Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Gereja Mau Kemana?

Gedalia Lynch's picture

Aku telah membaca beberapa jilid buku Sejarah Gereja dan sempat juga membaca beberapa seri tulisan-tulisan bapak-bapak gereja, pinjam dari sebuah perpustakaan gereja. Dua hal yang aku dapat setelah membaca buku-buku itu, yaitu: "Keduniawian" dan "kebodohan".

Keduniawian yang saya maksud adalah, gereja berfoya-foya dengan anugerah Allah yang berlimpah. Misalnya, gereja terlibat dalam perbuatan yang hina, seperti peperangan dan penindasan serta menjual kebenaran demi ambisi murahan. Gereja seharusnya bisa menggunakan kemakmurannya untuk Injil, tetapi sebaliknya untuk berkubang dalam dosa. Gereja lebih buruk dari kekafiran. Sedangkan kebodohan yang saya maksud adalah, gereja berkutat di dalam lembah kekelaman sehingga terjatuh ke dalam lubang, perangkap yang dibuatnya sendiri. Misalnya perdebatan doktrin dan aturan atau tata gereja tanpa akhir. Akibatnya, gereja lupa dengan tugasnya yang utama.

Gereja Mau Kemana? Tidak jauh berbeda dengan kondisi gereja hari ini, khususnya di Indonesia. Jika pada masa-masa lalu Gereja tidak mampu memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya dengan baik ke arah yang positif, sekarang juga demikian. Gereja memang menjadi garam, tetapi garam yang hambar; hanya sedikit 'terdengar' tetapi tidak mampu menyumbangkan solusi apapun. Jika adapun, tidak berbeda dengan tindakkan orang yang tidak mengenal Allah.

Gereja Mau Kemana? Gereja seperti seorang wartawan yang menciptakan suatu kehebohan agar ia bisa mendapat keuntungan dari kehebohan berita yang telah diciptakannya. Maksudnya, beberapa petinggi gereja, pendeta-pendeta, dan sarjana-sarjana teologi menyelenggarakan suatu kegiatan-kegiatan yang gaungnya yang besar untuk mencari keuntungan.

Gereja Mau Kemana? Di sana sini terdengar riuh gegap gempita kebaktian, peluncuran program 'berbau' rohani dan sebagainya. Para petinggi rohaniawan menyelenggarakan kebaktian kebangunan rohani yang disertai mujizat-mujizat, seperti mujizat penggandaan uang, penyembuhan kanker, penangkalan banjir, penawar narkoba dan sebagainya(?). Sehingga serigkali di jalan-jalan utama terpampang poster atau baliho tentang KKR. itu. Di salur TV. dipasanglah iklan: "KKR. Mujizat itu Nyata, Jika Anda bisa membayar karcis masuk! Doakan dan Hadirilah!"

Gereja Mau Kemana? Di gedung-gedung pencakar langit terdengar kumandang pujian dan teriakan sukacita yang disertai tepuk tangan. Tetapi semuanya hanya didengungkan oleh alat-alat musik di balik tembok bata, beton, pasir dan semen. Di tempat-tempat demikian, hadirlah orang-orang yang tidak punya semangat untuk Injil; hanya sebagai penonton dan penikmat Injil. Jika ada siapa saja yang berpartisipasi untuk suatu kegiatan, misalnya pengumpulan dana dan sebagainya; hal itu hanya untuk membayar tempat kegiatan kebaktian tersebut dan merperkaya pendetanya agar setiap kali berkhotbah ia naik sedan mahal yang bergantian setiap minggu, sepatu bermerk dari Italia, rumah 'real estate' bergaya Gothic serta istri yang modis dengan penampilan ratu sejagad sambil mengenakan pakaian kaum borjuis.

