Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

BAHASA ROH

ICCP's picture

Berbahasa lidah (roh) telah lama disalahfaham dan sekarang ini ditemui dalam banyak jemaat di mana para anggotanya mempercayai bahwa tanpa karunia ini kamu belum menerima Roh Kudus. Nampaknya individu-individu dalam jemaat-jemaat ini sering berkata dalam lidah (bahasa roh), kadangkala pada waktu yang sama, tanpa di mengerti sesiapa pun atau mementingkan pengertiannya. Namun apabila kita betul-betul memperhatikan ayat-ayat dalam Alkitab kita akan dapatkan bahwa bahasa roh dianggap sangat serius, dan waktu Paulus pada 1Korintus 14:39 menyatakan bahwa ia sepatutnya tidak dilarang. Oleh sebab itu, sepatutnya ada tempat untuknya, namun seorang harus bertanya apakah nilainya dalam satu bentuk percakapan meracau yang tidak difahami sesiapapun, termasuk si pembicara sendiri? Jadi apakah yang kita maksudkan di sini dan apakah sebenarnya dikatakan Alkitab?

 

Mula-mula sekali mari perhatikan apa yang ensiklopedia katakan. Ensiklopedia Katolik dalam artikelnya tentang Bahasa Lidah, atau Glossolalia, (Vol. xiv, halaman 776/7) menyatakan bahawa mereka yang hadir pada waktu murid-murid itu menerima karunia ini:

Mendengar murid-murid berbicara ‘hal-hal Tuhan yang ajaib’ dalam bahasanya sendiri, yaitu, bahasa dalam mana dia dilahirkan. … Glossolalia, (yang secara ringkasnya bermakna karunia bercakap dengan bahasa lidah), dan dari gambaran itu adalah bersejarah, jelas dan difahami.

 

Menarik sekali, artikel ini mengatakan:

Bahwa St Frances Xavier dikatakan telah berkhotbah dalam bahasa lidah (bahasa roh) yang tidak diketahuinya dan St Vincent Ferrer ketika menggunakan bahasa aslinya sendiri telah difahami oleh orang lain.

 

Paulus menyuruh orang Korintus untuk tidak menggunakan kata-kata selain yang jelas dan mudah dalam penggunaan karunia ini (1 Korintus 14:9) dan untuk tidak menggunakannya dalam Jemaat melainkan orang yang tidak terpelajar dapat memahami apa yang dikatakan (ayat 16).

 

Maka ia adalah tanda yang dimaksudkan bagi mereka yang tidak percaya, bukan untuk orang percaya. Artikel ini meneruskan dengan menunjukkan bahawa Jemaat di Korintus telah membiarkan karisma ini merosot menjadi campuran percakapan yang tidak jelas dan tidak bererti yang kadangkala boleh dianggap sebagai hampir sama dengan mengutuk Tuhan (1Korintus 12:3), dan kerana itu Paulus perlu membetulkan mereka.

 

Ensiklopedia Alkitab International Standard dalam artikelnya tentang Bahasa Roh (Vol. 4, halaman 871-875) menyatakan bahawa:

Tingkahlaku kegairahan (kegembiraan melampau) paling kerap ditemui dalam Dukun, Peramal dan Nabi (Shaman, Seer, Prophet). Umumnya keadaan kegembiraan ini dikaitkan dengan rasukan dan ilham ilahi atau roh.

 

Ia meneruskan dengan menyatakan bahwa:

tiada bukti bahwa penulis-penulis Perjanjian Lama tahu tentang ‘berbahasa roh’, walaupun mereka tahu tentang aktivitas bernubuat yang dikaitkan dengan berbagai jenis ‘tingkahlaku keghairahan’, contohnya persatuan nabi-nabi bernyanyi dan persatuan Saulus setelah roh Yahweh turun padanya dan ‘mengubahnya menjadi seorang yang lain’ lalu membolehkannya bernubuat, (1Samuel 10:5-13, rujuk 19:20-24).

