Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

EMAS MURNI ASLI BUATAN SANG SUAMI

Tante Paku's picture

     IR. RUSDY ANTOWI seorang yang bekerja di sebuah pertambangan. Ia sudah berkeluarga. Pada suatu hari, sang istri menceritakan lewat telepon bahwa ia sudah melahirkan seorang bayi seberat 3 kg, mendengar itu sang suami senang bukan kepalang, anak pertama lahir dengan lancar, maka ia memberinya nama EMAS MURNI.

     Sang istri tidak menolak dengan nama tersebut, maklumlah suaminya memang bekerja pada pertambangan emas yang besar. Dengan bangga sang istri menceritakan pada temannya tentang buah hatinya itu. Sang teman yang mempunyai sense of humor tinggi, segera pergi ke kantor sebuah harian dan memasang iklan. Iklan tersebut bunyinya demikian :

"Setelah hampir 12 bulan bekerja keras di pertambangan, dengan ini bapak dan ibu Ir. Rusdy Antowi memberitahukan bahwa akhirnya menemukan EMAS MURNI seberat 3 kg."

     Seorang wartawan yang jeli, begitu melihat iklan tersebut segera berburu alamat sang penemu emas tersebut untuk menggali berita lebih dalam. Setelah bertemu dengan nyonya Rusdy Antowi, terjadilah wawancara yang cukup serius.

Wartawan              : "Apakah benar di sini rumah keluarga Ir. Rusdy Antowi?"

Ny. Rusdy Antowi : "Yup betul. Dengan siapakah bapak ingin bertemu?"

Wartawan              : "Sebenarnya saya ingin bertemu bapak Rusdy Antowi. Saya wartawan dari Harian Berita Sabda."

Ny. Rusdy Antowi : "Waduh sayang sekali, bapak lagi berada di pertambangan  sana. Apakah saya bisa menggantikannya?"

Wartawan              : "Kalau ibu bersedia, saya sangat menghargai sekali. Begini bu, saya telah membaca bahwa akhirnya toh didapatkan juga emas murni yang 3 kg beratnya itu."

Ny. Rusdy Antowi : (Teringat pada bayinya) "Benar sekali, bapak wartawan."

Wartawan              : "Dapatkah ibu memperlihatkan tempat diketemukannya emas murni itu?"

Ny. Rusdy Antowi : "Saya sebenarnya ingin memperlihatkan tempat lobang emas murni tersebut kepada anda, tapi suami saya pasti akan keberatan."

Wartawan              : "Jauhkah lobang tersebut dari sini?"

Ny. Rusdy Antowi : "Sama sekali tidak, malahan sangat dekat!"

Wartawan              : "Kalau boleh ingin tahu, apakah sekitar lobang itu tumbuh semak-semak yang sangat lebat?"

Ny. Rusdy Antowi : (Mukanya berubah merah, mungkin malu). "Ya, tapi itu tidak menyebabkan suatu masalah berarti."

Wartawan             : "Sudah adakah lobang tersebut ketika suami ibu bekerja disitu?"

Ny. Rusdy Antowi : "Tentu saja, sebab alam telah menciptakannya."

Wartawan              : "Apakah suami ibu merupakan orang pertama yang mengeksploitir lobang tersebut?"

Ny. Rudy Antowi   : (Kembali mukanya memerah karena malu). "Setidak-tidaknya begitulah."

Wartawan              : "Lamakah suami ibu bekerja disitu?"

Ny. Rusdy Antowi : "Kurang lebih satu tahun."

Wartawan              : "Sulitkah pekerjaan itu?"

Ny. Rusdy ANtowi : "Pada permulaannya memang sulit, tapi setelah alat pengebornya terpasang tegak lurus, keras dan kuat baru deh dikerjakan secara rutin. Pekerjaan tersebut ternyata sangat menyenangkan."

Wartawan              : "Apakah suami ibu harus mengebornya dalam-dalam?"

Ny. Rusdy Antowi : "Betul. Alat pengebornya yang panjang itu selalu masuk sedalam-dalamnya hingga kepangkalnya."

Wartawan              : "Menurut pendapat ibu, masih bisakah ditemukan emas murni yang beratnya seperti itu?"

Ny. Rusdy Antowi : (Tersenyum cerah) . "Saya yakin pasti bisa, jika lobang itu dikerjakan lagi!"

Wartawan             : "Apakah suami ibu masih suka untuk mengebor lagi?"

Ny. Rusdy Antowi : "Terus terang saja, saya selalu mengharapkan dan membujuknya supaya ia berbuat demikian."

Wartawan              : "Ketika hasil yang pertama diperoleh, apakah ia akan bekerja dengan lebih keras lagi?"

Ny. Rusdy Antowi : "Sementara ini tidak. Tapi saya telah katakan kepada beliau bahwa memang sekaranglah saatnya, sebab waktu istirahat yang 40 hari sudah berlalu."

Wartawan             : "Apakah suami ibu mempunyai seorang pembantu dalam pekerjaannya itu?"

 Ny. Rusdy Antowi : "Tidak. Hanya saya sendirilah yang membantunya dengan goyang yang teratur, sebab ia memiliki alat bor yang istimewa."

Wartawan              : "Mungkinkah suami ibu menjual alat bornya tersebut?"

Ny. Rusdy Antowi : "Oh tidak mungkin! Jangan sampai terjadi, sebab itu kebanggaannya dan saya membutuhkannya. Lagipula kemana-mana ia selalu membawanya."

Wartawan             : "Apakah ibu keberatan jika suami ibu sedang tidak ada, biarlah saya mencari lobang itu dan sekaligus mencoba bekerja pada lobang itu?"

Ny. Rusdy Antowi : "Usul anda sangat menarik dan menyenangkan sekali. Tapi suami saya sangat memonopoli lobang tersebut, jadi berat sekali resikonya deh!"

Wartawan             : "Satu pertanyaan terakhir, cukupkah air disekitar lobang itu?"

Ny. Rusdy Antowi : "Tentu, bahkan cukup untuk membasahi semuanya.

Wartawan              : "Sungguh saya akan mengatakan dengan jujur, suami ibu seorang yang berbahagia sekali. Sebetulnya saya sangat antusias ingin melihat lobang tersebut, sayang sekali suami ibu memonopolinya. Bolehkah saya memotret emas murni tersebut?"

     Kemudian Ny. Rusdy Antowi masuk ke kamarnya.

 

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

 

 

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

Rusdy's picture

@wartawan:

Potonya mana?

krn_anugrah's picture

salah penafsiran, salah baca

salah penafsiran, salah baca situasi, salah mempelajari latar belakang akibatnya yah kayak gitu deh

EVERY DAY IS MIRACLE DAY

__________________

EVERY DAY IS MIRACLE DAY

billy chien's picture

@tp - emas mahal yah

ngomong ngomong emas, per gram yang 23 krt -88% harganya 285.000

abis bikinin kalung buat ultah my baby yang pertama entar

JBU&m

 

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...