Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

DIARY

Yenti's picture

Diary ini diberikan oleh Dia yang sangat mengasihiku. Kubuka dan tulis diary ini hari lepas hari. Ku awali diary dengan Riwayat kehidupanku. Siapakah aku? Dimanakah dan kapan aku dilahirkan ? Dari keluarga manakah aku? Apakah kegemaranku? Apakah cita-citaku? Apakah kata-kata yang menjadi kekuatan dalam hidupku? Siapakah orang tua ku? Dimanakah aku menempuh pendidikan yang akhirnya membentuk karakterku saat ini ? Satu yang tak kulupa, menempelkan photo yang kupikir adalah yang tercantik di atas lembar pertama diary tersebut.

Ku bawa diary itu kemana-mana. Kuminta teman-teman untuk mengisinya juga dengan Riwayat Kehidupan mereka. Kuharapkan mereka juga menempelkan photo dan mengisinya dengan penuh kejujuran dalam diary tersebut. Saat kurindu, kupandangi photo mereka dan tak lupa kubaca apa yang mereka isi dalam diary tersebut satu persatu.

Ada lembar dalam diary yang ku simpan sendiri dan hanya kubagikan kepada orang-orang yang kupercaya. Aku hanya bagikan bagian tersebut kepada mereka yang kupercaya untuk menjaga keutuhan cerita dalam diary tersebut.

Ada juga lembar diary yang tidak seorangpun pernah menyentuhnya, kecuali Dia yang memberikan diary tersebut padaku. Bagian itu benar-benar merupakan bagian yang tersembunyi bagi siapapun dan hanya aku dan Dia yang mengasihiku tahu akan lembar tersebut.

Kutuliskan banyak hal dalam diaryku
Ada Suka
Ada Duka
Ada Kepahitan
Ada Kenikmatan
Ada Kelemahan yang kualami
Ada juga Kekuatan yang aku dapatkan dari Dia yang mengasihiku

Diary menjadi teman setia dan terbaik yang kumiliki. Teman yang diam, tetapi saat aku memandangnya, aku mendapatkan kekuatan. Karena dari diary tersebut,terpancar satu kata " KASIH" dari Dia yang mengasihi dan memberikan diary tersebut.

Tuhan begitu mengasihi kita. Dia memberikan kehidupan yang boleh kita jalani bersama dengan orang-orang yang terkasih. Kehidupan yang kita lalui ini bagai “Diary” yang terisi dengan banyak hal/cerita. Ada cerita yang mungkin benar-benar menjadi bagian yang kita perlihatkan sepenuhnya bagi semua orang, ada yang kita simpan bagi diri kita sendiri dan ada juga yang kita bagikan bagi orang-orang yang kita percaya.

Kita bagaikan seorang penulis dalam diary tersebut.
Bagus / tidaknya cerita dalam diary tersebut tergantung kepada kita yang bertindak sebagai penulis. Tergantung bagaimana kita menghargai Dia yang telah memberikan diary itu bagi kita.

Aku selalu berkata kepada Dia yang mengasihiku : “ Walau apapun yang terjadi, aku akan tetap setia mengisi diary tersebut. Satu hal yang kutahu dan selalu tertanam dalam pikiranku, Dia yang mengasihiku akan sangat senang jikalau melihat diary yang diberikan diisi dengan baik sampai kepada lembar yang terakhir.”

Yang kurindu hanya satu hal, aku mau menulis dengan begitu indah dan baik pada diaryku.Jika aku melakukan kesalahan dalam tulisanku, aku mau menghapusnya dengan baik. Memang, bekas hapusan tidak akan hilang, tapi akan lebih indah dibanding coretan – coretan yang kotor tetap muncul dan tidak terbaca. Atau mungkin lebih baik, aku merobek lembaran tersebut, dan ku mulai dengan lembar diary yang baru. Aku mengharapkan saat aku menemui Dia yang mengasihiku, Dia boleh membaca diary tersebut dan berkata : “ Aku bangga padamu. Kau telah berhasil menulis dengan baik sampai lembar yang terakhir dalam diary tersebut."

Terima kasih Tuhan untuk "Diary" yang telah diberikan dalam hidup ini:)

anakpatirsa's picture

Buku Harianku

Masalah 'Diary' aku punya lima buku diary yang benar-benar kutulis, sejak aku SMP, kadang-kadang aku malu sendiri membaca kembali diary-diary tersebut. Bahkan sekarang aku tidak mau membacanya lagi, terlalu banyak kekonyolan di sana. Itulah diary-ku.
Saiko's picture

Buku diaryku

Aku punya banyak buku diary. Ga ku buang karena takut ada yang baca di tempat sampah. Berawal waktu usia 10 tahun, ga berani ngomong ke mama tentang orang yang gangguin aku terus, yah gitu deh.... nabung, beli buku tebel, terus tiap waktu digodaiin orang itu aku tulis aja kejadiannya. Sampe sekarang buku-buku itu masih ada aku simpan baik-baik. Mungkin nanti cucuku akan baca. (Aku tidak akan membiarkan anakku membacanya!!) Kakek ku juga seorang yang suka menulis perjalanannya. Dia punya notes hijau yang selalu ditulisnya tiap hari. Dari yang aku tahu, ia selalu menulis tentang harinya bersama Tuhan. Pergumulannya, suka yang dilalui, dan duka yang ia kecap. Kakek ku bisa bahasa Belanda, Inggris dan Jepang. Aku tidak mengerti bahasa Belanda dan Jepang dan aku yakin ketika ia menulis dalam bahasa Belanda ia mengijinkan istrinya mengerti (Nenekku). Ketika ia menulis dalam bahasa jepang, berarti anak-anaknya boleh tahu. Kira-kira dilemariku ada 30 buku diary. Diary yang aku tulis, dan yang mendiang tulis (Semuanya jadul).
Yenti's picture

Banyak amat buku diarynya:p

Banyak sekali buku diarinya sampai berjumlah 30:) Kalo aku sendiri, cuma 3 tuh:) Sebenarnya yang saya maksud disini bukan buku2 diary itu. Saya hanya memberikan kiasan kalau seandanya kita sebagai manusia, adalah penulis di dalam satu diary. Diary,saya kias-kan sebagai kehidupan yang diberikan Tuhan. Lembar2 dalam diary adalah jalan kehidupan hari lepas hari bersama Tuhan. Dan kita adalah penulis dalam diary tersebut. Seberapa baik kehidupan kita tergantung seberapa besar kita bersyukur atas kehidupan yang diberikan Tuhan:) Waduh,,,pesannya kagak nyampe donk:p ha..ha..perlu belajar banyak lagi neh:p he..he....
Ari_Thok's picture

Memaknai Perjalanan Hidup

Dari dulu sebenarnya pengen banget menulis di buku harian / diary, hanya semangatnya itu belum bisa ada setiap hari untuk menulisnya. Di sisi lain penyesalan terus terlambat karena memori harian tentang hidupku lewat begitu saja tanpa bisa dimaknai. Duh .. sia-sia banget kayaknya. Baru kemaren gue bisa mencoba mengingat-ingat satu bagian masa lalu (sartopi, red), itu pun ada bagian kecil-kecil yang lupa. Ternyata aku hanya butuh menyediakan waktu dan merenung, itu saja lalu menuliskan makna hidupku di sepanjang hari yang sudah kulewati.

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*