 

Bagaimanapun dalam agama Yunani, agama Delphi dan Pythia memahami tingkahlaku dan percakapan dalam keadaan semangat adalah bukti inspirasi ilahi oleh Appollos. …Bahasa-bahasa yang tidak diterjemah di Korintus nampaknya di mengerti beberapa orang sebagai petunjuk kemasukkan rohani yang cukup, dan dengan itu akan kerohanian (1Korintus 14:4-6).

 

Artikel ini meneruskan dengan menyatakan tujuan-tujuan karunia ini serta panduan untuk penggunaannya dan juga sudut pandangan Lukas dan Markus. Ia juga menyatakan bahawa:

Irenaeus mencatatkan kehadirannya di kalangan orang-orang yang hidup menurut ajaran-ajaran injil. Tertullian menyenaraikannya sebagai hujah apologetik untuk kesahihan ortodoksi, sementara Origen (Comm. on Rom. 1:13; 7:6 var.) menganggapnya sebagai satu jambatan kepada pengajaran merentas budaya.

 

Fenomena ini disebutkan dalam beberapa keputusan Sri paus (Pope) zaman pertengahan dan muncul berulang kali dalam berbagai jenis kumpulan monastik dan mazhab keghairahan. Dalam manifestasi moden ia menjadi terkenal pada abad ke 20 dengan kebangkitan Pentakostalisme.

 

Artikel ini juga menyatakan bahwa:

Tulisan-tulisan Paulus difahami mengajar bahawa berbicara dalam bahasa Roh adalah satu karunia yang hanya diberikan kepada orang-orang Kristian tertentu.

 

Interpreter’s Dictionary of the Bible dalam artikelnya Tongues, Gift of (Vol. 4, halaman 771/2) menyatakan bahawa:

fenomena ini tidak terbatas kepada Kekristenan tetapi ditemui dalam banyak agama dunia purba. Di mana saja ia muncul, elemen lazimnya adalah kepercayaan bahwa roh tuhan yang disembah merasuki ke pada penganutnya, berbicara melaluinya, dan sering melakukan gerakan-gerakan tubuh yang bersifat luar biasa. Ketika keadaan kegairahan seperti itu, organ-organ vokal dipengaruhi, lidah bergerak seolah-olah dengan operasi kuasa di luar kawalan mental orang itu, dan ucapan-ucapan dikeluarkan yang bagi pemerhati adalah sama-sama hebat dan tidak keruan.

 

Ceritanya dalam Kisah adalah jelas. ‘Bahasa roh’ yang diucapkan pada hari Pentakosta adalah bahasa-bahasa asing, yang dipahami oleh orang ramai yang bingung dan heran. Namun apabila ‘bahasa roh’ disebutkan dalam Kaisarea dan Efesus (Kisah 10:46; 19:6), Petrus menyamakan pengalaman itu kepada pengalamannya sendiri, tanpa sebarang rujukan kepada keajaiban linguistik. Tiada bukti kemudiannya bahawa para rasul menikmati kemudahan keajaiban seperti itu. Juga tiada lagi keperluan untuknya, kerana bahasa Yunani dan Aramaik sudah mencukupi untuk keperluan jemaat.

 

Disebabkan penekanan berlebihan pada glossolalia di Korintus, Paulus terdorong untuk membereskannya. Dia berbuat demikian dengan mengakuinya sebagai:

(a) karunia sejati Roh, yang tidak harus dilarang, dan mengaku bahawa dia sendiri memiliki karunia itu (1 Korintus 14:5, 18, 39);

 

(b) satu bantuan kepada kebaktian persendirian, satu cara perhubungan peribadi dengan Tuhan, satu peluang untuk menyampaikan buah fikiran dan perasaan yang tidak dapat diungkapkan melalui saluran-saluran biasa (1Korintus 14:4: rujuk Roma 8:26-27);

 

(c) satu tanda kepada orang yang tidak beriman (1Korintus 14:22); dan bukti kuasa ilahi yang, seperti ‘tanda Yunus’ (Matius 12:39), walaupun cukup sejati, masih lagi tidak diakui oleh pengejek dan pengkritik yang keras hati dan tidak percaya.

