seorang pengikut Yesus?? Pengikut adalah seorang yang mengikuti teladan seorang pemimpinya. Dalam hal ini, kamu mengatakan kamu menjadikan Yesus sebagai guru dan pemimpin dalam hidupmu. Tapi, kamu sendiri tidak melakukan apa yang diajarkan oleh guru dan pemimpinmu??  Misalnya: contoh yang paling gampang, Kamu tidak pernah ke gereja? Mungkin kamu mengatakan " saya masih berdoa kok, saya masih sayang sama Tuhan. Saya masih percaya Tuhan. Apakah orang-orang yang pergi ke gereja pun lebih baik?? ato mungkin banyak alasan yang lain."

Kalo mengenai "sering melakukan dosa", mungkin perlu ditekankan : setiap orang Kristen, siapapun dia, tidak akan terlepas sepenuhnya dengan dosa itu, maka itulah dikatakan setiap orang akan selalu mengalami pergumulan dengan dosa sepanjang hidupnya. Hanya dengan bersandar pada Tuhan, dan kesadaran akan keseriusan dosa itu, yang bisa membawa kita menang dari dosa itu sendiri.

Iman kepada Kristus adalah anugerah dari Tuhan. Kelayakan menjadi Duta Tuhan pun adalah anugerah Tuhan. Tidak ada seorangpun yang layak mengatakan dirinya sebagai seorang Duta Tuhan. 

jesusfreaks's picture

Ada gak mantan Hamba TUHAN ?

Dear all, ikutan dengan si idontlikekimchi... 1. apakah hamba tuhan itu jabatan yang melekat selamanya atau bukan ? 2. ada gak mantan hamba TUHAN ? 3. bagaimana dengan hamba TUHAN yang brengsek, apakah masih disebut hamba TUHAN ?

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Yenti's picture

Persempit makna Hamba Tuhan

Hamba Tuhan akan dipersempit menjadi pendeta/penginjil

Saya lebih berpikir, hamba Tuhan itu bukan " jabatan" tetapi seperti arti yang diberikan oleh  Weleh-weleh - yaitu status yang merujuk pada oknum yang menghambakan diri/dihambakan kpd dan oleh Tuhan. Di dalam pikiran saya, yang namanya jabatan berupa satu tingkatan,misal di dalam perusahaan : ada staff, ada manajer, ada supervisor, ada direktur dsb.

Status itu tidak akan pernah hilang dan akan melekat selamanya. Kita tidak dapat menyamakan status hamba Tuhan dengan status yang lain misal : petinju, pesulap,dll, karena status yang lain mengacu kepada manusia, sedangkan status hamba Tuhan mengacu kepada Allah sebagai tuannya.

Jika seandainya ada mantan hamba Tuhan, berarti saat orang-orang Kristen melakukan dosa, dia tidak lagi disebut anak-anak Tuhan, tapi anak-anak Iblis. Atau apakah ada istilah : mantan anak-anak Tuhan juga??

similikitiwelehweleh's picture

BAHASA dlm persepsi tiap org

Yang pertama,

(Sepertinya saya sdh pnah nulis in) 

Anyway

Sbelum anda membuat kesimpulan,mengertilah dulu definisi dari apa yg anda simpulkan.

Saya menulis,

Mnurut saya,
Bial definisi jabatan adlah pekerjaan/tugas/fungsi
maka
Iya,Hamba Tuhan adlah :
Melakukan pekerjaan hamba,bertugas dan berfungsi sbg dan layaknya hamba dari tuannya --> Tuhan.

Seharusnya,

Kita menyamakan dulu persepsi ttg"jabatan" itu apa,anda bisa cari di Kamus Bhs Indonesia.Apakah sesuai dgn persepsi anda?ato saya?

Kedua,

Status,

Bila

Status = keadaan/kedudukan

Maka saya pikir status bisa hilang/berubah..sbenarnya Mba Yei sendiri jg sdh memahami ini,buktinya Statusnya : Belum Menikah yang mungkin akan berubah menjadi Sudah menikah dsbnya..kan?!

So,

Ada yg salah dengan perubahan status?status melekat selamanya?

Terus,

Hamba Tuhan,

Seperti yg saya blg,ada penyempitan makna,nah makanya Hamba Tuhan saya beri tanda kutip "Hamba Tuhan" yg mengacu Pendeta,Penginjil dsb.

So,

Saat oknum2 tersebut tdk lagi melakukan pekerjaannya lagi layaknya Pendeta,Penginjil, mka bsa disebut mantan Hamba TUhan.

Terus 

1.Darimana anda mgambil kesimpulan bahwa saat org Kristen berdosa dia adl anak2 Iblis?buktinya apa?

2.Kenapa anda mganalogikan "Hamba Tuhan" dgn Anak2 Tuhan shg anda dapat megambil kesimpualan bahwa ada mantan Anak2 Tuhan?

Thanks..

CMIIW  and GBU :-)

__________________

- similikitiwelehweleh-

Yenti's picture

Istilah mantan lagi deh- tata bahasa lagi

Yenti :Jika seandainya ada mantan hamba Tuhan, berarti saat orang-orang Kristen melakukan dosa, dia tidak lagi disebut anak-anak Tuhan ( donk ), tapi anak-anak Iblis. Atau apakah ada istilah : mantan anak-anak Tuhan juga??

Weleh-weleh: 1.Darimana anda mgambil kesimpulan bahwa saat org Kristen berdosa dia adl anak2 Iblis?buktinya apa?

2.Kenapa anda mganalogikan "Hamba Tuhan" dgn Anak2 Tuhan shg anda dapat megambil kesimpualan bahwa ada mantan Anak2 Tuhan?

Permainan tata bahasa lagi deh:p atau perbedaan persepsi lagi.. he.he...

Saya memandang istilah Hamba Tuhan dan istilah anak-anak Tuhan adalah sama yaitu sebagai "status". Nah, saat Hamba Tuhan tidak melakukan tugas pelayanannya, Anda mengatakan bahwa dia adalah mantan Hamba Tuhan.

Status "Anak-anak Tuhan" - mengacu kepada ayat ini.

Yoh 1:12 :Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 

Nah,saat mereka mungkin menjadi brengsek, ataupun tidak melakukan lagi tugas/fungsinya sebagai seorang anak-anak Allah, apakah juga kemudian muncul istilah "mantan anak-anak Allah?"- itu yang saya pertanyakan. Apakah status itu akan hilang dengan sendirinya ?? Status itu melekat selamanya. Mungkin akan dipertanyakan lagi,, ngak bisa, karena anak-anak Allah itu adalah kuasa dan status dari Tuhan, tidak sama dengan status " hamba Tuhan".. he..he.. Makanya itu, pemakaian mantan lebih setuju saya gunakan untuk mantan pendeta bukan mantan Hamba Tuhan.

