Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

The Spirit of First Christmas (ayubw)

The Spirit of First Christmas
Dipublikasi Artikel blog by ayubw

The Spirit of First Christmas
Pendahuluan:

Sdr. Bagi sebagian orang, Natal seringkali menjadi rutinitas dan sudah kehilangan maknanya. Mengapa bisa demikian? Jawabannya adalah karena mereka telah kehilangan semangat natal yang pertama di Betlehem itu. Kesederhaaan Natal yang pertama seringkali berubah menjadi ajang pesta, kasih Allah yang seharusnya dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari hanya didramakan setahun sekali. Fokus natal yang pertama,yaitu Yesus dari Nazareth telah bergeser kepada mitos Sinterklas dari Amerika. Malam kudus yang membuat Yusuf dan Maria terjaga dari ancaman Raja Herodes, kini telah membuat jemaat tertidur pulas di balik tembok gereja. Yesus yang sudah lahir lebih dari 2000 tahun lalu, masih saja diperingati sebagai bayi mungil yang lucu dan bukan sebagai Raja yang berkuasa dan Tuhan atas semua orang. Sdr, semua fakta ini membuat gereja kehilangan makna natal ketika mereka merayakan natal. Lalu, bagaimanakah agar kita tidak kehilangan makna natal setiap kali kita merayakan natal? Jawabannya adalah milikilah semangat natal yang pertama. Pertanyaannya sekarang adalah semangat natal seperti apakah yang harus kita miliki, setiap kali kita merayakan natal?

1. SEMANGAT NATAL PERTAMA ADALAH SEMANGAT MEMBERI, BUKAN MENERIMA (Luk
1:38, Mat 1:24-25, 2:11)Kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah
hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk 1:38)
"Sesudah bangun dari tidurnya, Yususf berbuat seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maia sebagai
isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan
anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus" (Mat
1:24-25)"Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak
itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur" (Orang-orang Majus, Mat 2:11)
Sdr. Dari ayat-ayat tadi, kita melihat bahwa pemberian/pesembahan yang
diberikan oleh Yusuf mereka berikan kepada Yesus itu memang sederhana,
namun tak ternilai:Yusuf mempersembahkan ketaatannya; Maria
mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan
berkenan kepada Allah; Orang-orang majus mempersembahkan penyembahan
dan harta benda mereka; Para gembala mempersembahkan kasih mereka yang
mendalam.

Namun pada saat yang sama ada juga orang-orang yang justru kehilangan
makna natal yang pertama, mereka adalah:1. Pemilik penginapan yang
terlalu sibuk memperhatikan tamu-tamunya, dan melupakan tamuyang Agung
di kandangnya;2. Para tamu yang memusatkan perhatian pada kenikmatan
jasmani dan urusan mereka pribadi,sehingga tak tersentuh oleh
peristiwa yang terjadi di kandang domba itu;3.

Raja Herodes yang begitu larut dalam perasaan tidak nyamannya,
istananya, dan impian-impiannya yang menyedihkan untuk menggapai
kemuliaan pribadi. Bahkan kalau kita cermati ternyata bukan hanya
Yusuf, Maria, orang-orang majus dan para gembala yang mempunyai
semangat untuk memberi pada natal yang pertama itu. Tetapi malaikat
dan bintang natal pun juga memberi; Malaikat natal (Gabriel) mewakili
Allah memberi kabar kesukaan bagi Zakharia, Yusuf, Maria, gembala dan
peringatan kepada orang-orang majus.Bintang natal pun memberi terang
dan pimpinan kepada orang-orang majus, sehingga mereka bisa bertemu
Yesus. Bagaimana dengan kita? Aplikasi:Sdr. Kita tidak akan merasakan
makna natal, jikalau semangat natal yang kita miliki adalah apa yang
akan saya dapatkan di natal ini dan bukan apa yang dapat saya berikan
di natal ini.

Kalau semangat natal yang kita miliki adalah hanya apa yang akan saya
terima, mungkin kita akan kecewa karena pada natal kali ini, panitia
natal tidak memberikan hadiah seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Pertanyaannya sekarang adalah, hadiah apa yang dapat kita berikan di
moment natal kali ini? Sebagai hadiah, mulai natal tahun ini,
berikanlah lebih banyak waktu dan perhatian untuk anak-anak sdr.
Berikanlah lebih banyak kasih dan penghargaan untuk istri, suami dan
orangtua sdr.

Berikanlah senyum kepada mereka yang muarm durja. Berikanlah
pengampunan kepada musuh sdr. Berikanlah jawaban yang lembut, meski
sdr sedang marah. Berikanlah semangat kepada mereka berbeban berat dan
putus asa. Lalu, apa yang dapat kita berikan kepada Yesus? Seluruh
alam semesta ini Dia yang menciptakan, dan Dia tidak kurang sesuatupun
di luar diri-Nya. Berikanlah apa yang Dia tidak punya. Hanya satu yang
Dia tidak punya, yaitu dosa. Hadiah yang diminta dari kita adalah
penyerahan diri kita, segala dosa-dosa, kesalahan, kegagalan, masalah
dan ketakutan kita.Dosa apa yang masih kita sembunyikan di hadapan
Allah? Mari kita datang dan akui semua dosa-dosa dan kesalahan kita.
Allah tidak pernah memandang rendah orang-orang yang dating dengan
hati yang hancur dan remuk jiwanya. Natal adalah kesempatan untuk
bertobat dan menerima pengampunan-Nya. Namun bukan berarti bahwa
setahun berikutnya kita bebas lagi berbuat dosa. Mari kita
serahkan/berikan segala masalah dan ketakutan kita kepada-Nya.
Semangat natal adalah semangat untuk memberi, bukan menerima, oleh
karena itu mari kita berikanlah kepada suami, istri, anak, dan
orangtua sdr, apa yang seharusnya kita berikan kepada mereka, dan mari
kita juga berikan kepada Allah, apa yang seharusnya kita berikan
kepada Allah.

2. SEMANGAT NATAL PERTAMA ADALAH SEMANGAT MELAYANI, BUKAN DILAYANI

(Luk 2:10, 17-18)"Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut,
sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua
orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gemla
itu kepada mereka" (Luk 2:10; 17-18)

Dalam ayat. 10-11, Malaikat Tuhan mengatakan bahwa kelahiran Yesus ke
dalam dunia ini adalah merupakan kesukaan besar (great joy). Great Joy
atau kabar kesukaan ini sia-sia belaka kalau tidak ada orang yang tahu
atau memberitakannya. Karena itulah Allah mengutus malaikat untuk
memberitahukan kabar kesukaan ini kepada para gembala. Pertanyaannya
adalah mengapa great joy/kesukaan besar itu justru diberitakan
pertama-tama kepada para gembala. Kita tahu bahwa pada zaman itu yang
namanya gembala orang rendahan, hina, miskin, bodoh dan tidak
berpendidikan.

Mereka bahkan tidak diperbolehkan memberi kesaksian dalam pengadilan.
Tetapi justru kepada mereka inilah berita Injil itu diberikan untuk
pertama kalinya. Mengapa? Karena Allah mau memakai orang yang dianggap
rendah/bodoh oleh dunia ini, sebagai alat-Nya untuk menghancurkan
kesombongan dunia ini (1 Kor 1:25; 1 kor 2:4-5). Di sisi lain, hal ini
juga mengajar kita, kalau kita orang yang bodoh, tidak berpendidikan
tinggi, jangan menjadikan hal ini sebagai alas an untuk tiak melayani
Tuhan atau tidak mau memberitakan Injil. Tuhan tetap mau dan bias
memakai sdr.

Tentu saja sdr juga haus belajar firman Tuhan dengan serius, supaya
setidaknya sdr mengerti kebenaran-kebenaran dasar Alkitab. Pertanyaan
yang kedua adalah mengapa malaikat itu memberitakan great joy/kesukaan
besar itu hanya kepada beberapa gembala saja? Mengapa tidak kepada
seluruh dunia? Sdr. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki
manusia, dan bukan malaikat sebagai pemberta Injil. Allah menghendaki
beberapa gembala yang sudah mendengar berita Injil itun untuk
meneruskannya kepada orang lain. Perhatikan kalimat "aku memberitakan
kesukaan besar untuk seluruh bangsa" (ay. 10) Jadi, sekalipun Injil
atau kabar kesukaan ini pertama kali diberitakan kepada gembala dan
juga kita hari ini, Injil itu bukan hanya untuk mereka sendiri, tetapi
untuk seluruh bangsa. Hal ini jelas menunjukkan bahwa mereka dan juga
kita harus memberitakan/meneruskan kabar kesukaan ini kepada orang
lain.

Semangat natal adalah semangat untuk bersaksi, bukan berdiam diri.
Oleh karena itu, kita hendaknya jangan hanya berdiam diri saja. Sdr,
semangat natal yang dimiliki oleh gembala itu biarlah juga menjadi
semangat natal kita di tahuj ini. Setelah kita mendengar kabar
kesukaan dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita
juga mau bersaksi, memberitahukan apa yang telah mereka dengar dan
kita rasakan kepada orang lain. Aplikasi:Nah, Kalau untuk
mempromosikan barang yang bersifat fana saja, kita bisa begitu
meyakinkan dan bersemangat.

Mengapa kita enggan kalau menceritakan atau ngomong-ngomong tentang
kabar kesukaan ini?. Kabar kesukaan itu adalah bahwa Juruselamat telah
lahir untuk menyelamatkan orang-orang yang berdosa. Sdr. Adakah
anggota keluarga sdr yang belum mengenal Yesus sebagai satu-satunya
Tuhan dan Juruselamat mereka? Mungkin itu orangtua sdr, suami/istri
sdr, anak atau mertua sdr. Semangat natal adalah semangat untuk
bersaksi, bersaksilah tentang Yesus, jangan berdiam diri dan menunda
untuk menyampaikan kabar baik itu. Ingatlah bahwa tidak semua orang
mendapat kesempatan bertobat pada saat terakhir seperti penjahat yang
bertobat di kayu salib.

Jangan hanya menunggu hamba Tuhan atau penginjil, karena panggilan
untuk bersaksi adalah tugas semua orang yang sudah diselamatkan. Oleh
karena, biarlah semangat natal itu boleh menggerakkan kita untuk
bersaksi, menceritakan kabar kesukaan itu kepada orang-orang di
sekitar kita. Jangan hanya berdiam diri dan bersembunti di balik
tembok-tembok gereja.

3. SEMANGAT PERTAMA NATAL ADALAH SEMANGAT MELAYANI, BUKAN DILAYANI
(Mrk 10:45)"Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya untuk menjadi
tebusan bagi banyak orang"

Pada abad ke-16 seorang misionaris Jesuit, yang bernama Matteo Ricci
pergi ke Tiongkok, ia membawa beberapa contoh karya seni religius
untuk ilustrasi cerita-cerita Kristen bagi mereka yang belum pernah
mendengar Injil. Orang-orang Tionghoa di sana segera menerima
penggambaran Perawan Maria memeluk Anaknya. Tetapi ketika ia
mengeluarkan gambar Tuhan Yesus di salib dan mencoba menjelaskan bahwa
Anak Allah tumbuh dewasa hanya untuk dihukum mati, mereka bereaksi
dengan penolakan dan kengerian. Mereka jauh lebih suka pada sang
Perawan yang memeluk Anaknya dan berkeras untuk menyembah Maria
daripada Allah yang disalibkan. Sdr.

Bukankah banyak orang Kristen yang melakukan hal yang kurang lebih
sama. Kita enggan memikirkan apa saja yang mengingatkan bahwa kisah
yang dimulai di Betlehem, kelak akan sampai di Kalvari. Padahal dalam
Mark 10:45 tadi dicatat misi utama kedatangan Yesus ke dalam dunia
ini, yaitu untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya untuk menjadi
tebusan bagi banyak orang. Sdr, menurut ukuran dunia ini, hidup Yesus
di dunia memang tergolong sangat singkat. Namun yang terpenting
bukanlah berapa, tetapi apa?