 

Paulus melihat bahaya-bahaya dalam pemahaman ini dengan lebih jelas lagi dari nilai-nilainya. Dia tidak memberinya keutamaan dalam kebaktian umum (1 Korintus 14:19, 28).

 

Dia menunjukkan cara-cara persyaratan tertentu:

(a) Dengan menggunakan prinsip pengaturan. Penggunaan karunia-karunia rohani harus ditentukan oleh nilainya dalam membangunakn jemaat ‘dalam kasih’ (1 Kor 13; 14:4-5,17-19; Kolose 3:14; rujuk Efesus 4:16). Bahasa roh atau lidah adalah terlalu individualistik, menggalakkan sifat penting diri dan megah diri, dan merosakkan perpaduan persaudaraan Kristian (Roma 12:3; 1 Korintus 13:5; Filipi 2:3-4).

 

(b) Dengan mengekalkan kebaktian yang teratur. Peneguhan kepercayaan jemaat adalah yang terutama. Si pembahasa roh harus menahan dirinya dan berdiam diri melainkan dia ditafsirkan (1 Korintus 14:27-28). Apabila acara kebaktian tidak dipahami, atau menolak mereka yang mencari kebenaran, ia gagal. Keteraturan dan kesopanan adalah paling penting (1 Korintus 14:13-19, 23-33, 40).

 

(c) Dengan menggunakan karunia penafsiran. Kemampuan untuk menafsir bahasa adalah karunia istimewa beberapa orang (1 Korintus 12:10,30; 14:28) – kebolehan untuk menyampaikan laporan rasional tentang apa yang dikatakan, mungkin dengan pemindahan pemikiran yang terkesan melalui hubungan rohani. Mereka yang bergairah yang ketiadaan karunia ini harus berdoa untuknya, kerana dia mempunyai tanggungjawab kepada dirinya dan kepada jemaat (1 Korintus 14:13-14).

 

Semua ini hanyalah sebagian dari bagian-bagian yang telah dibuat oleh para sarjana namun mereka menunjukkan bahwa karunia ini mudah disalahtafsir dan disalahgunakan dan harus diperlakukan dengan sangat berhati-hati. Nampaknya terdapat sedikit sebanyak spekulasi yang terbabit dan, secara umumnya, ia kelihatannya belum lagi difahami sepenuhnya.

 

Sekarang mari kita lihat Alkitab (RSV semuanya).

 

Kisah 2:3-4 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

 

Pada waktu inilah murid-murid itu telah berubah dan mereka mula berkhotbah kepada semua orang itu. Ianya hari Pentakosta, Hari Raya Tujuh Minggu, dan orang Yahudi di Yerusalem terdiri dari banyak bangsa yang berbicara dalam banyak bahasa yang berbeda, jadi kamu boleh gambarkan ketakjuban mereka apabila mereka mendengar Kitab Suci diajar dalam bahasa atau lidah mereka sendiri. Ensiklopedia Katolik menyatakan bahawa hakikatnya terdapat lima belas kebangsaan di situ.

 

Kisah 2:5-11 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

 

Yang penting di sini adalah bahwa Alkitab mengatakan bahwa orang Yahudi mendengar Kitab Suci diajar dalam bahasa mereka sendiri. Kisah 10:46 mengukuhkan ini:

Kisah 10:46 sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah.

 

Demikian mereka terheran namun ada yang mengejek dan mengatakan murid-murid itu pasti mabuk. Namun Petrus mempertahankan mereka dengan memetik dari Yoel dan mengingatkan mereka tentang nubuatan-nubuatan itu dan berkhotbah kepada mereka (Kisah 2:12-47) dan ramai yang bertaubat dan dibaptiskan.