similikitiwelehweleh's picture

My 1 penny

Memang benar apa yg dikatakan idontlikekimchi,jagonya statistika ini.. Bila, Dikatakan bahwa semua pengikut Kristus adalh duta Kristus, Maka tdk ada satupun pengkikut Krsitus yg bukan duta Kristus Bila dianalogikan, Semua yang dilahirkan oleh Bu Tukul adalah anak2 Bu Tukul Jadi tdk ada satupun ank2 Bu Tukul yg bukan dilahirkan oleh Bu Tukul Namun, Mari sebelum kita melakukan penganalogian, kita coba mengerti dulu ttg apa yg kita analogikan. Misal, apa yg dimaksud dgn "dilahirkan olh Bu Tukul",dan "anak2 Bu Tukul" Mana mungkin kita bisa melakukan analogi diatas kalo kita blum spakat mengenai definisi : "Anak Bu Tukul itu apa,btasannya apa,ank angkatkah?kandung?haram?dll" atau "Dilahirkan Bu Tukul itu apa,apakah hrs normal?apa caesar?apa dhrs dari benih Tukul dll" Jadi, Ketika anda mngambil suatu premis dan menambahkan premis lain,anda harus menguji dulu apakah kedua premis anda benar sebelum mgambil ksimpulan.(dengan mengtahui apa yg kita analogikan) Seperti, Semua Pengikut Kristus adalah Duta Kristus (premis 1) Semua Pengikut Krisus itu rajin ke gereja,jarang berdosa dll (premis 2) Yang pertama, Saya menangkap bahwa semua yg mngikuti Kristus/pengikut Kristus adalah orang yg menjadi utusan Nya (Matius 28:19) Dan, yang perlu diuji adl premis kedua yaitu apakah yg disebut sbg pengikut Kristus,apakah org2 yg ngga pernah ke gereja atau sering ke gereja dapat dsebut pengikut Kristus? Apakah definisi pengikut Kristus itu sendiri. Jadi, Pembahasannya akan cukup luas (mnurut pegetahuan saya) Namun, Mnurut pendapat saya, Kita yg percaya bahwa Yesuslah Tuhan dan Juruselamat tunggal dan mengimani akan penebusan Nya adalah pengikut Kristus,terlepas dari frekuensi kta ke greja,frekuensi berdosa,dll. Jadi, Sperti halnya kita disebut Anak-anak Allah (yg saya pikir jauh lebih mulia dari sekedar utusan/duta Allah) kita juga dianugerahi pekerjaan sbg utusan Allah.Lepas dari kita melakukannya dengan baik atau tidak kita tetap Anak Allah-utusan Allah. So.. ya itu. Dan, Tenang mas/mbak,saya pikir kehidupan rohani n pengetahuan Kristiani saya jauh di bwh anda,saya cuma ingin memahami bnr apa yg saya imani dan bertukar pikiran. Dan.. Ya,saya suka Tukul.. Terus.. 1. apakah hamba tuhan itu jabatan yang melekat selamanya atau bukan ? Mungkin begini, Apa Hamba Tuhat = jabatan? Kalo iya apakah utk selamnya?dan maksud selamanya ini apa?mungkin selama hidup/sepanjang hayat kali ya. Mnurut saya, Bial definisi jabatan adlah pekerjaan/tugas/fungsi maka Iya,Hamba Tuhan adlah : Melakukan pekerjaan hamba,bertugas dan berfungsi sbg dan layaknya hamba dari tuannya --> Tuhan. Apa utk selamanya?(sepanjang hidup) Menurut saya tidak,seseorang disebut sebagai hamba adlah selama dia melakukan tgas dan pekerjaan layaknya hamba,bila tidak melakukan lagi ya tidak disebut sebagai hamba. Jadi ada gak mantan hamba TUHAN ? Merefer pernyataan diatas jadi ada,bila org tesebut tdk lagi melakuakn tugas/pekerjaan Hamba thd Tuhan. 3. bagaimana dengan hamba TUHAN yang brengsek, apakah masih disebut hamba TUHAN ? Selama masih melakukan pekerjaan dan fungsi sebagai Hamba terhadap tuanya/Tuhan ya mnurut saya tetap Hamba Tuhan.HAMBA TUHAN yang... bla3x sperti yg anda blg. Yang membedakan adalah Hamba Tuhan yg melayani pekerjaan Tuhan dengan bagaimana. Sebaik mungkin kah,asal2an kah,brengsek kah,setulus hati kah,mereka tetap adlah Hamba Tuhan. Nah,saya ingin bertanya ttg suatu hal, Sejauh mana rasio manusia dapat digunkan utk mencari apa2 yang benar di hadpan Tuhan? karen saya awam dan ingin tahu batasan batasn yag benar dan tdk benar perihal yg boleh/bisa manusia pikirkan. Thanks.. CMIIW GBU :-)
Yenti's picture

Rasio manusia untuk mencari kebenaran

Sejauh mana rasio manusia dapat digunkana utk mencari apa2 yang benar di hadpan Tuhan?

