Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Gereja yang Lebih Baik itu Tidak Ada! Yang Lebih "Mahal", Banyak!

Julius Tarigan's picture
Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi saya, sejak menginjak dewasa (dan tidak lagi tinggal dengan orang tua), saya sudah beberapa kali berpindah-pindah (keanggotaan) gereja. Bahkan, sejak menjadi seorang pendeta, saya sudah dua kali ditahbiskan sebagai pendeta di lingkungan organisasi gereja yang berbeda. Tolong jangan salah sangka dulu mengenai apa yang barusan saya kemukakan itu. Sungguh, sama sekali saya tidak bangga dengan hal itu (malahan, sebenarnya saya sangat malu tentangnya, sebab hal itu sama sekali bukanlah sebuah "prestasi", tetapi lebih merupakan "aib" bagi saya). Jadi, saya sebenarnya sedang membuka "aib" saya sendiri, dengan mengungkapkan hal yang di atas itu tadi. Tetapi, bagi saya itu tidak menjadi soal yang berarti, asal saja darinya nanti akan bisa ditarik "hikmah"-nya oleh beberapa orang, sehingga membuat pemahaman dan kehidupan kekristenan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya. (Itulah yang saya yakini akan terjadi melalui pemaparan ini nanti, dan karena itulah saya bersedia melakukannya).
 
 
Keadaan gereja-gereja secara umum sekarang ini sangatlah jauh dari baik, apa lagi memuaskan. Hal ini khususnya sangat disadari (dan, karenanya, dirasakan) oleh orang-orang Kristen atau anggota jemaat yang agak "liar" atau tidak mudah untuk "dicekoki" begitu saja atau (saya lebih suka menyebutnya) cenderung berpikir dan bersikap secara mandiri dan kritis. Sedangkan, mereka yang lainnya (yang sudah atau lebih "jinak"! Sayangnya, mereka ini jumlahnya jauh lebih banyak atau yang merupakan kelompok mayoritas) akan mengatakan bahwa keadaan gereja sekarang ini sudah cukup baik (terutama di lingkungan gereja-gereja Injili dan Kharismatik, yang sekarang ini diakui sedang mengalami "pertumbuhan" yang "pesat"). Tetapi, jika ukurannya adalah KEBENARAN (nanti saya akan jelaskan mengenai apa yang saya maksudkan dengan ini), sesungguhnyalah keadaan gereja-gereja (secara keseluruhan) sekarang ini sangat mencemaskan (untuk tidak mengatakan: memalukan).
 
 
Apakah yang saya maksudkan dengan KEBENARAN itu tadi? Di sini saya sama sekali tidak bermaksud untuk masuk ke dalam pembicaraan mengenai kebenaran secara teoritis atau dari sisi filosofisnya. Saya memiliki, setidaknya, dua alasan untuk itu, yaitu:  1) Saya tidak cukup berkompeten untuk melakukan hal yang demikian itu, 2) pendekatan yang seperti itu hanyalah akan membawa ke dalam "debat kusir" saja (sebab, kita tahu bahwa pandangan atau teori filsafat itu sendiri begitu beragam dan setiap "school of thought" pasti memiliki asumsi atau presuposisi tertentu  yang dijadikan sebagai titik tolaknya). Karena itulah, saya akan mendekati permasalahan kita di sini hanya secara praktis (bahkan, prakmatis) saja. Yaitu membicarakan kebenaran itu dari sisi atau cara pandang yang secara umum atau dari "kaca-mata" orang kebanyakan saja.
 
 
Jadi, apa persisnya yang saya maksudkan dengan KEBENARAN, sehubungan dengan penilaian yang ditujukan kepada (keadaan) gereja itu tadi ialah begini: Sangat banyak hal yang dilakukan oleh (anggota-anggota) gereja-gereja pada masa kini, yang apabila hal-hal itu dinilai dari "kacamata" umum saja pun, akan nyata sekali terlihat keburukan-keburukannya. Yang saya maksudkan itu, antara lain adalah beberapa hal yang akan saya sebutkan sebagai yang berikut ini.
 
