Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Dendam Tersembunyi Suami Istri

Tante Paku's picture

  

     BAHWA dalam kehidupan perkawinan tak ada menang dan kalah, lemah dan kuat. Bahwa rumahtangga adalah kehidupan kerjasama yang saling mengisi. Bahwa kita harus terus  SALING BERDAMAI untuk saling mengingatkan, bukan menghukum. Bahwa jika seorang suami atau seorang istri lalai, ia tidak harus berkewajiban menerima sanksi, sementara pasangannya berhak menempatkan diri sebagai PUNISHER, sebagai hakim, sebagai penghukum.

     Sepasang suami istri sebaiknya menjaga kesehatan walau dalam usia separoh baya, seperti sepasang suami istri OBED ADONAI ini, tiap hari berjalan 5 km. Mereka akan berjalan keluar dari rumah menuju desa-desa yang dirasa udaranya masih sejuk dan berjalan kembali untuk pulang.

Suami   : "Apakah kamu masih kuat berjalan lagi, atau sudah merasa sangat lelah?"

Istri       : "Oh tidak. Saya masih cukup kuat untuk berjalan kembali."

Suami  : "Kalau begitu, saya akan menunggu disini. Kembalilah ke rumah, ambil mobil kita dan jemputlah saya!"

     Itulah seorang suami yang cari enaknya alias curang, tapi sang istri kadang tidak mengerti kalau dicurangi. Tapi ketika mereka sekeluarga pergi berenang ke pantai, anak semata wayangnya pengen sekali ikut ayahnya berenang.

Anak     : "Mam, boleh nggak saya berenang?"

Mama   : "Jangan sayang, ombaknya besar. Sangat berbahaya buatmu."

Anak     : "Tapi mengapa papa boleh mam?"

Mama   : "Papamu diasuransikan, sayang!"

     Sang istri pun dengan tenangnya membiarkan suaminya yang nekat berenang dalam ombak besar itu ternyata memang ada keuntungannya kalau misalnya sang suami tertelan ombak. Untunglah sang suami selamat ketika berenang itu. Perkawinan mereka begitu awet hingga usia kekek nenek, tapi toh sang kakek masih jagoan. Itu terlihat ketika seorang anak muda yang jago ngebut di jalanan menantang sang kakek balapan, kalau sang kakek menang, Harley Davidsonnya akan diberikan, tapi kalau kalah, sang kakek cukup membayar satu juta saja.

     Tantangan itu diterimanya, ombak yang besar saja dilawan, apalagi cuma jalanan berliku antara Karanganyar ke Tawangmangu. Dan pertarunganpun berlangsung, sang pemuda memboncengkan ceweknya, sang kakek memboncengkan sang nenek, karena begitulah persyaratannya, untuk membuktikan bahwa cinta terkadang perlu menantang maut, berdua tanda sama-sama setia selalu. Setelah melalui jalanan berliku yang sangat curam, belokan-belokan tajam, sampailah ke garis finish, sang pemuda itu berkata :

     "Kakek memang hebat! Tak takut sedikit pun, AKU KALAH!"

     "Tapi aku hampir berteriak tadi!"

     "Kapan?"

     "Sewaktu istriku terlempar ke jurang!"

 

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

 

 

    

 

    

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

joli's picture

Tante, persis tuh..

Tante, tante..

Apa aja bisa dibuat blog..

Persis tuh, mas Paul my bojo juga sering curangi Joli, dia beraninya cuma sama istrinya doang

Persis juga tuh, Joli beli asuransi buanyak untuk mas Paul, hingga lupa asuransikan diri, baru ketika kena deadline mulai beli asuransi sendiri ha..ha..

kalau alinea akhir itu baru beda, karena bila berbonceng sepeda motor selalu pegang perut-nya erat2 

Tante Paku's picture

Beraninya cuma sama istri?

mas Paul my bojo juga sering curangi Joli, dia beraninya cuma sama istrinya doang

     Itu tandanya mas paul tak mampu untuk memarahi yang bukan muhrimnya he he he.....

     Memang, menurut Tukul, seorang suami akan sangat beruntung bila mempunyai istri yang bisa dimarahi, apalagi disiksa.....

kalau alinea akhir itu baru beda, karena bila berbonceng sepeda motor selalu pegang perut-nya erat2

     Tapi jangan mau diajak  balapan sambil berboncengan, walau berhadiah Harley Davidson lho, kalo jatuh pun nggak digubris demi hadiahnya ha ha ha.....

 

 

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat