Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Dari Sukacita Injil yang hilang sampai situs berita resmi Vatikan yang diduga diblokir Kemkominfo

RudiKaryadi's picture

Pertemuan Paus Francis dengan Pemimpin  Gereja Timur

Sukacita Injil Yang Hilang

Tahun lalu (tepatnya 39 minggu 1 hari yag lalu) saya membuat akun Sabdaspace ini, sambil berniat membuat tulisan tentang Evangelii Gaudium alias Sukacita Injil, yaitu sebuah himbauan dari Paus Francis di tahun 2013 terkait pekabaran Injil. Lalu sambil merogoh tas, laci, rak buku dan beberapa kardus, saya menyadari bahwa dokumen tersebut hilang. Saya ingat terakhir saya memasukkannya ke dalam tas dan membacanya dalam perjalanan di KRL Bogor-Jakarta, dan barangkali buku tersebut tertinggal di suatu tempat.

Beberapa kali saya mencoba mencarinya lagi di rumah dan belum ketemu. Lalu saya mengunduh PDF berbahasa Inggris dari internet, namun ternyata otak saya terlalu malas untuk memahami teks berbahasa Inggris yang harus dibaca di layar monitor. Lebih enak membaca di kertas, dan lebih enak lagi jika dalam bahas Indonesia.

Hanya ada satu bahasan dalam Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) yang nyangkut di benak saya, yaitu soal pragmatisme abu-abu dalam keseharian hidup bergereja. Terdapat di paragraf 83 dengan bunyinya versi Inggris sebagai berikut

  • 83.
    And so the biggest threat of all gradually takes shape: “the gray pragmatism of the daily life of the Church, in which all appears to proceed normally, while in reality faith is wearing down and degenerating into small-mindedness”.63 A tomb psychology thus develops and slowly transforms Christians into mummies in a museum. Disillusioned with reality, with the Church and with themselves, they experience a constant temptation to cling to a faint melancholy, lacking 68 in hope, which seizes the heart like “the most precious of the devil’s potions”.64 Called to radiate light and communicate life, in the end they are caught up in things that generate only darkness and inner weariness, and slowly consume all zeal for the apostolate. For all this, I repeat: Let us not allow ourselves to be robbed of the joy of evangelization!

Bahasan ini tak terlupakan karena saya mendapat pengalaman yang agak aneh. Jadi suatu hari di tahun yang lalu saya sedang berdoa, dan berhubung berdoanya agak kelamaan, pikiran mulai melantur dan terjadilah day dreaming, suatu mimpi di siang bolong, yaitu saya  melihat suatu ruangan besar, ada banyak orang berdiri mematung, tidak bergerak, dan mereka tampak seperti bayangan abu-abu saja. Lalu di salah satu dinding, terdapat jendela besar, dengan kaca buram dan cahaya dari luar masuk menerangi ruangan. Sesaat kemudian saya terjaga dan saya pikir apa yang saya mimpikan itu bukanlah hal buruk. Toh saya pikir tak ada mahluk-mahluk menyeramkan di mimpi tersebut. Juga tak ada simbol-simbol lain yang bisa diartikan sebagai pertanda buruk. Lalu hari berlalu dan di sebuah kelas evangelisasi, saya dan semua teman sekelas mendapat buku Evangelii Gaudium (tentu dengan mengganti ongkos cetak hahaha, ngga gratis). Saya cuma membolak-balik sepintas isinya dan hari pun berlalu. Lalu tibalah jadwal pelajaran yang membahas isi buku tersebut. Sang Bapak Pengajar mulai membahas satu demi satu pokok bahasan, sampai kemudian slide infocus menampilkan gambar manusia-manusia berdiri mematung, berwarna abu-abu, persis seperti mimpi di siang bolong yang saya lihat beberapa hari sebelumnya. Lalu saya bertanya kepada pengajar "Jadi Pak, hilangnya sukacita dalam pemberitaan Injil adalah persoalan serius?" Beliau mengangguk sebagai jawaban.

Nah, jika dalam upaya pemberitaan Injil kita sudah kehilangan sukacita, kita sedang dalam persoalan serius. Injil = kabar gembira. Evangelii Gaudium = Sukacita dalam menyampaikan kabar gembira... dan bukunya hilang, nah lho. Ini serius.