 
1.  Sikap-sikap yang cenderung anti sosial (khususnya yang termanifestasikan dari kehidupan anggota-anggotanya yang sangat giat dan bersungguh-sungguh). Bisa diperhatikan langsung, khususnya di gereja-gereja baru dan yang besar (jumlah anggota/pengunjungnya) sekarang ini, bahwa mereka yang memiliki toleransi dan kesadaran sosial justru pada umumnya adalah orang-orang yang tergolong (di "cap") kurang aktif atau kurang bersungguh-sungguh. Sedangkan, mereka yang tergolong paling "rohani" pada umumnya cenderung bersikap anti sosial (yang kalau diperiksa, pastilah akan didapati bahwa "emotional-intelligence"-nya dan "social-intelligence"-nya sama sekali tidak berkembang, karena memang tidak pernah atau sangat jarang dipergunakan). Hal ini terjadi, menurut hemat saya, adalah sebagai akibat dari pengajaran gereja yang telalu berfokus pada "kekudusan individual" atau "kekudusan seremonial", bukan pada "kekudusan sosial", sebagaimana yang ditekankan di dalam pengajaran-pengajaran Yesus (mis: Mat 5:13-16).
 
 
2.  Pengelolaan keuangan yang tidak transparan. Sebagai suatu badan sosial, gereja itu seharusnya tidak mencari laba, tetapi nyatanya, betapa banyak pendeta-pendeta yang menjadi kaya (berkelimpahan?) dari "'pelayanan sosial"-nya itu!
 
 
3.  Sedemikian sering dan kuatnya dorongan yang diberikan untuk mendapatkan donasi dari anggota-anggotanya (atau dari simpatisannya). Sekarang ini, kita bisa menemukan begitu banyak apa yang mungkin bisa disebut sebagai "rekayasa teknologi di bidang persembahan" yang "dikembangkan" oleh atau di dalam gereja-gereja pada umumnya, yang kesemuanya itu dimaksudkan untuk menemukan cara-cara/teknik-teknik/kiat-kita/trik-trik yang terbaik atau yang paling efektif dalam upaya untuk "menjaring" lebih banyak lagi dana (uang) dari umat (dan dari sumber yang mana saja!) yang masuk ke dalam "pundi-pundi" gereja (dan pendeta!).
 
 
4.  Terjadi persaingan yang tidak sehat antara gereja yang satu dengan yang lainnya. Jika kita memperhatikan mengenai hal ini, maka kita akan bisa melihat betapa kisruhnya "dunia pergerejaan" sekarang ini. Mungkin, bukanlah sesuatu yang berlebihan kalau dikatakan, bahwa "dunia pergerejaan" itu sekarang ini  tak ubahnya seperti "dunia persilatan" saja.  Gereja-gereja bersaing satu dengan yang lainnya; pendeta yang satu bersaing dengan pendeta yang lainnya. Segala cara dihalalkan atau "dirohanisasikan" dengan "membungkus" semuanya itu dengan menggunakan ayat-ayat Alkitab. Dan, semuanya itu mereka lakukan hanya untuk memperebutkan anggota (atau pelayan dan, bahkan, tempat/lokasi untuk melakukan kebaktian gereja). Untuk semuanya itulah mereka (gereja-gereja dan para penyelenggaranya itu) tidak sungkan-sungkan melakukan atau menjalankan trik-trik kotor, intrik, dusta dan pemutarbalikan fakta, yaitu segala cara yang ditempuh oleh manusia-manusia yang bejat dan licik di dunia ini (sampai-sampai, menurut saya, jika kawan-kawan di legislatif dan politisi lainnya di negeri ini melihatnya, dijamin mereka itu pun akan "geleng-geleng kepala").
 
