Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

IMANNYA TERSERAH TUHAN

Tante Paku's picture

     BERBICARA tentang agama tanpa menyebut satu pun ayat dalam Kitab Suci apakah bisa dikatakan tidak membicarakan tentang agama? Apakah membicarakan agama HARUS menyertakan ayat-ayat agar terlihat lebih Alkitabiah? Bagaimana kalau pernyertaan ayat-ayat dalam membicarakan suatu agama bisa disebut sebagai orang yang hanya KITAB MINDED atau KITAB DOANG. Bukankah agama lebih menuntut tindakan nyata, bukan kehebatan ilmu dari pemeluknya. Menjadi pemeluk agama  yang baik tidak mengharuskan kita menjadi AHLI KITAB.

     Saya teringat guru agama saya pernah mengajarkan pelajaran agama dengan cara membersihkan halaman sekolah.

     "Pak katanya pelajaran agama? Kok cuma bersih-bersih?"

     "Ya, ini juga pelajaran agama. Anak-anak pun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya. (Ams 20 : 11) Ini tindakan iman, "

     Kami tersenyum memahami. Dengan begitu agama masih tetap agama biarpun tak diwarnai banyak ayat-ayat dalam kitab suci.

     Saya mempunyai tetangga yang pekerjaannya tambal ban press juga jual bensin eceran. Istrinya bekerja sebagai penjahit di rumah dengan mengambil jahitan dari pabrik kecil dan dikerjakan di rumah. Anaknya tiga, sekolah semua, yang sulung sudah kuliah yang paling kecil sudah SMP. Semua biaya sekolah dan hidup bergantung dari hasil mereka berdua yang tidak pasti hasilnya setiap hari. Beliau termasuk taat beribadah, rajin ke Gereja, datang ke persekutuan di lingkungannya bahkan pernah dinobatkan menjadi umat paling rajin datang.

     Pada suatu hari saya coba bertanya pada beliau, setiap malam doa apa yang dipanjatkan pada Tuhan.

     "Saya serahkan hidup ini pada Allah Bapa, terserah Tuhan." jawabnya polos.

     "Hidup anda begitu santai, padahal penghasilan anda sering kurangnya daripada cukupnya, Bagaimana menyiasatinya?"

     "Tidak ada  siasatnya, semua terserah Tuhan."

     "Apa rencana anda pada anak-anak yang akan lulus sekolah itu?"

     "Tidak ada rencana, semua saya serahkan kepada Tuhan."

     "Kok diserahkan Tuhan, maksudnya bagaimana?"

     "Saya ini orang bodoh, saya hanya bisa percaya pada Tuhan, Tuhan yang mengatur kehidupan ini juga kehidupan saya, jadi terserah Tuhan saja."

     Ah seandainya kita bisa melupakan kesulitan yang kita alami seperti berkat yang telah kita terima. Dan ketulusan pada Tuhan ini yang sering tidak kita miliki selama ini.

 

                                                                *****                                                    

 

                                                            

 

Tukang tambal ban ,cacat fisik bukan halangan, hanya sebagai ilustrasi saja.

blogspot.com

 

Semoga  Bermanfaat  Walau  Tak  Sependapat

    

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

smile's picture

TP : Bagaimana Bisa?

TP....menulis :

BERBICARA tentang agama tanpa menyebut satu pun ayat dalam Kitab Suci apakah bisa dikatakan tidak membicarakan tentang agama? Apakah membicarakan agama HARUS menyertakan ayat-ayat agar terlihat lebih Alkitabiah? Bagaimana kalau pernyertaan ayat-ayat dalam membicarakan suatu agama bisa disebut sebagai orang yang hanya KITAB MINDED atau KITAB DOANG. Bukankah agama lebih menuntut tindakan nyata, bukan kehebatan ilmu dari pemeluknya. Menjadi pemeluk agama  yang baik tidak mengharuskan kita menjadi AHLI KITAB.

Tp... Bagaimana ingin berbicara agama kalau sumbernya tidak ada?

Kita bisa memilih agama, karena agama itu mempunyai kitab suci nya.

Jadi kita bisa mengetahui, apa yang diinginkan oleh Tuhan melalui FT yang bisa kita baca dalam sebuak KITAB.Jika membicarakan agama tanpa nara sumber yang jelas, tanpa kebenaran dan kepastian, apa yang kita bicarakan adalah hambar dan bersifat egois...Jika kita menggunakan alkitab, kita bisa dituntun untuk melakukan hal hal yang sudah sepantasnya kita bicarakan, imani dan laksanakan.

Agama jelas menuntut tindakan nyata, tapi tetap harus dibarengi juga dengan nara sumber, yaitu alkitab sendiri...Narasumber itu bisa didapatkan dari belajar sendiri, membaca sendiri, diceritakan, dikotbahkan oleh orang lain.

Tapi yang jelas, kita harus mengetahuinya, karena minimal kita akan tahu, akan dibawa kemana semuanya ini....

Jika tanpa panduan yang dibaca sendiri, boleh diceritakan atau dikotbahkan orang...agar tidak terjadi ketidak mengertian yang akhirnya menimbulkan sebuah pandangan yang menuruti pikiran sendiri...yang pada akhirnya menjadi suatu pemahaman yang hambar, tidak kokoh dan mudah terbawa arus....

Saya mengerti dengan apa yang tp maksud sebenarnya, karena banyak orang yang SOK ALKITABIAH....SOK TEOLOGIA...tapi kelakuannya tidak lebih dari pada orang yang tidak berAGAMA dan tidak mengenal TUHAN...

Semua ada waktunya...dan orang orang seperti itu pasti akan DIHAJAR oleh TUHAN secara langsung... KAPAN WAKTUNYA? HAnya Tuhan yang tahu...

 

smile Ö and smileÖ, coz The WoRLd WiLL Be BeauTifuL WiTH OuR smile

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"