 

Gaudete et Exsultate (Bersukacitalah dan Bergembiralah)

Repotnya, belum sempat saya membeli Evangelii Gaudium yang baru, Maret 2018 sudah muncul lagi edaran dari Paus Francis dengan judul Bersukacitalah dan Bergembiralah alias Gaudete et Exsultate. Apa isinya? Naah, tadi pagi saya berniat mendownload PDF-nya di situs Vatican, rencananya sambil membaca-baca berita, dan ternyata situs berita https://vaticannews.va/ terblokir dan Indosat menampilkan halaman netsafe sebagai gantinya. Saya coba menggunakan Smartfren, bisa diakses. Lalu saya menanyakan ke indosatcare kemarin siang via twitter, apakah situs berita tersebut diblokir Indosat. Jawaban dari Indosat adalah Kemkominfo yang memblokir dan bukan Indosat. Lalu kemarin malam saya bertanya ke Kemkominfo via twitter, dan sampai saya menulis ini, belum ada jawaban. Lucunya, ketika saya mencoba mengakses vaticannews.va lewat Smartfren, situs tersebut tidak bisa dibuka. Indosat pun saat ini tidak lagi menampilkan halaman netsafe.

Entah sejak kapan pemblokiran ini terjadi? Mungkin sejak lama, tetapi mungkin juga baru-baru ini saja, mengingat belakangan ini pembicaraan menentang aborsi sedang ramai, terkait soal referendum pencabutan larangan aborsi di Irlandia dan soal pemangkasan anggaran klinik-klinik pro-aborsi di Amerika Serikat. Apakah suara-suara kritik dari Vatikan terhadap aborsi dianggap konten negatif oleh korporasi internet dunia? Mungkin saja demikian terjadi kesalahan dan Kemkominfo tanpa mengecek lagi telah juga memblokir vaticannews.va situs berita resmi Paus Francis.

Sambil menunggu jawaban dari Kemkominfo. Mari Bersukacitalah dan Bergembiralah dalam mengabarkan Injil.

7 Juli 2018

Setelah mendapat pengaduan dari masyarakat, Kemkominfo menyurati ISP untuk menormalkan akses ke situs vaticannews.va.   

email kemkominfo ke ISP untuk normalisasi vaticannews.va

 

Berikut adalah penjelasan versi Aduan Konten Kemkominfo

kronologi versi kemkominfo

 

 

 

manusia biru's picture

waow ...

Saya setuju dengan "jika dalam upaya pemberitaan Injil kita sudah kehilangan sukacita, kita sedang dalam persoalan serius".

Kembali lagi ke diri sendiri, apakah kita sudah mengenal Allah dengan benar. Sukacita muncul dari sana. Bahkan, beban/kerinduan untuk memberitakan Injil juga muncul dari sana.

Waow ... situs vaticannews.va sempat diblokir. Duh ...

RudiKaryadi's picture

Ya benar. Pengenalan akan

Ya benar. Pengenalan akan Allah adalah tema penting dan perlu bahasan khusus, begitu juga dorongan utk memberitakan Injil.

Oya, soal sukacita pun, tulisan ini cuma sekadar melintas di permukaan saja bahkan belum dibahas artinya, nakalnya apakah berbeda dengan keadaan gembira dan senang. 

Soal situs, reportnya Kemkominfo cuma mengomando saja, memberi daftar mana-mana yg harus diblokir. Pelaku sebenarnya yang melakukan pemblokiran adalah provider .

Nah, ketika keliru, lalu Kemkominfo menyurati provider bahwa situs ini atau itu musti dinormalkan. 

Nyatanya ga semua provider segera menormalkan .apa sangsinya? Kan ga ada. Kalau disuruh blokir, tapi membangkang bisa kena sangsi. Tapi kalo disuruh buka blokir tapi tdak melakukan? Kan ngga ada sangsi. CMIIW

Sebagai contoh, provider yg saya pake ngga langsung membuka blokir. Musti dikomplain dulu, lalu menunggu beberapa saat .artinya mereka ga otomatis bertindak setelah menerima surat dari Kemkominfo. 

Ada berapa provider di Indonesia? Apa semua sudah membuka blokir? Siapa yg bisa dan harus mengecek?