 
Keempat hal yang sudah dikemukakan di atas itu hanyalah singkapan kecil saja, dari keburukan-keburukan yang terdapat di dalam dan/atau yang dilakukan oleh gereja-gereja sekarang ini. Masih sangat banyak lagi hal-hal yang lainnya yang, jika dinilai menurut standar umum saja pun, sudah tidak bisa dibenarkan lagi. Bahkan, tidak sedikit di antaranya yang tergolong sadis atau kejam. Saya tidak bisa melupakan jawaban yang diberikan oleh seorang pendeta dari suatu gereja yang besar, ketika dia ditanya: "Apa bapak tidak kasihan kepada pendeta-pendeta dari gereja-gereja kecil di sekitar gereja bapak, yang anggota-anggotanya tersedot ke dalam gereja Bapak?" Tahukah Anda apa jawaban dari pendeta ini? Dia menjawabnya begini: "Ada tertulis, 'setiap pohon yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang surga akan dicabut sampai ke akar-akarnya.' Kemudian, dia menambahkan lagi, "Jadi, itu adalah merupakan penggenapan fiman Tuhan. Kita tidak perlu menjadi sentimentil mengenai hal itu!" Ada lagi pendeta yang ketika anggota jemaatnya bermaksud memberikan dukungan keuangan kepada gereja-gereja yang kecil, yang nampaknya sangat membutuhkan pertolongan, mengatakan begini: "Jangan menabur di tempat yang tandus, tetapi menaburlah di tempat yang subur. Kalau kamu menabur di tempat yang tandus, kamu tidak akan menuai apa-apa nantinya!" (dan, "tempat subur" yang dimaksudkannya itu tidak lain adalah gerejanya sendiri, yang sudah sangat besar dan kaya itu). Lihatlah, betapa orang bisa menjadi begitu sadis dan kejam, tetapi sekaligus tetap tertlihat "rohani" juga, karena semua yang dilakukannya bisa "dibungkus" dengan rapi dan cantik dengan menggunakan ayat-ayat dari Alkitab. Sangat menakutkan! (Atau, memalukan?).
 
 
Pada suatu kali, saya berbincang-bincang dengan seorang teman mengenai keadaan gereja sekarang ini. Beberapa saat kemudian, teman saya itu berkata begini kepada saya: "Aku sebenarnya sudah tidak bersemangat lagi untuk mengikuti kebaktian di gereja. "Saya justru menjawabnya begini: "Aku malah sudah jijik pun!" Tetapi, (jangan kuatir!) kami masih mau datang-datang ke gereja juga., koq! (Habis, mau ke mana lagi?! Kalau ke Vihara, kan udah lain ceritanya nanti?!).
 
 
Tidak lama berselang dari pembicaraan saya dengan teman itu tadi, sebelumnya ada seorang bapak yang datang dari jauh ke rumah saya, untuk berbincang-bincang mengenai persoalan yang dia hadapi dalam pelayanannya di gereja. Dia sangat tertarik bertemu dan berbincang dengan saya, karena dia barusan saja membeli dan membaca buku saya yang berjudul "Rumah Tuhan menjadi Sarang Penyamun". Dalam pembicaraan itu, akhirnya si bapak bertanya begini: "Saya sudah berpindah-pindah keanggotaan gereja sampai lima kali. Dan, di gereja yang sekarang ini pun saya tidak merasa cocok juga. Menurut Bapak, bagaimana? Apa yang harus saya lakukan?" selanjutnya, kami pun larut di dalam perbincangan mengenai hal itu. Dan, akhirnya kami berdua sepakat untuk satu hal ini (sehubungan dengan apa yang ditanyakannya itu tadi), yaitu: Pada dasarnya, semua gereja sekarang ini adalah sama saja; tidak ada yang bisa dikatakan lebih baik dari yang lainnya. Dan, kemudian, tanpa dikomando, kami pun mengucapkan perkataan yang berikut ini (yang menirukan bunyi dari sebuah iklan di TV) secara bersama-sama (yang diakhiri dengan gelak tawa kami berdua):
 
Apa nggak ada (gereja) yang lebih baik...?
Gereja yang lebih baik itu nggak ada!
 
... Yang lebih "mahal", banyak! 
 
(Lebih "mahal" = menuntut atau menguras lebih banyak biaya/uang)

                                      Laughing

Sumber: Dari tulisan saya di julius tarigans' blog di www.juliustarigan.blogspot.com .

