Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Akulah Roti Hidup

yujaya27's picture

Di dalam Perjanjian Lama, kita mengenal Allah Pencipta, Allah yang Maha Agung dan Maha Besar berbicara kepada orang/umat pilihan-Nya, Ia juga berkarya memelihara umat pilihan-Nya, dan melalui semua itu mereka (termasuk kita) mengenal sifat dan attribut Dia, misalnya seperti Abraham setelah melewati ujian untuk mengorbankan Ishak (Kejadian 22:14), memberikan nama Jehovah Jireh - Allah yang menyediakan, ataupun Musa memberikan nama Jehovah Nissi  - Allah adalah panji-panjiku (Keluaran 17:15), setelah bangsa Israel mengalahkan bangsa Amalek. Kita bisa merasakan Allah yang begitu tinggi, dahsyat, yang sepertinya jauh dari jangkauan kita, Allah yang transcendent. 

Maka di Perjanjian Baru kita mengenal Allah melalui sosok Yesus Kristus (pribadi ke 2), yang lemah lembut dan hidup bersahaja di tengah manusia ciptaan-Nya. Dia sudah melalui semua tahapan yang dilalui oleh manusia, termasuk memenangkan pencobaan dari iblis, oleh karena itu Dia memahami kelemahan-kelemahan manusia, pergumulan manusia dengan dosanya. Melalui kehadiran Yesus yang ada bersama dan bergaul dengan manusia, kita bisa merasakan kedekatan-Nya, kita mengenal-Nya sebagai Allah yang immanent. Dan bukan itu saja, Dia juga memperkenalkan diri-Nya secara langsung kepada umat-Nya, jika di dalam Perjanjian Lama Allah mengatakan "Aku adalah Aku", maka di dalam Perjanjian Baru, kita melihat beberapa ucapan "Akulah...", yang bisa dikatakan merupakan kelanjutan dari "Aku adalah Aku". Pernyataan frasa "Akulah..." oleh kaum Yahudi sebagai penamaan diri yang bersifat keilahian, jadi pada saat Yesus mengatakan "Akulah...", Dia juga sekaligus menyatakan diri bahwa Dia adalah Allah.

Diawali Tanda Mujijat

Ucapan "Akulah roti hidup" adalah ucapan pertama dari 7 pernyataan frasa "Akulah..", diucapkan sebanyak 3 kali dalam 1 perikop ini, menunjukkan betapa pentingnya frasa ini, dan ucapan ini diucapkan setelah Tuhan Yesus melakukan mujijat memberi makan 5000 orang dan berjalan di atas air, mujijat memberi makan 5000 orang dilihat oleh orang-orang tersebut, mujijat berjalan di atas air hanya dilihat oleh murid-murid-Nya, tetapi walaupun mereka tidak melihat, mereka bisa merasakan adanya keanehan tersebut, bagaimana Yesus yang tidak turut naik ke perahu, tiba-tiba bisa bersama murid-murid-Nya (Yoh 6:22 & 25). Tanda mujijat mengawali pernyataan Tuhan Yesus "Akulah..." untuk menunjukkan sifat keilahian-Nya, tetapi tetap saja orang-orang tersebut meminta tanda lagi, "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?" (Yoh 6:30), sungguh degil bukan? Ini sekaligus membuktikan tanda mujijat bukanlah jaminan untuk membuat orang menjadi percaya.

Kebutuhan Mutlak Manusia

Akulah roti hidup, pernyataan pertama ini langsung masuk menusuk ke dalam kebutuhan pokok(mutlak) manusia, Tuhan Yesus sebagai roti hidup, bukan saja sebagai simbol yang memberi hidup, tetapi juga menunjukkan sifat yang memuaskan, "barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi" (Yoh 6:35). Semua jenis roti, termasuk manna di padang gurun, memberikan kehidupan tetapi tidak dapat memuaskan manusia sepenuhnya, dan hanya sementara waktu, rasa lapar akan datang kembali. Sedangkan Yesus sebagai roti hidup, Dia memberi kepuasan dan kehidupan yang bernilai kekal. Dalam hal ini, Dia ingin menegaskan tujuan-Nya datang ke dunia ini bukan untuk memberikan makanan, yang hanya dapat memuaskan tubuh jasmani yang bersifat sementara, tetapi yang paling utama adalah makanan untuk kehidupan rohani dan memberi hidup kekal, dengan kata lain Dia menyatakan diri-Nya sebagai pusat dan pemilik kehidupan.

Respon Orang-Orang 

Di dalam perikop ini, ada 3 macam kategori orang:
Murid-murid yang mengikuti Yesus
Orang-orang yang tertarik karena keingintahuan mereka (curiosity)
Orang-orang yang mengikuti, karena dikenyangkan kebutuhannya (Yesus memberi makan 5000 orang)

Begitu banyak orang yang datang mengikuti Dia, bukan berarti jaminan bahwa orang-orang tersebut benar-benar percaya akan Dia, karena yang mereka pikirkan hanyalah untuk memuaskan kebutuhan/ keingintahuan mereka, sehingga ketika Yesus mengeluarkan perkataan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, maka mereka mulai meminta tanda, diteruskan dengan membanggakan nenek moyang mereka, yang telah mendapatkan manna dari Surga, dan diakhiri dengan sungut-sungut memandang rendah Yesus. Di sini kita bisa melihat masalah terbesar manusia adalah bukan karena ketidakmengertian mereka, tetapi karena mereka mengeraskan hati tidak mau mengerti, tidak mau menerima, dan menganggap diri lebih baik, sehingga tidak memerlukan Yesus.

Penutup

Tuhan Yesus sudah mendeklarasikan "Akulah roti hidup", Dia telah memberikan tanda dengan memberi makan 5000 orang, Allah yang sama yang memberikan manna kepada bangsa Israel, Dia berjalan di atas air menuntun murid-murid-Nya ke seberang, Allah yang sama menuntun bangsa Israel menyeberangi Laut Merah, Dialah yang memberi kehidupan kekal, Allah yang sama juga membawa kebebasan bagi bangsa Israel dari Mesir, Dia tetap tidak berubah selamanya, masalahnya sudahkah kita mau mengerti dan (tunduk) menerima Dia sebagai pusat hidup kita? 

Singapore 11 April 2017, tulisan untuk Gema, edisi "Akulah..."

jesusfreaks's picture

Kebutuhan Tubuh & Kebutuhan Jiwa

iblis berkata : "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."

tahapan untuk "mempengaruhi" manusia yang paling pertama ya makanan. bukan hanya iblis yang memakai cara itu, Yesuspun memakai cara itu ketika memberi makan 5000 orang.

namun iblis memanfaatkannya untuk hal yang tidak baik, sedangkan Yesus memanfaatkkannya tentu saja untuk hal yang baik.

disini bisa kita lihat perbedaannya.

sayapun pernah mempraktekkannya di sekolah minggu, supaya anak anak itu rajin sekolah minggu, setiap minggu kita sediakan snack untuk mereka. itu berhasil.

tapi tidak cukup sampai disitu, kalau kita hanya mengandalkan "makanan jasmani" karena jelas itu hanya memenuhi kebutuhan fisik. padahal selain fisik, manusia juga memiliki unsur lain yaitu rohani, unsur non fisik. yang tentu saja kebutuhannya tidak bisa dipenuhi dengan makanan jasmani.

itulah sebabnya ketika iblis mencobai melalui makanan jasmani, Yesus berkata : "Ada tertulis:Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari firman yang keluar dari mulut Allah."

intinya, its fine untuk memenuhi kebutuhan tubuh, tapi jangan lupa juga penuhi kebutuhan jiwa. Roti untuk tubuh, Firman untuk Jiwa.

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-