Saya berpendapat : manusia tidak akan mungkin dapat mencari kebenaran itu sendiri tanpa Tuhan yang membuat kebenaran itu sendiri terbuka buat pikiran manusia. Iman baru Rasio, bukan Rasio baru iman.

similikitiwelehweleh's picture

Sejauh mana rasio manusia

Sejauh mana rasio manusia dapat digunkan utk mencari apa2 yang benar di hadpan Tuhan?
karen saya awam dan ingin tahu batasan batasn yag benar dan tdk benar perihal yg boleh/bisa manusia pikirkan.
Thanks..

 Saya berpendapat : manusia tidak akan mungkin dapat mencari kebenaran itu sendiri tanpa Tuhan yang membuat kebenaran itu sendiri terbuka buat pikiran manusia. Iman baru Rasio, bukan Rasio baru iman.

So...

Dear all, 

Memang jelas sekali,kalao..

Segala sesuatu di dunia ini tdk akan terlaksana tanpa kehendak Tuhan.

Tapi,

Saya msh kurang ngerti dgn yg dimaksud iman baru rasio,bsa dijelaskan lbh lagi?

Jadi sejauh mana rasio mns dpt digunakan,justru sy btanya krn saya tahu benar semua mns termasuk saya dan semua blogger dsini itu sgt bodoh.

Karena

saya pikir semua post yang timbul disini berawal dari keingintahuan seseorang akan kebenaran (dlm Tuhan Yesus)

dan

saya pikir berawal dr rasio,manusia berpikir dan mencoba mencari tahu..dgn alkitab,dgn berdoa dll

So

Sampai sejauh mana kebodohan manusia (dpt dianggap oleh manusia yg bodoh ini/oleh yang tahu krn alkitab/doa) dpt digunakan utk menemukan kebenaran?sampai sejauh nol?

"ko jd inget Ada Band-->halah ngga penting.. -

So ...

Silahkan yg ngerasa jelek duluan menjawab......

yg lbh jelek blakangan..

__________________

- similikitiwelehweleh-

Yenti's picture

Panggilan - Iman mendahului Rasio

Mungkin saya memberikan satu link untuk membahas mengenai soal panggilan ini : ambil dari sabda .. he.he.. http://reformed.sabda.org/ketidakjelasan_dalam_panggilan_tuhan Untuk Iman baru/mendahului Rasio : Jikalau rasio mendahului iman, Rasio manusia bersifat terbatas sama sekali. Untuk mengenal "kebenaran" itu sendiri adalah satu hal yang sangat tidak mungkin karena "kebenaran" itu bersifat tidak terbatas. " Kebenaran " ini saya tujukan kepada Tuhan.Ada hal-hal yang sulit sekali dimengerti oleh rasio manusia: seperti natur Yesus yang 100% manusia dan 100% Allah, Allah Tri Tunggal. Apakah semua itu bisa dijelaskan dengan rasio manusia?? Mungkin ini akan lebih menjelaskan apa yang saya tulis di atas:) Iman Mendahului Pengertian BY: BILLY KRISTANTO Kalimat ini, atau lebih tepat konsep ini bukan merupakan hasil pemikiran manusia pada abad 20 melainkan diwarisi dari pemikiran Anselmus yang mengikuti jalur tradisi Augustinian. Augustinus sendiri mengembangkan ajarannya dari Kitab Suci. Bahasa Latin Credo ut intelligam (I believe in order to understand) atau Fides quaerens intellectum (Faith seeking understanding) sama-sama menekankan kepercayaan/iman yang mendahului pengertian. Ini tidak sama dengan iman yang buta (blind faith) yang anti-rasional atau yang menolak sebuah penyajian yang rasional dari iman kristen. Alkitab sendiri menyatakan iman lahir dari pendengaran. Kita membedakan kekristenan yang anti-rasional, yang rasionalis (menjadikan rasio sebagai tolok ukur tertinggi untuk verifikasi bukan hanya iman kepercayaan, melainkan juga Kitab Suci sebagai firman Allah) dan yang terakhir (mengikuti tradisi Augustinus dan Anselmus) kekristenan yang menempatkan penjelasan serta pengertian rasional sebagai hasil atau lebih tepat ekspresi hidup yang beriman. Yang pertama, kekristenan yang anti-rasional. Melihat rasio sebagai musuh iman. Semakin seseorang beriman semakin ia menjauhi penalaran, bahkan tidak perlu resah jika apa yang kita percayai bertentangan (kontradiktif) satu sama lain. Iman di sini dimengerti sebagai yang irrasional. Ajaran demikian menghasilkan semacam kekristenan yang tidak bertanggung-jawab, karena membutakan pikiran manusia, membunuh akal sehat, yang juga adalah ciptaan Tuhan Yang Mahabaik. Kekristenan seperti ini tidak sanggup untuk menyelesaikan persoalan intelektual dan pada umumnya melarikan diri di bawah payung emosi. Yang terjadi adalah fanatisme agama, entusiasme kosong yang tidak memiliki dasar yang teguh sehingga tidak sanggup menghadapi ajaran-ajaran sesat yang sedang mengombang-ambingkan, dan jika mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Yang kedua, kekristenan yang rasionalis. Akar tradisinya bukan sekedar dari semangat enlightenment melainkan dari mereka yang hatinya tidak percaya. Ketidak-percayaan di dalam hati, meragukan kewibawaan Kitab Suci, tidak mengasihi kebenaran akhirnya membuat seseorang menjadikan rasionya sebagai budak dari kecenderungan hatinya yang tidak percaya. Di sini rasio hanya diperalat oleh hati yang tidak percaya. Rasio yang diperalat tidak menyadari bahwa sedang diperalat, karena ketidak-percayaan memang selalu bersifat membutakan. Sebaliknya rasio itu berpendapat bahwa dirinya sedang mengejar kebenaran. Rasio yang sudah menyeleweng itu akhirnya tidak sanggup menempatkan dirinya dengan benar, bahkan mencoba berdiri di atas posisi kebenaran. Dia berpikir bahwa itu sudah berhasil dilakukannya, padahal dalam kenyataannya, sama dengan iblis, ia sudah dilempar ke bawah. Keinginannya untuk meninggikan diri di atas kebenaran justru membuat dia jatuh ke bawah. Hasil penyelidikannya yang dia pikir sangat ilmiah, rasional, seturut dengan kebenaran ternyata lebih merupakan ketidak-tahuan, kebutaan akan kebenaran yang sesungguhnya. Demikianlah ia diperdayakan oleh hati yang tidak percaya. Yang terakhir, kekristenan yang menempatkan rasio pada tempat yang telah ditetapkan Tuhan baginya, dan dengan sadar mengetahui bahwa pusat kehidupan manusia adalah hatinya (Amsal 4:23). Ya, sebuah hati yang mempunyai pilihan untuk percaya atau tidak percaya, beriman atau tidak beriman. Seluruh kehidupan (termasuk segala pengertian akan segala sesuatu) terpancar dari pusat yang satu itu. Ketika seseorang percaya di dalam hatinya ia akan tahu, ia akan mengenal kebenaran. Sebaliknya ketika seseorang tidak percaya ia akan buta terhadap kebenaran. Petrus mengaitkan kedua hal ini dengan sangat jelas dalam pengakuannya sebagaimana tercatat dalam Yoh 6:68-69. “... PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Ayat ini menyatakan pengetahuan tidak bisa dipisahkan dengan sikap hati yang percaya. Justru pengetahuan yang sejati selalu lahir dari iman. Pada masa yang lampau orang mempelajari ilmu pengetahuan dengan pendekatan bukti-bukti yang cukup untuk kemudian menerimanya sebagai satu fakta, kebenaran yang layak dipercaya. Kebenaran itu disebut scientific knowledge. Namun dalam pembahasan filsafat kontemporer tampaknya paradigma itu sudah digoncang dan sekarang pun orang belajar mengakui bahwa scientific knowledge pun sebenarnya dihasilkan dari believe. Pandangan ini bukanlah suatu penemuan yang baru dan hanya mengkonfirmasi apa yang sudah dikatakan oleh Kitab Suci. Mereka yang mendekati Kitab Suci dengan paradigma science lama sungguh sangat tidak bijaksana, tidak belajar dari mitos keliru yang sudah terjadi pada masa lampau. Pendekatan itu sendiri tidak diuji secara kritis, bahkan dipercaya begitu saja sebagai pendekatan yang paling benar dan scientific. Di sini kita melihat ketidak-konsistenan yaitu bahwa di satu sisi pendekatan itu dianggap paling scientific namun di sisi yang lain pendekatan itu sendiri tidak pernah diuji, diterima begitu saja, dengan kata lain: dipercaya (dengan iman yang buta!). Kesimpulan: Sebagaimana dikatakan oleh Kitab Suci “Orang benar akan hidup oleh iman” (Rom 1:17). Ini bukan hanya dalam konteks keselamatan, melainkan juga dalam seluruh kehidupan yang rindu untuk terus mengenal kebenaran yang sejati.
kocak humor2's picture

Yenti blog elu laku juga yeh he ...he...he...

Yenti blog elu laku juga yeh he ...he...he...

kayak blog gue, gue bingung ama blog gue , padahal gue cuma iseng-iseng doang ngasih nya dulu ttg SEJARAH gue, koq Nggak taunya Banjir PENONTON, gue sendiri bingung deh.....

Utk si similikitiwelehweleh , nama elu itu HOT BETUL deh, dpt ide dari mana?

a.n simili bla3x's picture

"Ngga semua yg loe liat itu bener.."

"Ngga semua yg loe liat itu bener.."

kta tmn gw

Pengunjung's picture

Itu kan kata temen elu!

Itu kan kata temen elu, jadi EGP aje !
similikitiwelehweleh's picture

hahahaha..kocak

hahahaha..kocak
__________________

- similikitiwelehweleh-

jesusfreaks's picture

SIAPA YANG LAYAK MEMPERSEMPIT DEFINISI

Dear Yenti, 1. siapakah yang layak mempersempit kategori "Hamba Tuhan". kenapa kamu bilang cuma pendeta/penginjil. 2. apakah ada perbedaannya dengan hamba Tuhan yang lain, yang bukan pendeta/penginjil. 3. mana yang lebih mulia

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Yenti's picture

Layakkah??

1. siapakah yang layak mempersempit kategori "Hamba Tuhan". kenapa kamu bilang cuma pendeta/penginjil.

Kalo ditanya layak/ngak layak, saya lebih melihat kepada kenyataan yang ada. Begitulah pemakaian istilah " Hamba Tuhan" secara lazim, walaupun saya sendiri sangat mengerti bahwa Hamba Tuhan adalah staus yang merujuk kepada setiap pribadi/oknum yang menjalankan fungsi sebagai seorang hamba dan bukan saja berlaku untuk pendeta/penginjil.

2. apakah ada perbedaannya dengan hamba Tuhan yang lain, yang bukan pendeta/penginjil.

Secara pribadi,saya melihat ada. Hamba Tuhan /pendeta/penginjil dan orang-orang yang mengambil keputusan masuk ke dalam sekolah teologia lebih di "sakralkan". Dalam arti, pada saat mereka melakukan apapun yang tidak layak sesuai fungsinya sebagai "Hamba Tuhan" , akan lebih dilihat dari sebagai satu hal yang tidak seharusnya. Beda dengan yang bukan pendeta/penginjil / Hamba Tuhan dalam arti luas, saat melakukan apapun yang tidak layak sesuai dengan fungsinya sebagai "Hamba Tuhan" , tidak dilihat sebagai satu keharusan, tetapi sebagai satu hal yang sangat-sangat lumrah.. yah namanya juga manusia:p 

3. mana yang lebih mulia ?