 

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

jusack's picture

hehe... salut deh dg

hehe...

salut deh dg kritisasi nya.ngomong2 sy blm bc bukunya anda, tpdr uraian anda ini jd tertarik jg.

pengalaman sy tdk jauh berbeda dg anda, hingga saat ini sy bergabung dg komunitas gereja rumah (mungkin anda perlu coba jg sekali2). dlm komunitas ini, lbh bnyk independen dan lbh bnyk menjawab dr apa yg anda kritisi ;sosial, financial,tdk ada persaingan n tingkat persekutuan yg lebih erat krn jml kmi sedikit n orientasi kami adalah jiwa.

sy sendiri bergerak di misi, menjangkau anak2 sekolah (yg pasti bnyk yg g bergereja ternyata - ataupun di gereja, mrk tidak dinggap sm sekali) yg pasti sy jg melayani bnyk org yg "luka" dengan gereja....sy menyebutnya "barisan sakit hati"... namun tetap sy sarankan mrk ke gereja (sbg bentuk identitas).

saat ini sy sdng menulis tentang "kontekstualisasi" dan saya banyk menekankan perbedaan gereja yg sebenarnya dengan system gereja (western). karena penerapan nilai kerajaan pada komunitas yg mentransformasi komunitas sekalipun tidak beridentitas (kristen)-namun percaya Kristus sebagai Tuhan & Juruselamat....

bs dilihat di bloq sy hopesemarang.com mengenai pendahuluan yg saya buat

sekali lagi trm ksh unt share nya

sandman's picture

barisan sakit hati?

Saya jadi ingat salah satu bloger, namanya israel_jeha... kemana yah. Blogger ini juga melayani barisan sakit hati ini.

 

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

Julius Tarigan's picture

@Sandman: Gak Tau, Ya!

Buat Sandman,

 

Wah, tadinya memang ada ya, bloger dengan nama seperti itu dan melayani orang-orang yang seperti itu?! Duh, aku ya gak tau, sudah kemana tuh, orangnya sekarang ini. Wong, denger namanya aja baru waktu kamu nyebutin di coment-mu itu. Soalnya aku kan masih baru di SS ini. Apa lagi Jusack, dia malah belakangan datangnya dari aku! Tapi, pasti tulisan-tulisan dari si Israel_jeha itu rada istimewa ya, makanya Sandman teringat sama dia? (Nah, buat Israel_jeha, di manapun Anda berada, nih ada yang lagi neringatin kamu. Muncul lagi, dong di SS!).

OK Sandman, thanks ya, buat bubuhan coment-nya di sini. GBU.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

Julius Tarigan's picture

@Jusack: Gereja2 Seluruhnya Harus Direformasi!

Thanks ya Jusack, buat komentarnya.

Mengenai buku saya, "Rumah Tuhan menjadi Sarang Penyamun", saya sudah terbitkan sendiri (self-publishing) tahun lalu. Hanya 1000 eks. dan peredarannya baru di kota Medan dan sekitarnya. Kalau Jusack mau lihat sebagai contoh isinya klik aja alamat ini juliustarigan.blogspot.com   Di sana saya sudah publish-kan bab-bab awalnya.

Mengenai rencana/pendahuluan bukunya Jusack itu, saya sudah coba-coba masuk, tapi alamatnya koq nggak valid ya? Coba dicek lagi.

Mengenai "gereja rumah", saya sudah pelajari juga. Memang, dalam beberapa hal, masih lebih mendingan ketimbang gereja-gereja dengan konsep yang "lama". Tetapi, kalau kita masuki lebih dalam atau sudah cukup lama berada di sana, yang akan terucap dari mulut kita ialah: "ternyata, sama saja!"

Mungkin, Jusack akan bilang, "JT kan belum pernah ke tempat kami, jadi belum bisa men-judge bahwa gereja rumah kami ini seperti apa!" Ya, saya memang blm pernah ke komunitas Anda tsb, tetapi karena saya mengikuti dan memantau perkembangan pemahaman dari konsep orang-orang sekarang ini tentang gereja, maka saya bisa memastikan satu hal ini: konsep orang-orang sekarang ini tentang gereja semuanya sudah cemar dan melenceng.  Karena itu, hampir tanpa terkecuali, orang-orang yang sekarang ini memegang kepemimpinan atas suatu gereja/pelayanan sesungguhnya adalah "penyamun-penyamun". Yang patut dikenakan dengan sebutan itu bukan hanya mereka yang dengan nyata-nyata "melayani untuk uang atau kekuasaan" saja, tetapi juga untuk mereka yang lainnya, yang sekalipun tidak dengan kentara, tetapi tetap juga mengharapkan (sedikit atau banyak) keuntungan/imbalan dari "pelayanan" mereka itu, bagi dirinya. Kenyataan yang seperti inilah yang selama ini telah ditolerir dan kemudian menjadi wabah yang menulari atau virus yang menginfeksi orang-orang yang melayani di  gereja2 dan pelayanan2 Kristen lainnya. Dan, sayanganya, "penyakit" itu masih belum teratasi hingga saat ini.