Gereja Mau Kemana? Tidak kalah menarik juga, gereja sangat kurang mengerjakan apa-apa yang perlu karena sibuk dengan urusan-urusan yang tidak perlu. Secara tidak sengaja saya mencatat ucapan temanku ini, katanya: "Gereja sekarang hanya mengurus pembesukan, ritual kematian, penghiburan, ucapan syukur dan pernikahan atau perceraian. Yang sedikit besar, biasanya mengurusi pertengkaran majelis, uang persembahan dan bentuk bangunan gereja.

Urusan yang agak besar adalah mengurus pendetanya, mulai dari pandangan teologinya sampai urusan popularitasnya di media massa. Dan urusan terbesar adalah rapat sinode untuk mendisiplinkan pendeta, memberi voucher untuk kunjungan pendeta ke Timur Tengah, menyekolahkan pendeta ke luar negeri dan mengumpulkan persembahan dari cabang-cabang jemaat guna membeli semen untuk membangun gedung pertemuan besar berkapasitas ratusan ribu orang di samping gedung-gedung dengan tower-tower pencakar langit, di mana hanya orang-orang berduit menjadi targetnya; sedangkan bagi mereka yang 'sulit' dan melarat, No Way!"

Begitulah gereja hari ini. Gereja mau kemana?

Demikian

jesusfreaks's picture

QUO VADIS?

SETUJU MENGENAI KEDUNIAWIAN & KEBODOHAN. SANGAT-SANGAT-SANGAT TIDAK SETUJU KALAU DI GENERALKAN. MUNGKIN YANG PERLU KITA KETAHUI DULU ADALAH : 1. "GEREJA" ITU APA SIH ? 2. "GEREJA" ITU SIAPA SIH ? 3. APAKAH "GEREJA" YANG SEKARANG ADA LAYAK DISEBUT "GEREJA", JANGAN-JANGAN NAMANYA SAJA "GEREJA" ? mungkin ayat berikut bisa membantu sebagai awal pencarian makna & konsep gereja yang sebenarnya. I Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Jesus Freaks, "Live X4J, die as a martyr"
__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

kairos's picture

gereja yang mana ???

emangnya belum pernah baca atau denger ya ...gereja yang kirim pendeta nya ke pedalaman papua ( dah pernah belum kesana ??? bukan buat hiking atau jalan-jalan), buat pelayanan untuk suku 2 yang terasing yang nggak pernah mandi (kebayang kan ) ,yang harus makan makanan yang disediakan yang dibuat dengan sangat higenis...... so... jangan pukul rata ...

peace

hai hai's picture

Ini Fatwa?

Gedalia Lynch, jangan menghakimi, apalagi menghakimi gereja karena saya jadi ingat cerita kamu tentang Moody dan guru sekolah minggu dan pemuda yang berapi-api! Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Gedalia Lynch's picture

Cuma 'ala' Fatwa..

Oh... meskipun sedikit mengandung fatwa, tetapi sulianku ini dinyatakeun bukan bukan fatwa ... cuma refleksi.

Sebuah refleksi tentang gejala-gejala sejarah yang mungkin terulang. Jika saya menyebutnya "refleksi dari gejala-gejala", maksudnya hanya satu, "yaitu agar kita tidak mengulangi sejarah yang buruk". Analisa gejala-gejala yang saya tulisakan ini bukan kitab suci, tetapi sebatas wacana berpikir dan berpendapat. Boleh khan?

"Semua yang kutuliskan terbuka bagi kesalahan, tetapi jangan menutup mata dengan kebenaran subyektifnya."

Tentang pertanyaan anda, "apakah ini fatwa?" Bukan! Fatwa hanya bisa dikeluarkan atau ditetapkan berdasarkan keputusan suatu institusi bukan keputusan pribadi -- kecuali "ala fatwa". Tentu saja, sebuah fatwa harus disepakati oleh pribadi-pribadi yang kompeten di bidang fatwa-memfatwa tersebut. Di Indonesia, biasanya di lakukan oleh orang-oang yang bernaung di bawah sebuah institusi negara yang disebut Majelis Ulama Indonesia -- MUI. khususnya DEPAG.