 

Ia-nya berguna untuk meperhatikan bahwa Kisah 10 berbicara perihal penglihatan Petrus tentang makanan yang haram, diikuti dengan pembaptisan Kornelius dan keluarganya dan sahabat-sahabat dekatnya, dan mereka juga berbahasa roh setelah menerima Roh Kudus (lihat Kisah 10:44-47). Ini adalah untuk menunjukkan bahawa Tuhan juga bekerja dengan bangsa lain. Sebutan bahasa roh yang berikutnya adalah pada Kisah 19:6.

Kisah 19:6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.

 

Ia-nya jelas bahwa ini adalah karunia yang diberikan dengan Roh Kudus setelah penumpangan tangan, walaupun bukan kepada semua orang. 1Korintus 7:7 menyatakan:

7 Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.

 

Paulus dalam 1Korintus 12 menghuraikan bahawa karunia berlainan diberikan kepada orang berlainan sesuai dengan kehendak Tuhan.

1Korintus 12:1-31 Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. 2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. 3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. 4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. 5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. 6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. 7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. 8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. 9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. 10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. 11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

 

Rujukan harus dibuat juga kepada Roma 12:6-8:

6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. 7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; 8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. (RSV)

 

1Korintus 12 meneruskan:

12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. 13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. 15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? 18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? 20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." 22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. 23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. 24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, 25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. 27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. 28 Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. 29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, 30 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? 31 Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

 

Dalam bab 13 Paulus terus dengan menjelaskan bahawa kesemua karunia ini harus disertai oleh kasih Tuhan atau mereka akan menjadi tidak berharga.

1Korintus 13:1-13  Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. 2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. 4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. 9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. 10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. 11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. 12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. 13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

 

Bab 14 meneruskan:

1Korintus 14:1-18 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. 2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. 3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. 4 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat. 5 Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

 

Pada 1Korintus 14:6 Paulus kemudian menerangkan kepentingan penggunaan betul karunia berbahasa roh. Di mana seseorang bercakap secara merepek ianya tidak bernilai dari segi rohani kepada sesiapa pendengar. Bagaimanapun, nampaknya Paulus bukan bercakap tentang percakapan merepek tetapi bahasa-bahasa tertentu yang boleh difahami oleh pembicara bahasa tersebut dan untuk apa para penafsir boleh ditemui.

 

Kalaupun bukan begitu, Paulus menekankan keperluan untuk mengajar untuk membangunkan jemaat. Tanpa pemahaman tidak mungkin ada peneguhan kepercayaan.

 

6 Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? 7 Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi--bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? 8 Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang? 9 Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! 10 Ada banyak--entah berapa banyak--macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. 11 Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. 12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. 13 Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. 14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. 15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. 16 Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? 17 Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya. 18 Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.

 

Ia-nya jelas di sini bahwa karunia ini telah diberikan kepada Paulus supaya dia dapat berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak dipelajarinya untuk mengabarkan Injil kepada mereka yang selain itu tidak akan dapat memahami. Di sini terdapat satu lagi aspek yang dibawa masuk oleh Paulus dan ini adalah tempatnya dalam doa. Ini dicatatkan dalam Interpreter’s Dictionary of the Bible seperti yang disebutkan sebelum ini dalam (b) satu bantuan kepada kebaktian persendirian 1Korintus 14:4 rujuk Roma 8:26-28 yang mengatakan:

Roma 8:26-28  Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. 28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

 

1Korintus 14:19-33 meneruskan:

19 Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh. 20 Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu! 21 Dalam hukum Taurat ada tertulis: "Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan." 22 Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. 23 Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? 24 Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; 25 segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."

 

Khususnya, penggunaan bahasa yang tidak teratur dilihat sebagai tanda ketidakstabilan di sini. Alat pengubahan yang paling berguna adalah nubuatan yang jelas. Paulus terus dengan menjelaskan peraturan-peraturan untuk penggunaan bahasa roh atau bahasa asing.

 

26 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. 27 Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. 28 Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. 29 Tentang nabi-nabi--baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. 30 Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. 31 Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. 32 Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. 33 Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

 

1Korintus 14:39-40:

39 Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh. 40 Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.

 

Demikianlah nampaknya bahwa berbicara dalam bahasa roh adalah bahagian yang dapat diterima dalam pengabaran Injil, namun ia diberikan kepada individu untuk tujuan tertentu seperti juga dengan semua karunia rohani Tuhan. Dalam era jemaat di mana semua berbicara atau sekurang-kurangnya memahami bahasa yang dibicarakan dengan cukup baik, tiada keperluan untuk kejadian ini.

 

Kita tahu bahawa dalam Jemaat di Transcarpathia mereka dilaporkan berbicara dalam bahasa roh. Kita tahu bahwa mereka berbicara dengan sejenis dialek purba dalam Jemaat. Keajaiban sebegitu mungkin perlu, atau penting di situ manakala di sini tidak.

 

Paulus meletakkannya sebagai karunia yang lebih rendah nilainya dan menunjukkan bahawa ia boleh disalahgunakan dan disalahfaham oleh pemerhati. Ia sepatutnya hanya digunakan di bawah garis panduan yang ditetapkan olehnya untuk pembangunan jemaat. Roma 12:6-9 menyatakan:

Roma 12:6-9 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. 7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; 8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. 9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.

 

Adakah ia mendengar atau berbicara, atau kedua-duanya? Ia seharusnya kedua-duanya. Tempatnya, apabila digunakan dengan betul dalam kasih Tuhan, seharusnya ada dalam pengabaran Injil kepada semua bangsa.

 

Ada satu lagi perkara yang timbul dari soal Bahasa Roh ini dan ia adalah keaslian dari Markus 16:9-20. Kebanyakan Alkitab tidak memasukkan bagian akhir dari Markus dalam teks-teks mereka atau memasukkannya dengan catatan. Teks ini tidak muncul dalam kebanyakan manuskrip purba.

 

Kebanyakan pengkritik moden setuju bahwa dua belas ayat terakhir Markus 16 bukan bahgian integral Injil  (Companion Bible, Apendiks 168, halaman 190).

 

Ayat-ayat ini terkandung dalam versi Syriac atau Aramaik, Peshitto yang mungkin bertarikh seawal tahun 170 TM dan Syriac Curetonia abad ketiga. Ayat-ayat ini dirujukkan oleh banyak pihak berwibawa atau penulis-penulis purba. Menurut Apendiks Alkitab Companion:

 

  • Papius (sekitar 100 AD/TM) merujuk kepada ayat 18 (menurut Eusebius, Hist. Exx. iii 39).
  • Justin Martyr (AD 151) memetik ayat 20 (Apol. I. c. 45).
  • Irenaeus (AD 180) memetik dan memberi pendapat tentang ayat 19 (Adv. Her. lib. iii. c.x.).
  • Hippolytus (AD 190-227) memetik ayat-ayat 17-19 (edisi Lagarde 1858, halaman 74).
  • Vincentius (AD 256) memetik dua ayat pada Sidang Carthage ketujuh yang diadakan di bawah Cyprian.
  • ACTA PILATI (abad 2) memetik ayat-ayat 15, 16, 17, 18 (Tischendorf’s ed. 1853, halaman 243, 351). Apostolical Constitution (abad 3 atau 4) memetik ayat-ayat 16,17, 18.
  • Eusebius (AD 325) membincangkan ayat-ayat ini, seperti yang dipetik oleh Marinus dari sebahagian Historynya yang telah hilang.
  • Aphraartes (AD 337) seorang biskop Syria, memetik ayat-ayat 16-18 dalam Homilynya yang pertama (edisi Dr Wright, 1869, I., halaman 21).
  • Ambrose (AD 374-97) Ketua Biskop Milan, dengan bebas memetik ayat-ayat 15 (empat kali), 16, 17, 18 (tiga kali) dan ayat 20 (sekali).
  • Chrysostom (AD 400) merujuk kepada ayat 9; dan menyatakan bahawa ayat-ayat 19, 20 adalah “bahagian akhir Injil”. Jerome (lahir 331, meninggal 420) memasukkan dua belas ayat ini dalam terjemahan Latinnya, di samping memetik ayat-ayat 9 dan 14 dalam tulisannya yang lain.
  • Augustine (fl. AD 395-430) lebih dari memetik ayat-ayat itu. Dia membincangkan ayat-ayat ini sebagai karya Penginjil MARKUS, dan mengatakan bahawa ayat-ayat itu dibaca secara umum dalam jemaat-jemaat.
  • Nestorius (abad 5) memetik ayat 20; dan,
  • Cyril dari Alexandria (AD 430) menerima petikan itu.
  • Victor dari Antioch (Antiokhia) (AD 425) membantah pendapat Eusebius, dengan merujuk kepada banyak MSS yang telah dilihatnya, dan dengan itu telah memuaskan dirinya bahawa dua belas ayat terakhir itu memang dicatatkan dalam itu.

