Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Batu Sandungan

Sigit's picture

Tulisan ini bukan merupakan tulisan untuk mengkaji alkitab. Sebenarnya saya sedang menyiapkan sebuah tulisan lagi untuk disimak, namun saat ini belum selesai. Mumpung lagi hang out di pasar klewer ini, saya ingin bercerita tentang sebuah kisah: Kisah seorang pemain organ di sirkus atau carnaval.

Kisah nyata namun cukup menarik. Sang pemain organ ini adalah seseorang yang lahir di Chicago, Illnois pada tahun 1930. Ayah dan ibunya adalah seorang pengusaha anggur. Di usia yang dini, ayah dan ibunya melihat bahwa anak laki-laki mereka memiliki bakat di bidang musik, karena itu, mereka mendukung anaknya untuk belajar bermain musik. Sang anak ini akhirnya belajar musik dan alat musik favoritnya pada waktu itu adalah pipe organ dan calliope.

Sang anak ini kemudian bertambah dewasa. Pada usia remaja, ia drop out dari sekolah dan ia kemudian memilih untuk melakukan pekerjaan pada sebuah sirkus atau carnaval. Pada mulanya, ia bermain sebagai pelatih kucing besar (singa, harimau, dsb) lalu kemudian bermain alat musik kesukaannya yaitu pipe organ dan callipe untuk berbagai pertunjukan sirkus. Anak ini sebenarnya cerdas, dan ia memperhatikan betul apa yang terjadi di sekelilingnya.

Setelah sekian lama berselang menjadi pemain pertunjukan sirkus, ia mulai memperhatikan sekelilingnya. Ia terutama memperhatikan orang-orang Kristen pada waktu itu. Ia memperhatikan bahwa orang-orang Kristen yang sama yang berpesta pora, hura-hura dan berselingkuh dari isterinya tepat di depan matanya pada waktu hari pertunjukan sabtu malam. Ketika ia pergi ke gereja, ia juga mendapati orang yang sama pada malam sabtu yang meminta ampun kepada Tuhan untuk setiap dosa-dosanya. Mulanya ia beranggapan biasa-biasa saja, akan tetapi orang-orang yang sama tetap melakukan siklus serupa: Malam sabtu berbuat dosa, Minggunya memohon ampun. Hal ini membuatnya sangat muak dan akhirnya mengeluarkan sebuah statement bahwa: Orang Kristen itu munafik!

Tahukah teman-teman, setelah peristiwa itu, hidupnya makin rusak dan makin bejat karena ia kepahitan terhadap orang Kristen. "Pada akhirnya, kedagingan yang akan berkuasa" Itulah salah satu statement yang ia keluarkan sebelum akhirnya ia membuat sebuah organisasi yang akhirnya ia tujukan untuk menghancurkan orang-orang Kristen secara terang-terangan.

Penasaran siapa dia? Dia adalah Anton Szander LaVey, pendiri gereja setan pertama pada tahun 1966. Dia juga dikenal sebagai pendeta hitam (black pope). Dia juga lah orang yang pertama kalinya menulis the book of satan yang isinya sudah pasti 180 derajat bertolak belakang dengan kebenaran Firman Allah.

Mengerikan? Pastinya. Karena sebuah ulah orang-orang Kristen yang munafik, akhirnya memicu dia untuk membuat sebuah kejahatan yang luar biasa di mata Allah. Sebuah pelajaran berharga bagi kita semua secara pribadi bahwa kita harus berhati-hati agar jangan sampai segala sesuatu yang kita lakukan menjadi sebuah batu sandungan bagi orang lain. Seringkali kita meremehkan anugerah pengampunan yang BAPA berikan dengan selalu berulang-ulang kali berbuat dosa dan meminta ampun yang pada akhirnya membuat kita mencobai Tuhan. Namun di satu sisi, pasti secara sadar maupun tidak sadar, perilaku kita ini juga membuat orang lain tersandung, bahkan semakin berbuat jahat kepada Allah.

Saya jadi teringat tentang sebuah ayat dimana Paulus mengingatkan Timotius untuk mewaspadai semua yang Timotius ajarkan, supaya dengan demikian ia menyelamatkan dirinya sendiri dan semua orang yang mendengar dia. Paulus mengingatkan Timotius supaya jangan sampai justru ia, sebagai pengajar menjadi batu sandungan bagi orang lain. Hendaknya kita juga waspada terhadap segala yang kita perbuat supaya kita menyelamatkan diri kita sendiri dan mencegah 'Anton-anton' yang lain muncul dan pada akhirnya menghancurkan kita.