Karena itulah, saya tidak mengharapkan dilakukannya perbaikan-perbaikan di bagian sana dan sini di dalam gereja2 sekarang ini. Hal yang seperti itu tidak akan banyak berarti. Hanya satu hal yang harus terjadi kepada gereja2 sekarang ini secara keseluruhannya dan tidak boleh kurang dari itu, yaitu: Reformasi. Gereja2 secara keseluruhan (karena bukan hanya sebagiannya saja yang sudah rusak parah) yang ada sekarang ini, semuanya harus direformasi. Itulah misi yang saya emban sekarang ini. Apakah Jusack tertarik untuk mengemban misi yang sama ini?

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

jusack's picture

terima kasih

terima kasih pak

maaf pak, sy cr2 info ttg bapak dg tmn2 di medan. bbrp dr tmn sy mengenal bapak.kebetulan sy pernah melayani di medan setahun (di gereja Harvest/Penuai, yg di pimpin oleh p'johny saragih). jg apakah bapak kenal dg p'johanes tarigan (saat ini ada di Batam)?

blog sy di hopesemarang.blogspot.com

tentang reformasi gereja & komunitas kami

komunitas kami lebh bnyk bergerak dengan jiwa volunter nya.makanya kami melayani pelajar & komunitas. kami pun terkadang mengalami kesulitan financial untuk kebutuhan anak2 pelajar ini. namun Tuhan selalu punya cara untuk menyelamatkan semuanya.

selain dengan pelajar, kami juga menjangkau komunitas-komunitas (yang berlatar belakang berbeda) dan mewarnai hidup mereka. iman kami refleksikan. tujuan kami sederhana; hanya ingin berdampak bagi semua, baik kami maupun hdup banyak orang.

mungkin sangat berbeda pola dan system komunitas kami dengan gereja pada umumnya.

untuk reformasi, kami telah mencobanya sepanjang kami diberi kesempatan. kebetulan beberapa dari kami sering diundang untuk melayani baik di gereja maupun sekolah teologia. kami hanya "melemparkan refleksi sebagi bahan evaluasi"

adalah hak mereka untuk menentukan bagaimana merefleksikan iman mereka, karena yang kami targetkan bukanlah bentuk, namun esensi dan efektifitas.

ada bagian alktab yang selalu menjadi pedoman kami Ef 1:22-23

"Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. "

kita adalah gerejaNya yang kepenuhan di dalam Dia, memenuhi semua dan segala sesuatu

mungkin sekian dulu pak, mohon bimbingannya ...

amin

Julius Tarigan's picture

@Jusack: Maju Terus, masuki Kanaan!

Thanks ya, buat responnya.

Ya, saya kenal baik dengan p' johny seragih, mulai dari alm. papanya. Mengenai johanes tarigan (Batam), saya kenal juga, tapi nggak t'lalu dekat.

Semangat Anda dan kawan-kawan itu mengingatkan saya pada masa-masa ketika saya masih sebagai penginjil "free-lance" dulu. Itulah istimewanya masa "muda" (baik yg muda dlm usianya maupun yg muda dlm jiwanya). Saya sendiri sangat suka kumpul-kumpul dengan orang-orang "muda" yang demikian itu. Dan, tentunya sangat banyak yang ingin saya ungkapkan dari pengalaman2 dan pemahaman2 saya kepada kaum yang sangat enerjik ini. Tapi, saat ini saya hanya bisa bilang begini: Majulah terus Jusack (Cs.), dengan semangat mudamu dan pengetahuan2 "baru"-mu itu (tetapi, tetaplah bijaksana dalam membawakan dirimu sebagai orang2 muda, khususnya terhadap kaum yg lebih tua darimu!). Mari menyebrang ke Kanaan! (= posisi rohani kita yang sesungguhnya sekarang ini di dalam Kristus).

Untuk sementara, begitu aja dulu ya, Jusack! GBU.

 

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN; Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~

__________________

~“Mereka telah mengubah RUMAH TUHAN menjadi SARANG PENYAMUN;
Adalah tugas suci kita sekarang ini untuk MEREFORMASInya!”~