Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Hati Seorang Budak (Part 3)

yun tonce's picture

 

Part 3

Bahan Alkitab : Roma 6:1-23 ; Yohanes 8:30-34

Hati Seorang Budak

 

IV. Natur Hamba Kristus

1. Dalam Korelasinya Dengan Dosa

Hamba Allah adalah setiap orang yang telah terlepas dari perbudakan dosa, hamba Tuhan bukan hanya pendeta dan majelis!! Dapatkah seorang hamba Tuhan dapat terjatuh kedalam dosa? Dapatkah seorang hamba Tuhan masih bermain-main dengan dosa? Dapat, karena kita masih hidup dengan menggunakan tubuh jasmani kita yang masih berdosa dan tubuh rohani kita yang telah disucikan oleh darah Kristus!! Hal ini membuat kita berada dalam posisi sulit, karena keinginan daging ingin terus dipuaskan dan keinginan roh kita ingin memuliakan Allah. Ditengah hal inilah maka setan sering bermain-main didalam hati kita. Disatu sisi, setan berusaha menawarkan kepuasan jasmani dan rohani dengan segala hal-hal fana dan berpusat pada kepuasan diri sendiri, akan tetapi kita harus ingat posisi kita bahwa kita adalah budak Kristus, bukan budak setan!! Setan jelas tidak bisa menguasai pikiran dan tubuh kita karena kita adalah milik Kristus.

Roma 6:1 diawali dengan pertanyaan : “ Bolehkah kita bertekun dalam dosa ? (TNIV : Shall we go on sinning so thet grace may increase?) ayat 2 pun melanjutkan : “ Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup didalamnya? (TNIV : We are those who have died to sin, how can we live in it any longer?) Ayat 15 pun demikian : “ Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada dibawah hukum Taurat, tetapi dibawah kasih karunia? (TNIV : Shall we sin because we are not under the law but under grace?) dan ayat 19 menyatakan :” Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan...”. Hal ini jelas menyatakan bahwa orang Kristen yang tinggal diRoma pada saat itu juga terus hidup berkubang dalam dosa, akan tetapi Paulus langsung menyikapi hal ini dengan mengingatkan bahwa : Orang Kristen Sejati pasti tidak akan tahan hidup berkubang dan terus menerus menikmati dosa!! Kenapa? Karena jelas itu bukan natur kita!! Orang Kristen sejati pasti akan jijik didalam berbuat dosa (bdk Roma 6:21) !! Kita adalah budak Allah, bukan budak dosa! Kitab Suci pun menyatakan bahwa : Kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah (bdk Roma 6:11) Kita memang masih bisa berbuat dosa tetapi kita tidak akan mungkin tahan untuk hidup dan menikmati dosa. Sedangkan budak dosa pasti akan menikmati dan terus mencari kepuasan dalam perbuatan-perbuatannya yang berdosa, bahkan mereka dengan tidak malu-malu menyatakannya kepada orang lain dan mereka pun saling membanggakan dosanya, semakin hebat dosanya, makin bangga!! semakin liar hidup, pikiran dan perkataan, semakin bangga!! Inilah gambaran masyarakat umum yang berada disekeliling kita. Dimana hal ini akan terbukti bila kita sudah mulai membaur dengan masyarakat luas (tentunya dengan tidak bersifat selektif), maka akan terlihat sifat tersebut mulai dari para mahasiswa, sampai orang tua pun demikian(mereka makin berdosa, makin bangga). Inilah yang saya sebut sebagai –The Dark Spirit- (Semangat kegelapan yang mengarah ke neraka). Sedangkan seorang hamba Tuhan sejati pasti hidupnya Theosentris (berpusat pada Allah), bukan antroposentris (akuisme), bila dia berbuat dosa pasti akan malu dan jijik sekali, bila dia kalah bijaksana dengan orang yang tidak percaya juga akan malu sekali. Inilah yang saya sebut sebagai The Fighting Spirit Of Christianity (Semangat berjuang keKristenan). Sudahkah kita merasa demikian? Bila belum, marilah saudara mau kembali kepada Kristus. Akuilah dosa-dosa kita dihadapan Allah maka Dia pun akan mengampuni kita dari segala dosa kita dan membersihkan kita dari segala kejahatan (bdk 1 Yoh 1:8,9 ).

 

2. Dalam Korelasinya Dengan Kekudusan

Seorang Hamba Allah, memiliki hati yang penuh dengan kerinduan akan Firman Tuhan dan menuntut untuk hidup suci dihadapan Allah. Hal ini jelas disebabkan oleh perubahan orientasi hidup dari pemuasan diri menjadi pemuasan Allah. Sehingga seorang hamba Tuhan yang sejati semakin mengenal Allah, maka Dia akan mengetahui bahwa hidupnya kotor sehingga akan terus mengejar kekudusan Allah dan keserupaan dengan Kristus melalui ketaatan kepada Firman Tuhan. Inilah yang disebut sebagai pengudusan emosi dan pengudusan diri. Jika ada hamba Tuhan baik itu pendeta, majelis maupun pengurus persekutuan yang hidup sembarangan dan liar, jelas dia bukan hamba Tuhan sejati karena dia masih diperbudak oleh dosa dan setan!! Inilah perbedaan hamba Tuhan sejati dengan hamba Tuhan palsu! Bagaimana dengan kita, sudahkah kita hidup kudus dihadapan Allah? Harus!! Karena buah dari perbudakan Allah adalah hidup dalam kekudusan Allah!!

 

………………………….bersambung