TUHAN memberkati kita semua. Shalom

 

__________________

- Be Sharp and Be Wise -

hai hai's picture

Bila Takut Kesandung, Anda Tidak Akan Pernah Melangkah

Ketika anak kami lahir, dia dan mamanya menginap di rumah sakit selama 3 hari, di bangsal kelas tiga sedangkan saya menghabiskan malam saya dengan tidur di luar bangsal agar ada bila dibutuhkan. Pulang dari rumah sakit, kami menempatkan anak kami di kotak bayi (baby box) yang terbuat dari kayu. Istri saya melapisi kayu kotak bayi dengan karet busa, tujuannya agar bayi kami tidak terbentur ketika bergerak. Saat itu saya melepaskan karet busa itu dan berkata kepada istri saya, "Dia harus belajar mengurus dirinya sejak dini! Apabila kita tidak memberinya kesempatan untuk mandiri dan waspada serta tahu bahaya sejak diri, maka maka dia akan kehilangan kesempatan untuk berlatih mengurus diri sendiri di bawah pengawasan kita."

Walaupun ragu, namun istri saya menyetujuinya. Selama tinggal dikotab bayi itu hanya sekali anak kami terbentur, dan dia belajar dengan cepat tentang apa itu bahaya dan menjauhi bahaya. Sejak pulang dari rumah sakit saya memberi kesempatan kepada anak kami untuk tumbuh sesuai nalurinya, membiarkannya tengkurap di atas meja dan merayap, setelah berusia 4 bulan dia sudah biasa merayap dan merangkak di atas lantai dan sofa. Tidak ada benda-benda yang disembunyikan, tidak ada laci dan pintu yang dikunci, semua benda-benda ada pada tempatnya masing-masing.Dia belajar berjalan pada umur 8 bulan dan sebulan kemudian dia sudah belajar naik tangga. Umur 1 tahun dia sudah mampu berjalan bahkan berlari di atas balok yang lebarnya 8cm dan memanjat dan menggelantung di rak yang tingginya 2,5 meter yang saya buat khusus baginya untuk bermain dan berlatih. Ketika berumur 3 tahun dia sudah mampu joging dan jalan sejauh 3km. Saya melatihnya namun tidak pernah memaksanya untuk berlatih, dia melakukannya sendiri dan dia menikmatinya, yang saya lakukan hanya menemaninya dan menolongnya setiap saat dibutuhkan.

Saya melakukan hal itu sebagai perwujudan sebuah pemahaman bahwa sejak dini anak-anak harus diberi kesempatan untuk mandiri, seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, "Hakekat pendidikan adalah memberi kesempatan kepada anak-anak untuk belajar mengurus dirinya sendiri, mencintai hidup dan mencintai sesama."

Banyak pengkotbah yang menajarkan agar kita tidak menjdi batu sandungan bagi orang lain. Saya sudah mendengar kotbah demikian puluhan bahkan mungkin lebih dari seratus kali, namun hingga kini tidak memahaminya sama sekali.Saya menafsirkan ajaran itu sebgai berikut,

"Kamu harus menjadi baik agar orang lain menjadi baik, sebab bila kamu tidak baik, maka orang lain akan menjadi jahat!"

Bahkan hingga saat ini saya selalu merasa JENGKEL setiap kali ada teman yang bilang dia mau pindah gereja karena di gerejanya orang-orangnya MUNAFIK, dia tidak ke gereja karena orang-orang di gerejanya DUNIAWI.

MENJADIKAN ORANG SESAT SEBAGAI ALASAN BAGI KESESATAN DIRI SENDIRI, hanya orang SESAT yang melakukannya!

Whoever watches the wind will not plant; whoever looks at the clouds will not reap. Ecclesiates 11:4

Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Pengkotbah 11:4

untuk menjadi orang baik, kenapa harus menunggu orang lain mejadi baik dulu?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

esti's picture

p Hai-hai,  Bukan mau

p Hai-hai, 

Bukan mau nyama2 in tapi ayat di pengkotbah 11:4 itu ayat favoritku lho,

Jadi inget temanku yang pinter banget, waktu saya tanya kenapa nggak ambil S3, dia bilang males karena pengajar2 di S3 itu bekas teman2nya waktu di S1, padahal katanya dia tahu kwalitas teman2 nya itu yang standarnya dulu waktu S1 dibawahnya dia. Sekarang mereka ada yang sudah profesor. Dan dia bilang kalau aku ambil S3 berarti ada dibawah tekanan mereka selama waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan kuliahnya.

Jadi disini fokus utamanya bukan ilmunya" tapi manusianya", berarti organis tersebut ke gereja juga bukan meraih keselamatan dan memuliakan Tuhan tapi mengoreksi ketidak benaran sikap para pengikutnya.

Carilah terus kambing hitam biar kita yang jadi korban.

 

Salam"

 

jf's picture

PENYESATAN PASTI TERJADI

Penyesatan pasti terjadi, tapi celakalah mereka yang mengadakannya. makanya dibilang berjaga-jagalah. untuk info, banyak loh orang yang tidak sadar bahwa dia tersesat. saya ada tulis2 tentang agama babel, itu batu sandungan apa bukan ? Regards, JF
Yenti's picture

Batu sandungan:)

Hendaknya kita juga waspada terhadap segala yang kita perbuat supaya kita menyelamatkan diri kita sendiri dan mencegah 'Anton-anton' yang lain muncul dan pada akhirnya menghancurkan kita. Perlu waspada agar tidak menjadi batu sandungan? Iya. Supaya kita menyelamatkan diri sendiri dan mencegah Anton-anton lain?? Saya cenderung berpikir " tidak ". Menyelamatkan diri dalam hal apa ?? Keselamatan??apakah kita punya kemampuan untuk menyelamatkan orang lain dalam hidup kita?? Sebenarnya faktor yang paling besar bagi seseorang untuk melakukan satu tindakan misal mungkin seperti contoh di atas, atau mungkin sampai orang meninggalkan Tuhan??, adalah faktor dalam diri sendiri, karena tidak mengenal Tuhan secara mendalam.Itulah akhir dosa, menyalahkan orang lain dan membenarkan diri sendiri.
Chinansha's picture

KIta bisa tersandung dan jadi batu sandungan

Om Sigit, Menurut saya Satu hari, sewaspadanya kita, kita bisa tersandung oleh sikap dan tingkahlaku orang lain. Saya juga percaya , sewaspadanya kita, satu saat kita juga bisa jadi batu sandungan bagi orang di sekitar kita. Apakah bisa tulisan ini ditambah kiat-kiat untuk sedapat mungkin tidak jadi batu sandungan bagi orang lain. BTW saya senang sekali dengan lagu sedikit demi sedikit tiap hari tiap sifat Yesus mengubahku... Kita harus terus maju, sedikit demi sedikit, dalam anugerahNYA salam kenal Chinansha
mercy's picture

Dua cara pandang

Syalom semuanya,

Saya pernah mendengar Pendeta yang berkata dalam khotbahnya agar kita jangan menjadi batu sandunganbagi orang lain dan menurut saya hal tersebut merupakan peringatan yang baik. Menurut saya, kalimat tersebut dimaksudkan agar kita berusaha menjadi teladan dlm hal menuruti Firman Tuhan, sehingga entahkah di gereja, di kantor atau di rumah sekalipun, lewat hidup kita, nama Tuhan Yesus dipermuliakan.

Disamping itu, marilah kita juga menganut cara pandang "memandang Yesus" dalam menjalani kehidupan sehari-hari, agar supaya kita tidak menjadi kecewa manakala melihat orang lain atau bahkan pemimpin kita entahkah di gereja atau dikantor atau di lingkungan lainnya melakukan hal yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Kesimpulannya, untuk menjalani kehidupan, marilah kita menggunakan kedua cara padang tersebut sambil tidak lupa minta pertolongan Roh Kudus supaya kita mampu melakukannya.

Tuhan Yesus memberkati.

Sola Gratia

__________________

 

 

 

Sola Gratia

Sigit's picture

Batu sandungan dan batu penjuru

Saya teringat akan ayat ini: "Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." (1 Petrus 2:7) Semua komentar teman-teman betul, akan tetapi Yesus pun menjadi suatu batu sandungan juga, tentunya untuk orang-orang jahat (orang Farisi, ahli Taurat, Saduki, Herodian, dsb) yang memang pada dasarnya tidak percaya Yesus. Di satu sisi, Ia justru menjadi batu penjuru, bagi orang-orang yang mencari Allah dengan segenap hati. Terkadang kita juga tidak sengaja menjadi batu sandungan bagi saudara-saudara kita. Jika menilik contoh Tuhan Yesus, lebih baik kita menjadi batu penjuru bagi saudara-saudara kita dan menjadi suatu batu sandungan untuk musuh. Jangan sebaliknya. Jika kita justru pernah mengalami sebaliknya, janganlah berkecil hati. Pada akhirnya, BAPA jugalah yang akan memberi upah yang setimpal dengan apa yang telah kita kerjakan di dunia, apakah radikal kepada Allah atau telah bersikap munafik. Caranya supaya tidak menjadi batu sandungan? Well, saya kira teladani Yesus baik-baik dimana Ia menjadi suatu batu penjuru (membangun, menguatkan) bagi orang-orang percaya dan menjadi batu sandungan (tak kenal kompromi akan dosa dan semacamnya) bagi musuh Allah.

- Be Sharp and Be Wise -

Sigit N.S

__________________

- Be Sharp and Be Wise -

hidupituindah's picture

Banyak orang2 kristen yang

Banyak orang2 kristen yang membuat nama Tuhan di hujat banyak orang.

Ketika seseorang dengan sadar masuk menjadi salah satu anggota kepolisian, maka dia secara sadar pula ia harus menjaga nama besar kepolisian.
Dengan kata lain nama besar kepolisian di pertaruhkan atas orang ini.
Salah bertindak akan membuat nama besar kepolisian di hujat sana-sini, sehingga nama baik kepolisian tercoreng gara2 oknum ini. Tetapi jika orang ini dengan wibawa kepolisiannya bertindak baik dan bijaksana dalam tingkah lakunya, maka nama besar kepolisian akan disanjung-sanjung dan dipuja2 banyak orang.

Sama seperti kita. Nama Allah akan terus di pertaruhkan pada kita.
Ketika kita berbuat baik, maka nama Allahlah akan di puji banyak orang.
Ketika kita berbuat dosa, maka nama Allah juga yg akan di hujat orang karena kita.
Siapakah diantara kita yang suka nama nya dicacimaki dan diomongin tidak baik oleh orang banyak gara2 tingkah laku anak kita yg kurang ajar?


--------------------------------------------------------------
Roma 2:24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."

Titus 2:4,5 supaya dengan itu mereka dapat mendidik wanita-wanita muda untuk mengasihi suami dan anak-anak, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.

II Petrus 2:2 Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
-------------------------------------------------------------

Seorang anak kecil memang harus belajar melangkah. Dan tugas kita sebagai orang yang telah lama hidup dalam kekristenan (note: yg menurut paulus seharusnya sudah menjadi pengajar), kita seharusnya memberikan suport dan bimbingan serta doa.
Bukan malah kita membuat mereka menjadi bulan2nan karena tingkah laku kita.
Orang yg baru bertobat belum banyak mengerti tentang Firman Allah. Bagi mereka, orang yg sudah lumutan di gereja ato hamba tuhan dianggap orang yg suci dan kebanyakan akan menjadi panutan sementara selama ia masih belajar.

Jika panutannya suka percabulan dan pergi bermabuk-mabukan di diskotik serta melakukan tidakan2 yg amoral, suka berdusta, tidak jujur, tukang sumpah serapah, suka menjelekkan orang lain, apakah ini adalah contoh yang harus kita teladankan pada orang yg baru bertobat itu?

Orang non kristen yg baru bertobat akan kabur jika hal ini yg di suguhkan oleh jemaat yg telah lumutan di gereja.
Dan efeknya adalah nama Allah Yang Maha Kudus kembali di corang dan dihujat orang2.

Karena suatu trauma masa kecil, maka seorang anak tidak dapat melakukan tindakan seperti yg dilakukan manusia normal pada umumnya.
Banyak anak-anak tidak bisa naik sepeda ato sepeda motor karena, ketika mereka belajar mengendarai sepeda/motor, mereka mendapat kecelakaan yg fatal, entah tanganya patah, kakinya patah karena trtabrak bobil dls....
Jadi, tidak bisa kita membiarkan anak2 belajar semau sendiri. Sebagai orang yg terkasih, sudah selayaknya kita mendampingi mereka hingga mereka dewasa dan mampu melakukannya.

Baiklan, bagi kita yg udah lumutan digereja, berikanlah contoh yg baik bagi mereka yg baru.
Mendidik mereka dengan kasih, bukan dengan kesombongan, seolah-olah kita orang yg paling hebat dan suci. Belajar menerima pendapat mereka dengan senang hati dan memberikan jawaban dengan ramah dan yg bertanggung jawab sesuai Firman Tuhan (Alkitab).

Bagi yg masih baru.
Belajarlah dari mereka yg sudah menang melawan dosa dan mereka yg hidup mempertahankan kekudusan.
Jangan menilai orang dari apa yg mereka katakan, tetapi apa yg mereka perbuat.
Banyak orang pandai berteolog tapi tidak mampu hidup dalam kekudusan.
Jadi jangan pernah menilai orang yg ahli alkitab pasti mereka orang kudus...
Baca Alkitab setiap hari.
NB: Baca alkitab jangan comot satu ayat secara random (asal comot).
Baca dari matius sampai wahyu.
Belajarlah berpuasa.

Dan yg terpenting.
Bertahan sampai akhir.

GBU.

******************
Yudas 1:20-25 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
******************
nis's picture

kayak gini?

jadi pengikut Yesus itu apa bagusnya kayak cerita di link ini yah? :)
Sigit's picture

Patut ditiru

Yakinlah pasti ada... Semoga salah satu di antara kita yang akan memberi dengan tulus seperti cerita di link ini 

- Be Sharp and Be Wise -

Sigit N.S

__________________

- Be Sharp and Be Wise -

es's picture

Crita di link ini ..."

Halo den Ise,

Tentu saja crita yang link itu bagus, mestinya kasih ya seperti itu, aku ada terjemahannya lho, habisnya nggak boleh di copy paste ya kusimpan sendiri saja, kalo yang pengin terjemahannya kirim pm ke aku ntar tak kasi.

 

Salam"

nis's picture

kalau gini gimana?

kalau gini masih bagus nggak sebagai pengikut Yesus? ;)
nis's picture

pertanyaan buat contoh kasus kedua

kasus pertama soal dokter yang memberikan darahnya sendiri untuk pasien adalah kasus yang bahkan non pengikut Yesus pun akan bilang bahwa itu adalah hal yang sangat mulia untuk dilakukan.

sementara, kasus kedua adalah kasus yang sedikit lebih rumit. dengan asumsi bahwa anak yang membunuh orang demi membela ibunya itu sungguh2 100% berniat membela ibunya (tanpa ada motivasi lain): kira2, dari sudut pandang Yesus, apakah tindakan anak ini merupakan batu sandungan atau tidak?

motivasi tokoh utama pada kedua kasus sama: menolong orang lain. tapi prosesnya berbeda, yang satu menyelamatkan nyawa, yang satu lagi menghilangkan nyawa.

gimana tuh? ;) 

dukun's picture

Motivasi

Dalam kasus pertama, tindakannya dilakukan secara sadar dan penuh pertimbangan. Namun apa yang dilakukan oleh dokter itu tidak layak untuk mendapat pujian yang demikian dasyat, sebab dia hanya menyumbangkan sebagian dari darah yang dimilikinya. Sebagai dokter dia tahu apa yang dilakukannya tidak akan membahayakan jiwanya bahkan kesehatannya. Akibat tindakannya itu paling-paling dia akan merasa gamang dan agak lemas selama seminggu.

Dalam kasus kedua, tindakannya dilakukan secara naluri, tidak dipikirkan sama sekali dan tidak ada pertimbangan sama sekali. Namun, pada umur 12 tahun dapat mengambil keputusan demikian, jelas tidak mudah. Selain berjiwa pahlawan, anak itu juga seorang yang bermental baja, menurutku anak itu adalah seorang pahlawan. Tanpa memikirkan keselamatannya sendiri, setelah mengatasi rasa takutnya, dia pun bertindak.

Sang dokter tidak layak mendapat pujian demikian tinggi dan sang anak jelas harus mendapat bimbingan rohani dan psikologi atas apa yang dilakukannya. Satu hal yang harus dipastikan dari si anak itu adalah bahwa apa yang dia dan ibunya ceritakan itu memang benar. 

esti's picture

Kebenaran .... pembenaran"

Dear mas Den Ise,

Kasus pertama justru memberikan contoh teladan yang baik sebagai pengikut Yesus seseorang mengorbankan dirinya untuk keselamatan sesamanya.

Kalau kasus yang kedua itu sih menurutku hampir sama kalau seorang ayah kepepet mencuri untuk menghidupi keluarganya.

Sebenarnya kasusnya serupa tapi beda.

Yang pertama perbuatan mulia untuk tujuan yang mulia.

Yang kedua perbuatan jahat (yang melanggar firman Tuhan) untuk suatu tujuan yang mulia.

Yang kedua ini sulit dipahami, muncul kontradiksi. karena anak kecil tadi memang sepertinya tidak menemukan cara lain, jadi disini sepertinya masih bisa ada pembenaran, tapi bukan kebenaran yang hakiki, aku sendiri gak tau la yau . . . gimana nih para pencari kebenaran zaman modern?

 

Salam"

nis's picture

jadi?

dukun dan esti, terima kasih buat tanggapan nya.

dukun, anda bilang bahwa: satu hal yang harus dipastikan dari si anak itu adalah bahwa apa yang dia dan ibunya ceritakan itu memang benar. saya setuju dan oleh karena itulah saya asumsikan bahwa si anak yang membunuh orang demi membela ibunya itu sungguh2 100% berniat membela ibunya (tanpa ada motivasi lain).

kepastian yang anda minta dan asumsi saya beda2 tipis, tapi pada intinya hakikatnya sama. oleh karena itu, untuk pembahasan batu sandungan ini, marilah kita anggap memang seperti itulah kejadiannya.

sementara itu esti menyoroti masalah kemampuan si anak dibandingkan dengan bapa yang mencuri demi keluarganya. seorang bapa tentu lebih mempunyai kekuatan dan kemampuan dibanding anak kecil tsb. maka dari itu, esti mengganggap bahwa walau tindakan anak itu salah secara alkitab, tapi karena anak itu dianggap tidak mampu untuk menemukan cara lain, maka tindakannya boleh dibenarkan.

dua tanggapan yang menarik. ada yang mau nambahin lagi?

---

yang sesungguhnya menjadi pertanyaan buat saya adalah: kira2, menurut anda semua; terutama mas sigit sebagai penulis blog ini; tindakan si anak tersebut yang membunuh orang itu dipandang sebagai apa; batu sandungan atau tidak?

Sigit's picture

Jawaban Pribadi

Tindakan si anak tersebut adalah mulia. Ia membela ibunya dan sudah sepantasnya ia melakukan hal tersebut. Saya tahu, statement saya akan terdengar kontroversial untuk kaum religius, akan tetapi jika diolah dengan sederhana... masa kita diam saja orang yang kita sayangi dianiaya? Jika ditanya dosa atau tidak membunuh orang tersebut, jawabannya tetap dosa. Tetapi jika ditanya apakah motifnya mulia, jawabannya ya. Anak itu membunuh, tetapi bukan pembunuh. Jika apa yang BAPA beri kepada kita diusik (termasuk orang yang kita sayangi), maka patutlah kita pertahankan dan bela. Pada akhirnya BAPA akan memberi upah tersendiri kepada anak itu, bukanlah hak kita untuk menghakiminya... Namun, pendapat saya sendiri secara pribadi jikalau saya jadi anak itu.. saya akan bantai orang yang menganiaya ibu saya! Kenapa? Karena Ibu saya adalah salah satu anugerah yang BAPA berikan kepada saya

- Be Sharp and Be Wise -

Sigit N.S

__________________

- Be Sharp and Be Wise -

nis's picture

singkatnya...

jadi singkatnya, menurut mas sigit, perbuatan si anak itu bukan batu sandungan, bener begitu? :)
Sigit's picture

Betul

Bagi saya, itu bukan batu sandungan :) Apakah ada kasus yang lain lagi? Mari kita bahas...

- Be Sharp and Be Wise -

Sigit N.S

__________________

- Be Sharp and Be Wise -