Setiap fatwa yang dikeluarkan, harus mempunyai dalil yang dianggap absolut atau mutlak seperti kitab suci atau wasiat yang dikaui/direkomendasikan syah/resmi dalam suatu negara yang berdaulat.

Jika, fatwa dikeluarkan oleh segolongan penganut agama atau komunitas tertentu, maka fatwa itu berlaku terbatas pada golongan atau komunitas itu saja. Tetapi, jika negara yang mengeluarkan fatwa, maka fatwa itu berlaku secara nasional.
Seringkali fatwa memang masih diperlukan mengingat kelamahan manusia. ?

G. Lynch
awan6's picture

G usah masuk gereja yg lo maksud

Dear Gedalia..

menurut gw kalo ada yg kayak gitu berarti Gereja tersebut d nyimpang ajarannya.

Jadi g usah didatengi aj.Seandainya kamu yg diajak untung mengunjungi atau penginjilan yang dilakukan di daerah terpencil gimana?apakah kamu mau?

Kalo menurut gue gereja itu seperti Bengkel..memperbaiki yg rusak,,bukan sebagai show room yg menmpilkan yg baik2 aj.Yang hanya menimbulkan decak kagum (pendeta) tetapi decak kagum kepada Yesus Kristus.. 

Gereja tidak mencari keuntungan tetapi mampu memberikan keuntungan bagi jemaat yg dilayaninya. 

Kita ke gereja untuk mendengarkan firman Allah..itu tujuan utamanya..bukan begitu??

Mat 3:33

Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya.... 

Lakukan hal - hal kecil dg hati yg BESAR 

Gedalia Lynch's picture

Gereja-gereja Protesan


From:

Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"

SANGAT-SANGAT-SANGAT TIDAK SETUJU KALAU DI GENERALKAN.

MUNGKIN YANG PERLU KITA KETAHUI DULU ADALAH :
1. "GEREJA" ITU APA SIH ?
2. "GEREJA" ITU SIAPA SIH ?
3. APAKAH "GEREJA" YANG SEKARANG ADA LAYAK DISEBUT "GEREJA", JANGAN-JANGAN NAMANYA SAJA "GEREJA" ?

--------

Dari perspektif definisi, kita pasti sepakat bahwa istilah gereja mengacu kepada "orang" dan "orang-orang". Orang berarti, pribadi tertentu dan "orang-Orang" berarti, sekelompok orang, atau komunitas. Orang-orang yang ada dalam komunitas inilah yang saya rujuk sebagai "gereja". Tetapi karena saya melihat gereja secara organisasi massa atau komunitas, maka yang gereja yang saya maksud adalah orang-orang yang ada dan bertindak melalui atau dalam organisasi tersebut. Organisasi mengandung arti ada pribadi-pribadi di dalamnya; termasuk gereja.   

--------
3. APAKAH "GEREJA" YANG SEKARANG ADA LAYAK DISEBUT "GEREJA", JANGAN-JANGAN NAMANYA SAJA "GEREJA" ?

--------

Mari kita renungkan saja, seraya memahami beberapa definisi di bawah ini:

(1). Gereja dalam perspekif teologia, artinya orang yang telah diselamatkan dan pengikut Kristus yang sejati.
 
(2). Gereja dalam perspektif Misiologis, artinya pengikut Kristus yang aktif mengerjakan tugas-tugas gerejawi.

(3). Gereja dalam perspektif organisatoris, artinya sebuah lembaga pengelola bagi pengerjaan tugas-tugas gerejawi secara profesional.

(4). Gereja dalam perspektif sosial, artinya suatu kelompok yang memiliki kesamaan dalam kebutuhan, dalam kegiatan dan dalam harapan; biasanya di sebut persekutuan -- fellowship.

LANJUT…

----------------

Gereja mau kemana???

emangnya belum pernah baca atau denger ya ...gereja yang kirim pendeta nya ke pedalaman papua ( dah pernah belum kesana ??? bukan buat hiking atau jalan-jalan), buat pelayanan untuk suku 2 yang terasing yang nggak pernah mandi (kebayang kan ) ,yang harus makan makanan yang disediakan yang dibuat dengan sangat higenis......

so... jangan pukul rata ...

peace

-------

Ada segelintir gereja yang mengerjakannya.