 

Alkitab Companion membela ejaan ayat terakhir atas dasar bahwa ia ada dalam Syriac dan telah diterapkan dalam jemaat mula-mula, maka ayat-ayat ini pasti telah dikeluarkan oleh pihak-pihak pengurus jemaat yang hasil dari bauhnya tidak ada didalam zaman mereka seperti mana ia perjelas kan dalam zaman para rasul dan Jemaat awal.

Satu lagi pembelaan ayat-ayat ini dikemukakan oleh jemaat-jemaat karismatik modern.

Pergantungan juga diletakkan pada karya Ivan Panin (The Last Twelve Verses of Mark…, The Association of the Covenant People). Ayat-ayat itu di analisiskan secara matematik oleh Panin, dan ini menentukan nilai angka dari ayat-ayat teks itu. Teks ini nampaknya berdasarkan angka tujuh dan terdapat analisis yang meluas oleh Panin yang bertujuan untuk menegaskan bahwa teks-teks ini diilhamkan ilahi disebabkan dasar keangkaan di sebaliknya ini. Nampaknya terdapat jaringan nilai-nilai di sebalik sesetengah teks Perjanjian Lama dari karya terbaru di Israel mengenai Pentateuch tetapi setakat ini belum ada lagi analisis meluas Perjanjian Baru. Tambahan lagi, teks dalam Markus sepatutnya menjadi bukti yang seragam. Oleh itu, jika dua belas ayat terakhir ini adalah bagian dari Injil asal, maka mereka harus mampu menunjukkan struktur bukti yang sama seperti Injil dan yang sebaliknya juga adalah benar. Sudah ada usaha yang dilakukan, namun tidak meluas dan tidak menyakinkan. Usaha Panin mencoba untuk menunjukkan bahwa seluruh teks itu telah diperiksa dan dibuktikan secara seragam. Karya Panin pasti menjadi lebih menyakinkan jika seluruh teks itu telah diperiksa. Jika ditunjukkan bahwa tidak adanya keseragaman, ia hanya membawa kepada kesimpulan bahwa teks ini disediakan begitu untuk ditambahkan kepada Injil untuk tujuan-tujuan tertentu yang disokong oleh teks-teks itu. Nyata sekali ini adalah perihal berbahasa roh. Sehingga bukti yang cukup meyakinkan tentang keaslian Markus 16:9-20 disediakan, hanya dapat diandaikan bahwa dua belas ayat terakhir ini menunjukkan kemungkinan nyata bahawa mereka telah disediakan sekitar hujung abad pertama untuk menyokong sejenis kebaktian yang melibatkan berbicara dalam bahasa roh dan untuk apa tidak terdapat sokongan alkitabiah dan yang terpaksa dihasilkan untuk melawan haluan sebenar hal itu yang diberikan oleh Paulus. Maka, dua belas ayat terakhir yang ditambah kepada Markus, iyaitu ayat-ayat 9-20, harus diperlakukan dengan berhati-hati dan tidak digunakan untuk pembuatan suatu doktrin. Bagaimanapun, doktrin mengenai berbicara dalam bahasa roh adalah jelas dari teks-teks yang digunakan dalam karya ini dan karunia berkenaan adalah karunia bahasa yang digunakan hanya untuk pengajaran saudara seiman bila mana bahasa diperlukan untuk mengajar dan untuk pemualafan orang yang tidak percaya. Hasilnya adalah pertunjukan Roh Kudus yang berkuasa secara berdisiplin, penuh sopan dan teratur.

