Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Atheism Tape 1-6 Colin Mcginn

manguns's picture

Saya menemukan dan mengunduh video rekaman wawancara yang dilakukan seorang atheis Jonathan Miller, ditayangkan BBC 2003. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang atheis, English biologist-Richard Dawkins, American philosopher-Daniel Dennett, American playwright-Arthur Miller, English philosopher-Colin McGinn, American Nobel-prize winning physicist -Steven Weinberg. dan yang keenam dengan Cambridge theologian-Denys Turner.

 

Wawancara bagi saya menarik, karena mereka tokoh utama tingkat dunia di bidangnya yang menjadi atheis, padahal semula kristen. Menarik karena pemahaman akan (Luk 15:4-7) Perumpamaan tentang domba sesat, dan perintahNya Jangan sampai kita menjadi penyesat (Mat 18:6-7).

Intelektualitas atau talenta mereka miliki menjadikan tersesat, karena banyak yang mengaku hamba Allah, tidak memahami konteks Ibrani 15:11-14

(11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.(12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.(13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.(14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Inggris adalah salah satu kubu utama reformasi kristen, dari pergulatan jemaat puritan (Cromwel) dan presbyterian (John Knonx) menumbangkan monarki Inggirs, presbiter jadi agama resmi Skotlandia, bermunculan pondasi komunitas modenr saat ini seperti abolish (anti perbudakan), demokrasi, kapitalis, women voter, industrialisasi dan modernisasi. Suatu ketika jemaat kristen Inggris spektakuler, tapi kini Inggris adalah sekuler, gereja kosong.

Amerika agak berbeda, mengaku bangsa religius tetapi hal yang sama terjadi, gereja semakin kosong. Akankah di Indoesia terjadi hal yang sama? Kita perlu mengenali musuh kita, kata Sun-Tzu.

“Knowledge is the food of the soul.”

-----------------------------------------------------

Atheism Tape 1-6

Colin McGinn, filosofer asal Inggri yang hijrah ke US

“Tidak ada Allah, ide adanya Allah adalah buruk dan merusak”

“Awalnya, saat usia 10 tahun ditanya apakah percaya Allah, saya menjawab ‘ya’ jawaban asal-asalan, karena dilahirkan dalam keluarga kristen, menjawab sekedar ikut-ikutan seperti umumnya jemaat kristen lain, menjawab tanpa pemahaman. Ketika beranjak remaja mulai mempelajari serius alkitab, dibawah guru agama yang baik ‘divinty lesson’, saya menjadi sangat mengetahui alkitab, jauh lebih tahu alkitab dari kebanyakan orang kristen”.

“Beranjak remaja menyukai dan mempelajari filosofi, diimana dipelajari dua hal aspek metafisik dan aspek etika. Saat mulai universitas, tetap aktif mengikuti diskusi alkitab. Semakin mengikuti diskusi alkitab terasa makin aneh, percakapan terasa makin tak masuk akal,  omong kosong (rubbish). Ketika membaca Why I’m Not A Chhristian – Bertrand Russel, langsung yakin bahwa semua hal tentang religius adalah salah. Cukup dengan filosofi dengan aspek etikanya, semua idea akan ilahi (divine) bisa langsung dibuang. Aspek metafisik akan Allah bisa dibuang, seperti lahir dari perawan, mukjizat dll”

“Proses saya dari theis menjadi atheis adalah natural, tidak traumatis seperti Bertrand Russel”

“Saya kecewa, sebenarnya menginginkan religius adalah benar, saya menyukai hidup abadi, menyukai hadiah bagi yang baik-hukuman bagi yang jahat. Tapi ternyata tidak ada keadilan didunia ini. Sangat menyenangkan bila ada kekuatan alam yang menegakkan keadilan. Tapi yang terjadi menyakitkan, dimana orang jahat menjadi makmur, orang baik malah sengsara, saya sangat kecewa”

“Akhirnya, perasaan saya akan dunia tanpa keberadaan Allah adalah dunia yang menyenangkan, dunia yang sehat, dunia yang menyegarkan. Dibandingkan adanya Alah yang mengawasi terus menerus pikiran dan perbuatan serta menghakimi, adalah merupakan dunia yang kejam (opresif)”

Argumentasi Pembuktian Keberadaan Allah

“Tidak ada alasan mempercayai Christian God dibandingkan Greek Gods. Tidak ada bukti positif. Tidak ada hal yang penjelasannya membutuhkan peranan Allah. Tidak pernah ada bukti cukup adanya suatu mukjizat.”

“Argumen membuktikan keberadaan Allah dari DEFINISI ‘Mahluk yang paling sempurna, paling berkuasa, paling baik, paling mengetahui’ adalah argumentasi yang ideanya tak jelas dan tak ada artinya dalam menjelaskan keberadaan mahluk itu.  Membuktikan keberadaan segitiga dengan definisi ‘segitiga yang sempurna’ tidak memberikan penjelasan idea tentang segitiga. tidak memberi arti apa itu segitiga sempurna. Bandingkan dengan argumentasi definisi ‘segitiga yang jumlah sudutnya 180 derajat’ ideanya jelas dan punya arti.”

“Argumen ‘Tanpa keberadaan Allah hidup manusia tak ada artinya” adalah argumen kosong, tanpa arah, tanpa arti dan tak ada nilainya. Merujuk arti kehidupan manusia dari arti kehidupan mahluk lain (Allah), akan membawa pada argumen arti mahluk lain itu (Allah) harus dirujuk dari arti mahluk yang lain lagi.”

“Argumen ‘Perintah Allah  adalah kebenaran yang menjadi pondasi/dasar nilai moral’ adalah argumen salah. Nilai moral mengandung nilai kebenaran sendiri (intrinsink) tanpa perlu perintah dari luar (Allah). Nilai moral MENCURI adalah salah, tidak perlu ada Allah yang melegitimasi mencuri adalah salah. Untuk jelasnya dibalik, X mengatakan  ‘MEMBUNUH adalah baik’, Y membantah: ‘tidak, MEMBUNUH adalah salah’, X: ‘tapi Allah memberi perintah MEMBUNUH adalah baik’ , Y: ‘pasti Allah salah’. Bila Allah menyatakan sesuatu benar padahal sebenarnya salah, Allah adalah menjadi salah. Allah tidak menjadikan sesuatu benar atau salah dengan menyatakannya”.

“Argumen: ‘Manusia membutuhkan idea Allah, karena memberikan motivasi melakukan kebaikan. Manusia pada dasarnya lemah, seringkali gagal melakukan sesuatu yang diyakini baik. Dengan adanya idea Allah, manusia lebih mudah dan terus melakukan kebaikan’. Sangat beralasan argumen tersebut, tetapi saya berpendapat manusia tak seburuk yang dinyatakan agamawan, sehingga membutuhkan motivasi akan keberadaan Allah untuk berbuat baik. Umumnya manusia akan melakukan kebaikan pada kondisi NORMAL. Mereka tidak butuh Allah untuk berbuat baik”.

“Ketika orang religius, berhenti percaya Allah, dia tidak akan mengalami kesulitan berbuat baik, Bahkan lebih ideal. Idea melakukan kebaikan karena Allah akan memberi hadiah adalah tidak ideal. Yang ideal adalah melakukan kebaikan karena baik.

Kontra Argumen atau Pertanyaan yang tak diargue dengan baik

“Allah dikatakan maha baik, maha tahu, maha kuasa, mengapa ada derita dan sengsara didunia ini? Mengapa Allah mengijinkan terjadi? Allah maha baik mengetahui akan terjadi hal yang buruk, kenapa tidak mencegahnya dengan maha kuasanya? Kenapa Allah tidak mencegah bayi mati dalam kandungan, penyiksaan? Kalau begitu saya berhak menyimpulkan Allah itu jahat. Ada konflik antara ketiga ciri maha Allah."

“Pembelaan atas kontra argumen ini adalah : ‘Allah menciptakan manusia yang free will, memiliki kehendak bebas.’ Pembelaan ini menjadikan Allah jahat. Karena tidak semua penderitaan dibumi akibat ulah manusia, ada bencana alam, kecelakaan, wabah. Sesuai ciri Allah adalah akibat adalah perbuatan Allah. Allah menjadikan dunia ini yang berujung pada penderitaan hebat manusia tak berdaya”.

“Pembelaan lanjutan adalah: ‘Alah menciptakan tantangan/ujian agar manusia terpancing mengeluarkan yang terbaik’ . Analog, bila saya menguji seseorang dengan menjadikan bayinya kena kanker menyakitkan dan tak tersembuhkan, menjadikan saya akan dianggap mahluk paling jahat. Saya tidak respek terhadap Allah yang membuat sorang bayi kena penyakit mengerikan, untuk memotivasi.

Analisa mengapa manusia butuh idea Allah

“Manusia membutuhkan idea Allah karena “conciousness” ras manusia yang kesepian, terasing, terputus dari consousness lain di alam semesta. Idea conciousness Allah yang menyentuh kesadaran manusia adalah obat bagi kesendirian itu”.

Prediksi kedepan

 “Saya adalah antitheism, bukan sekedar atheis (= orang yang tak percaya keberadaan Allah). Saya anti terhadap paham yang berpendapat Allah ada”.

“Saya tak perlu memperjuangkan paham saya, karena sama seperti Greek Gods tidak perlu ditentang untuk Christian God bisa berkembang.  Theisme akhirnya akan susut jadi tak bermakna. Suatu saat akan terwujud post-theism, tingkat kemajuan budaya dengan pemikiran yang tak lagi mempermasalahkan Ada/tidak ada Allah, sama seperti masa kini tak mempermasalahkan ada atau tidak adanya Greek Gods.”