Kalo ditanya mana yang lebih mulia, tidak ada yang layak memastikan siapa yang lebih mulia. Saya lebih melihat kemuliaan bukan terletak pada apakah dia adalah Hamba Tuhan sebagai pendeta/penginjil tapi apakah dia menjalankan fungsinya sebagai Hamba Tuhan tersebut. 

 

Yenti's picture

Persepsi Hamba Tuhan-tata bahasa

Kalo dianalisa-- gaya banget ngomongnya "analisa: he..he.... sebenarnya apa yang dibahas karena adanya persepsi yang berbeda soal pemakaian istilah "Hamba Tuhan" itu sendiri dipandang dari tata bahasa. Masalahnya, saya bukan orang yang jago tata bahasa dari dulu:). Saya menggunakan " Hamba Tuhan " hanya sebagai satu istilah yang lazim digunakan dalam kehidupan nyata yang lebih ditujukan kepada Pendeta/Penginjil dan mungkin untuk orang-orang yang memutuskan untuk mengambil sekolah teologia ( calon Hamba Tuhan )= penyempitan makna hamba Tuhan itu sendiri. Hamba Tuhan mengacu kepada pendeta/penginjil, status yang sudah melekat di dalam diri mereka saat mereka memutuskan mengambil keputusan masuk ke dalam sekolah teologia. Kalo persepsi saya dalam blog diatas : Pendeta/penginjil = Hamba Tuhan dan Hamba Tuhan sudah menjadi satu istilah/ status yang melekat selamanya tanpa melihat apakah dia brengsek/nggak. Kalo soal penggunaan kata "mantan hamba Tuhan" bagi yang tidak melakukan tugasnya/ fungsinya sebagai hamba Tuhan, kok kayaknya kedengarannya sedikit aneh saja. Misal: Penyanyi adalah seorang entertainer , Pendeta adalah seorang Hamba Tuhan. Pada saat seorang penyanyi tidak lagi menjadi penyanyi, dia tidak dikatakan sebagai mantan entertainer, tetapi mantan penyanyi. Jadi saya mempunyai pemikiran saat seorang pendeta tidak lagi menjalankan tugas dan fungsinya sebagai hamba Tuhan, maka bukan mantan hamba Tuhan, tapi mantan Pendeta/penginjil.
jesusfreaks's picture

@yenti : Pertanyaan 2 & 3

Dear Sist yenti, saya ulang lagi ya pertanyaannya, 2. apakah ada perbedaannya dengan hamba Tuhan yang lain, yang bukan pendeta/penginjil. 3. mana yang lebih mulia

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

jesusfreaks's picture

Lupakan eksklusifitas definisi Hamba Tuhan

Dear Sist Yenti, menurut gw, lebih baik kita jangan membedakan hamba Tuhan. hamba Tuhan bukan cuma pendeta/penginjil, artinya siapa saja bisa disebut hamba Tuhan, tanpa pengukuhan dari sekolah teologi. maksud gw, kalau lo sebut hamba Tuhan, jangan eksklusifkan itu hanya milik para pendeta/penginjil. gw lebih prefer bahwa hamba Tuhan, ya mereka yang melayani Tuhan. dan kita semua bertanggung jawab atas penyimpangan yang kita lakukan. dan pasti merasa bersalah, kecuali putus urat malunya.

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Yenti's picture

Istilah " Hamba Tuhan"

Iya,jesusfreaks.. galak amat:) Jesusfrekas : dan kita semua bertanggung jawab atas penyimpangan yang kita lakukan. dan pasti merasa bersalah, kecuali putus urat malunya. Gara-gara istilah/ definisi, kok bisa pengaruh ke urat malu...walah......weleh2.