 

 

__________________

Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan di baptisakan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan di hukum (Markus 16:15-16)

Admin's picture

Terlalu Panjang

Salam, ICCP. Tulisan Anda ini memang sangat bagus. Hanya saja terlalu panjang. Ada baiknya kalau mengirimkan blog tidak terlalu panjang seperti ini. Kalau bisa, buat saja ringkasannya, dan berli tautan (link) ke halaman situs Anda. Kalaupun tidak demikian, ada baiknya mengirimkannya secara bersambung seperti yang dilakukan sejumlah pengguna lain. Mengenai ayat Alkitab, kami juga menyarankan untuk tidak menuliskan seluruhnya di sini. Beri saja tautan ke SABDAweb supaya setiap orang yang ingin membacanya dapat mengeklik tautan tersebut.
Josua Manurung's picture

menurut saya

syalom,

menurut saya tidak terlalu panjang.. atau adakah ukuran tertentu untuk menyatakan panjangnya suatu pengajaran.... ada tertulis ketika akhir jaman tiba manusia hanya ingin mendengar apa yang enak untuk didengar dan melihat apa yang enak untuk dilihat mata... sepertinya kita sudah mendekatinya...

BIG GOD BLESS YOU!

__________________

BIG GBU!

indonesiasaram's picture

Tidak Seperti Itu

(Cukup makan waktu kalau login Smile.) Menurut saya yang dikeluhkan itu bukan masalah pengajaran yang panjang atau pendek. Tapi masalah penyajian tulisannya. Dan itu merupakan dua hal yang jelas berbeda. Di sini, tulisan yang panjang akan sulit diakses oleh mereka yang menggunakan koneksi yang lambat. 
Waskita's picture

Panjang pendeknya content,

Panjang pendeknya content, selama itu dalam bentuk text saya rasa tidak terlalu signifikan dengan lamanya waktu loading/akses.

Yang paling mempengaruhi akses time itu justru terletak di scripting situsnya, misalnya penggunaan javascript yang banyak, pemakaian table html yang rumit, terlalu banyak menggunakan query dan view untuk databasenya atau karena situs tersebut menggunakan cms (klo cms biasanya memang lambat diakses).

Klo tidak ya karena hostingnya yang lambat.

Solusinya sih, mending posting versi ringkasnya saja, tapi dikasih url untuk menuju ke versi lengkapnya. Nah untuk versi lengkapnya, silakan cari situs yang cukup cepat akses time nya.

Silakan Mampir ke: http://kristiannovianto.blogspot.com/

 

__________________

kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini

waskami's picture

Aturan

Segala sesuatu kan ada aturannya. Lebih baik dibuat aturan yang jelas mengenai panjang pendeknya artikel dan artikel model apa yang bisa masuk sini.

Selain itu admin/moderator/pengelola situs ini tidak boleh jemu mengingatkan user terhadap aturan yang ada. Jangan bersikap apatis apalagi menyalahkan user yang tidak baca atau lupa terhadap aturan yang telah dibuat. Userpun seharusnya juga mau menaati aturan yang ada dan tidak menang sendiri.

Selain itu (lagi) bagi saya membaca tulisan yang panjang di internet juga melelahkan, baik itu di situs atau email. Mendingan tulisan itu saya bawa pulang untuk dibaca di rumah saja :)

(Lagi-lagi) Selain itu, situs Sabdaspace ini memang berat banget kalau dibuka.

 

dapat diintip di: http://hardhono.blogspot.com

__________________

Nyari beasiswa di sini aja