Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Dukun Kristen

Tante Paku's picture

     DIA dikenal sebagai dukun, tapi dia tidak mau bila dipanggil dukun atau disebut dukun. "Dulu memang aku dukun, orangtuaku juga dukun, tapi setelah masuk agama Kristen dan mengenal Yesus, jangan panggil aku dukun, katakanlah aku salah satu orang Majus dari timur!" Katanya berteologi. Penampilannya memang trendy, tidak seperti dukun-dukun kuno yang sering kita lihat di film-film Indonesia itu , malah sering mengenakan jas dan dasi daripada baju lurik dan blangkon.

     Orang majus memang tidak bisa disamakan dengan dukun, dalam arti kata maupun keahliannya, toh dia mampu menjelaskan kepada para pengagumnya dengan fasihnya.

     "Memang ada yang menjelaskan bahwa orang majus itu ahli astrologi dan astronomi yang termasuk golongan imam Persia kuno, tapi juga memiliki pengetahuan dan kuasa gaib, mahir menafsirkan mimpi, meramal, hal-hal klenik, serta berhubungan dengan bermacam roh, ahli nujum, atau kalian sering mengatakannya dukun. Tapi aku lebih suka disebut orang majus saja daripada dukun walaupun ada embel-embel kristennya."

     Dukun tersebut nama baptisnya DAUD, nama lengkapnya DAUD MARINGGI BIN BEGINI, tidak berhubungan dengan Daud Tony yang dukun dan menjadi pendeta alam roh itu, walau sama-sama memiliki ilmu tentang roh. Para jemaat di gerejanya Daud Maringgi itu sangat menghormatinya, karena kalau disuruh kotbah sangat menarik, cerita-cerita tentang alam gaib sampai kehidupan sehari-hari begitu dalam dan penuh humor. Saking terpesonanya mereka sampai tidak bisa membedakan, itu cerita benar atau cuma khayalan saja bahkan kadang membingungkan, toh para pendengarnya meng-amin-inya saja semua kotbahnya.

     "Saya pernah menghentikan dua anak setan yang sedang berkelahi," ceritanya suatu hari.

     "Wah, bagaimana melakukannya pak?" tanya seorang jemaat yang penasaran itu spontan.

     "Gampang! Kuhajar saja dua-duanya!"

     Bahkan ketika ada seorang jemaat yang ingin mengetest kemampuannya bertanya : "Pak Daud, mana yang lebih jauh, negeri Amerika atau Bulan?"

     "Oh jelas Amerika yang lebih jauh!" jawabnya mantap.

     "Lho kok bisa?"

     "Bukankah Bulan bisa terlihat dari sini, sementara Amerika tidak?!"

     Semua yang mendengar manggut-manggut, entah setuju atau bingung, yang jelas tidak ada yang membantah jawaban itu. Bahkan ada seorang jemaat yang ngefans banget ama Daud Maringgi itu, hingga berani mengajaknya ke luar negri untuk melihat pertandingan sepak bola dari klub yang cukup terkenal, maklum dia penggemar bola. Tapi jawaban sang dukun kristen alias orang majus itu membuatnya bertambah kagum.

     "Ah, itu hanya buang-buang uang dan waktu saja. Apalagi AKU SUDAH TAHU SKOR SEBELUM PERTANDINGAN DIMULAI!" jawabnya tegas, untuk menunjukan bahwa ia memang dukun yang serba tahu, bahkan tentang bola yang tidak digemarinya itu. Jemaat  yang ngefans berat itu bertambah kagum, apalagi dia mau ikutan JUDI BOLA, maka dengan bernafsu dia menanyakan hasil skornya.

     "Ah yang benar? Bapak memang benar-benar luar biasa, lalu berapa skornya nanti?" tanyanya penuh nafsu.

     "Pasti kosong-kosong!!" jawab pak Daud sambil ngeloyor masuk rumah.

     Pernah suatu hari ada yang akan melaporkan pak Daud sebagai dukun ngibul, tapi dengan tenang pak Daud menjawabnya.

     "Ha ha ha...aku dulu pernah dijatuhi hukuman sama seorang hakim, tapi akhirnya hakim itu minta maaf padaku!"

     "Oh, berarti bapak tidak bersalah dan semua tuduhan itu tidak benar ya?" tanya seseorang.

     "Bukan begitu, waktu pak hakim memukul palunya, palunya patah dan kena kepalaku!"

     Pada suatu hari, ada seorang jemaat gereja lain mendatangi rumah pak Daud, minta ramalan tentang hidupnya. Tentu saja pak Daud pasang tarif, karena tau orang tersebut berduit, melihat mobil yang dikendarainya serta penampilannya.

     "Berapa tarif bapak untuk meramalkan arti mimpiku itu?!," tanya orang kaya itu menantang.

     "Sepuluh juta!"

     "WAH mahal sekali, kalau meramalkan nasibku tarifnya berapa?"

     "Dua kali WAH, saudara!"

     Tamu itu pun ngeloyor dengan muka bersungut-sungut. Dan tamu berikutnya, seorang pedagang kelontong besar meminta nasihat tentang kehidupan rumah tangganya yang diambang kehancuran, pak Daud pun menentukan syaratnya juga.

     "Untuk menengking ROH CERAI itu syaratnya, saya minta 10 karung beras, 10 karung gula pasir, 10 karung gandum dan satu coli sembako yang lain!" kata sang dukun itu meyakinkan. Tapi rupanya sang tamu tidak terima dengan syaratnya itu, dan jawabnya membuat keki pak Daud.

     "Bapak ini mau ngasih nasehat apa MAU BUKA TOKO?!!" jawabnya sambil keluar.

     Ada juga seorang pemuda gereja dengan berani menemui pak Daud untuk minta jampe-jampe buat memelet gadis cantik yang rumahnya dekat pak Daud itu.

     "Pak Daud, tolong dong supaya si MEIRINA mau menerima cinta saya..."

     "Wah, kalau saya bisa si Meirina sudah lama jadi pacar saya, TOLOL!!"

 

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

 

    

  

 

   

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat