Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bahasa Pemisah

Lola's picture

Karena cukup maraknya diskusi tentang bahasa akhir-akhir ini membuat Lola teringat perbincangan Lola dengan pacar Lola beberapa tahun yang lalu.

Pacar Lola bukan orang Kristen (mungkin suatu hari nanti Lola akan menuangkan kisahnya di SS ini, mungkin) tapi dia sangat terbuka pikirannya terutama kalau diajak berbicara tentang agama.
Suatu hari beberapa tahun yang lalu Lola memberi komentar tentang Adam dan Hawa yang mungkin marahan setelah kejadian di taman Eden dan dari situ diskusi kami berkembang ke arah bahasa dan asal mulanya.

Bahasa yang dipakai manusia dalam ketidakabadiannya, setelah kejatuhannya dalam dosa dan sebelum peristiwa menara Babel, adalah bahasa yang sama yang mereka pakai waktu mereka diciptakan oleh tangan Allah sendiri, bahasa resmi surga dan dipakai oleh malaikat-malaikat, bahasa yang penuh kuasa dan hikmat dan mencerminkan keabadian nan ilahi.

Namun kemudian Allah melihat bahwa kombinasi antara manusia yang berdosa dengan bahasa surgawi itu akan menghasilkan kedahsyatan yang tidak terbatas sehingga Allah harus mengambil satu-satunya ingat-ingatan yang tersisa antara manusia dengan keilahian yang dulu pernah dinikmatinya. Maka terjadilah peristiwa menara Babel dimana Allah menggantikan bahasa surgawi dengan bahasa-bahasa yang asing di lidah manusia. 

Manusia saling memandang sesamanya dengan asing dan tidak mengerti. Mungkin seorang ayah memandang anaknya dengan heran karena tidak mengerti sedikit pun kata-kata yang keluar dari mulutnya, seorang ibu dengan menantunya atau seorang anak dengan sahabatnya.
Kekacauan terjadi di mana-mana dan manusia semakin kehilangan kenangan akan surga karena bahasa-bahasa yang asing ini. Bahkan binatang-binatang pun memandang manusia dengan asing dan semakin besarlah jurang pemisah antara manusia dan surga, antara manusia dan sesamanya.

Manusia mencari sesamanya yang bisa mengerti dirinya dan ide-idenya dan membentuk kelompok-kelompok untuk mengeksklusifkan dan melindungi diri. Kemudian tiap kelompok mengasingkan diri dan berpencar ke seluruh penjuru bumi sesuai dengan kehendak Sang Pencipta.
Masing-masing kelompok mengembangkan bahasa baru yang mereka terima dan membangun budayanya masing-masing dan selebihnya tertulis dalam sejarah peradaban manusia.

Pertanyaannya: saat manusia kembali kepada keabadian, apakah kita akan kembali diingatkan akan bahasa surgawi itu ataukah kita akan memakai bahasa kita masing-masing di sana?

smile's picture

Lola

(Wallahu a’lam) artinya “Dan Allah Mahatahu/Maha Mengetahui atau Lebih Tahu

Lola....itulah jawabannya....hihihi.. Btw,..apakah anda masih berpacaran dengan kekasih anda yang beda agama itu?

 

 


*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Lola's picture

Hahahaha Mas Smile kayak

Hahahaha Mas Smile kayak pacar Lola aja jawabnya! Dia juga bilang gitu setelah kita diskusi panjang lebar.
Btw, Lola masih sama dia ampe sekarang, uda 5 tahun...