Hidup Yesus memang hanya 33 tahun, namun apa yang dilakukan-Nya
sungguh tak ternilai. Seumur hidupnya, Ia melayani begitu banyak
orang, belas kasihan-Nya timbul ketika melihat orang-orang yang
diperlakukan dengan tidak adil atau tertindas; orang-orang yang sakit
dan tidak berdaya, orang-orang yang diperbudak oleh dosa. Melayani
adalah tujuan yang paling utama dari kehidupan Tuhan Yesus.

Ketika Yesus berkata "melayani" dan bukan "dilayani", perkataan Yesus
ini sebenarnya untuk memutar balikkan kecenderungan manusia di dunia
ini. Manusia yang egois, yang berorientasi hanya pada kepentingannya
sendiri. Kalau kita mau jujur bukankah kebanyakan dari kita lebih suka
dilayani daripada melayani orang lain, lebih suka diperhatikan
daripada memperhatikan orang lain, lebih suka dipuji daripada memuji
orang lain, lebih suka didoakan daripada mendoakan orang lain.
Bukankah kita akan cenderung cepat tersinggung ketika kita tidak
diperhatikan, ketika kita tidak dilayani dengan baik. Tetapi pernahkah
kita bertanya kepada diri kita, kapan saatnya saya untuk melayani,
memperhatikan orang lain. Sdr. Pelayanan Tuhan Yesus yang terbesar
ditunjukkan-Nya dengan memberikan nyawa-Nya untuk menjadi tebusan bagi
banyak orang. Inilah misi utama Tuhan Yesus datang ke dunia ini. Yesus
datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Dan Tuhan Yesus
menyelamatkan kita dari dosa dengan jalan mati di atas kayu salib
untuk menebus dosa kita. Karena Ia mau mati untuk menebus dosa inilah,
maka Ia harus dilahirkan. Sdr.

Yesus mati supaya kita bisa hidup; Anak Allah menjadi manusia supaya
kita bisa menjadi anak Allah. Aplikasi:Sdr. Tuhan Yesus datang ke
dalam dunia untuk melayani, bukan dilayani.Dan kita telah dilayani,
supaya kita melayani orang lain. Melayani dan bukan dilayani inilah
semangat Natal. Natal memberi inspirasi kepada kita untuk melayani,
karena untuk itulah Tuhan kita datang ke dunia ini. Mari kita mulai
dengan panggilan melayani yang paling dekat dengan kita, yaitu
keluarga kita. Natal memberi inpirasi kepada kita untuk melayani
keluarga. Melayani di tengah keluarga artinya kita berupaya menjadi
anggota keluarga yang berperan sesuai dengan fungsinya.

Orangtua bertanggung jawab terhadap kehidupan seluruh keluarga dan
menjadi teladan bagi anak-anak. Ayah melayani keluarga dengan berperan
sebagai pelindung istri dan anak-anak. Istri yang tunduk pada suami
dan mengasihi anak-anak. Anak-anak yang menghormati dan taat kepada
orangtua. Menantu atau calon menantu yang menghargai mertua. Di
samping keluarga kita, natal juga memberikan inspirasi bagi kita untuk
melayani Tuhan.

Ingatlah bahwa di dalam dunia hanya ada dua kekuatan besar yang kita
layani, Tuhan dan Setan. Jika kita tidak melayani Tuhan, maka tanpa
kita sadari kemungkinan kita sedang melayani setan dengan segala
bentuk dan manifestasinya.Oleh karena itu, mari kita melayani Tuhan,
persembahkan talenta, waktu dan harta yang telah Tuhan berikan untuk
pekerjaan Tuhan. Ingat, biarlah kita melayani sama seperti Tuhan Yesus
melayani; melayani bukan untuk menguasai, melayani bukan untuk mencari
pujian, melayani bukan sekadar mengembangkan hobbi. Melayani dengan
jiwa seorang pelayan/hamba seperti Yesus. Penutup:Sdr. Agar natal sdr
tahun ini tidak kehilangan maknanya, milikilah semangat natal yang
pertama; SEMANGAT NATAL PERTAMA ADALAH SEMANGAT MEMBERI, BUKAN
MENERIMA, SEMANGAT NATAL ADALAH SEMANGAT MELAYANI, BUKAN DILAYANI
SEMANGAT NATAL ADALAH SEMANGAT MELAYANI, BUKAN DILAYANI. Amin