Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Jemaah atau Jemaat (Gali Kata Alkitab dalam Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)

Hery Setyo Adi's picture

Jemaah atau Jemaat

Kita tidak asing dengan kata “jemaah” atau “jemaat”. Apa artinya dalam tinjauan tulisan Ibrani kuno?

Kata tersebut merupakan salah satu padanan dari kata dalam bahasa Ibrani qahal, yang dibentuk dari susunan huruf-huruf dan tanda vokal “qof-qames-he-qames-lamed”. Kata qahal diturunkan dari akar kata induk ql (qof-lamed). Huruf “qof” dan “lamed”, dan juga huruf-huruf lain dalam alfabet Ibrani modern, pada awalnya merupakan huruf-gambar (piktograf) yang menyimbolkan ide-ide tertentu. Huruf “qof” adalah gambar matahari di kaki langit (ufuk barat atau timur) dan berarti pengumpulan cahaya atau terang. Sedangkan huruf “lamed” adalah gambar tongkat gembala. Gabungan dua piktograf tersebut berarti “pengumpulan dengan tongkat”

Tongkat adalah alat utama yang selalu dipegang sang gembala.  Tongkat adalah alat kekuasaannya. Dengan tongkat itu sang gembala mengarahkan, mendisiplin dan melindungi kawanan domba yang digembalakannya. Jika ada domba yang mengambil jalan lain, sehingga ia akan tersesat dan terlepas dari kawanannya, maka sang gembala akan mengambilnya . Tapi sesekali, dia bisa juga menggiring atau pun memukul dengan tongkatnya untuk mengarahkan dan mendisiplinkannya. Jika ada binatang buas yang mengancam domba-dombanya, maka sang gembala akan melindungi dengan tongkatnya.

Dengan demikian kata “jemaah” berarti “pengumpulan dengan tongkat, yang digunakan sebagai alat untuk mengarahkan, mendisiplin, dan melindungi kawanan”.

Pengalaman Israel sebagai Jemaah Tuhan

Israel adalah jemaah Tuhan (misalnya: Bilangan 20:4; Ulangan 23:1,2; dan 1 Tawarikh 28:8). Apa yang mereka alami sebagai “jemaah” Tuhan? Mereka tidak lepas dari arahan, disiplin, dan perlindungan Tuhan.

Pada saat mereka tidak taat kepada Tuhan, mereka dipukul -- di arahkan dan didisiplin—oleh Tuhan. Lihat, misalnya, pada masa para hakim memimpin Israel yang berlangsung sekitar 325 tahun (ada penafsir yang menyebut lamanya para hakim memerintah kurang dari jumlah itu). Umat Israel berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri  (Hakim-hakim 17:6, 21:25), maka mereka diserahkan kepada bangsa-bangsa asing  agar mengalami penindasan.

Setelah mereka murtad lalu ditindas bangsa asing, mereka berseru kepada Allah dan Dia membebaskannya. Caranya, Tuhan membangkitkan seorang pemimpin, yaitu hakim yang diurapi RohNya. Hal terakhir inilah sebagai cara Tuhan melindungi Israel, umatNya. Dengan demikian benar, bahwa Israel sebagai jemaah, yang “dikumpulkan dengan tongkat”  Tuhan, mereka tidak hanya diarahkan dan didisiplin, tetapi juga dilindungi Tuhan.

Implikasi

Yesus telah mengalami maut bagi kita (bandingkan Ibrani 2:9). Dia tentu tidak mau penderitaan mautnya itu sia-sia. Karena itu, Dia mau bersusah-susah “mengumpulkan dengan tongkat” jemaahNya. 

Tuhan mempunyai agenda bagi jemaahNya, yaitu supaya mereka tetap hidup dalam anugerahNya dan menjadi alatNya. 

Pada saat kita, jemaahNya, hidup tidak berkenan di hadapanNya, kita dipukul dengan tongkatNya untuk diarahkan dan didisiplin. Tuhan mau kita terhindar dari kesesatan dan hidup jauh dari jalanNya. Pukulan tongkatNya tidak dimaksudkan supaya kita binasa, tetapi supaya kita selamat.  Sebagaimana domba  yang mau tersesat,  tongkat sang gembala dipakai untuk mengembalikan ke kawanannya.  Tapi, jika ada binatang buas, maka tongkat dipakai sang gembala untuk melindungi domba-dombanya.

Tuhan juga mau kita menjadi alatNya, yaitu memberitakan Injil Tuhan Yesus. Seorang yang terpuji di semua “jemaah” atau “jemaat”, dalam surat Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus, adalah “karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil (8:18). Jadi, Tuhan “mengumpulkan dengan tongkat” jemaahNya, supaya mereka memberitakan InjilNya.

Mari kita memuliakan Tuhan yang telah menjadikan kita bagian dari yang “dikumpulkan dengan tongkat” oleh Tuhan sendiri!

(Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi, yang menggunakan berbagai sumber sebagai bahan acuan)