Seringkali, organisas-organisai gereja-gereja yang mendukungnya adalah gereja yang minim dalam hal dana.

Jika ada gereja-gereja yang punya cukup dana, biasanya untuk kepentingan darurat dan pasang nama dalam bantuan-bantuan sosial. Padahal tugas-tugas -- bantuan sosial itu adalah tugas negara. Kewajiban gereja untuk turun tangan dalam hal ini, adalah, jika negara sudah tidak sanggub dengan tanggungjawabnya, maka masyarakatlah yang harus bergotong-royong. Mengapa seringkali gereja mengambil alih tanggungjawab negara tetapi mengabaikan tugas-tugas utamanya? Tanya, kenapa? Jawabnya: Gereja sudah tidak murni.

SALUT dan DOA:

Bagi mereka, para pendeta, penginjil, missionaris, pengerja-pengerja gereja yang setia dan terjun dalam pelayanan yang terdengar sulit ini, saya mendoakan anda semua. "Ada Damai Dalam Jiwamu. Tuhan memberkati dan menopang pelayanan-pelayananmu. Meskipun engkau tidak mandi, tetapi kulitmu tidak akan tersentuh oleh penyakit apapun. Meskipun engkau tidak memiliki air minum yang bersih, perut dan ginjalmu akan lebih sehat. Meskipun engkau tidak memiliki persediaan makanan yang belebihan, tetapi Tuhan akan mengenyangkan engkau secara cukup. Meskipun engkau mengkonsumsi makanan yang tidak higienes, engkau akan sehat-sehat dan panjang umur. Apalagi sebelum masuk ke pedalaman, engkau sudah mengerti tentang kebersihan… don't worry, just do it! Tugas-tugas anda lebih dari apapun yang engkau makan, minum, dan pakai…" AMIN
 
josh putra's picture

anda bisa mengubah wajah gereja

salam kenal geladia lynch saya agak tergelitik melihat avatar mu sangat bertolak belakang dengan tulisan-tulisan mu di blog ini :) maaf saya tidak bermaksud menghakimi anda, mungkin pemikiran anda tentang gereja di buat pada saat yang tidak tepat, jangan-jangan yang anda tulis adalah gereja tempat anda beribadah sekarang.... kalau bener dugaan saya, mungkin anda membutuhkan tempat yang lebih bisa menampung kepenuhan kapasitas kerinduan anda untuk mengubah wajah gereja dimasa yang akan datang.
Gedalia Lynch's picture

Politik Rohani

Saya bersyukur karena dasar imanku dibentuk dalam gereja yang memiliki aturan dan menerapkan disiplin. Tetapi untuk saat ini, saya tidak lagi bergabung dalam satu gereja dan denomiasi apa pun.

Saya benar-benar jadi penonton. Saya berada di luar gedung gereja. Dari luar gereja, saya menyaksikan kelucuan, dan kegagalan gereja.

Karena aku adalah seorang Kristen, maka sekarang ini saya sedang menerapkan ajaran Yesus yang berlaku universal itu kepada semua manusia.  

Jika dulu, pelayananku terbatas hanya pada orang-orang seiman, maka sekarang ini aku baru menemukan bahwa Yesus menginginkan gereja untuk semua orang. Ini cukup sulit, tetapi betul kata Anda bahwa wajah gereja harus berubah dan kembali seperti wajah Yesus.

Dalam artikel blogku, di satu sisi memang mengkritik gereja, tetapi di sisi lain membangunkan gereja dari keterlenaannya dengan berkat-berkat yang bersifat ekslusif saja. "Bukankah bell pintu harus dibunyikan oleh tamu dan bukan oleh tuan rumah?" Tetapi aku, tidak mau dikebiri oleh politik-politik rohani organisasi gereja.

Lynch