Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kemana jasadnya disimpan

kardi's picture

Pada akhir perjalanan manusia di dunia adalah kematian secara jasmaniah, tapi rohnya akan hidup kekal.Kemanakah jasadnya disimpan? di tanah pekuburan, di laut (dibakar dan abunya ditaburkan ke laut), di guci (dibakar, abunya disimpan di guci ,di rumah abu). Pada saat ini banyak yang membuang abunya ke laut, apakah itu alkitabiah atau tidak. Apakah ada ayat yang menerangkannya? Saya mohon jawaban bagi yang sudah lebih dulu mengetahuinya, saya sangat berterimakasih.

Pada saat ini banyak tanah pekuburan yang sudah berubah fungsi menjadi perumahan, dan juga bila sudah beberapa generasi kuburannya menjadi tidak terawat lagi.Bagaimana sikap yang benar waktu melakukan ziarah, membersihkan kuburan,apa isi doanya untuk orang yang sudah lama meninggal ?

Saya mengharapkan masukan yang positip mengenai hal diatas, karena bingung mau tanya pada siapa.Terima kasih, Tuhan memberkati.

 

Rusdy's picture

Sikap di Kuburan

Hai bung Kardi,

Ayat dasar untuk pertanyaan anda di atas:

22:30Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
22:31Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:
22:32Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Lalu, dijelaskan kembali oleh Paulus di:

15:50Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

(Harap dibaca dalam konteksnya di 1 Korintus 15)

Nah, kesimpulan, dalam sikap yang benar dalam berziarah, bersih kuburan, dan lain sebagainya:

  1. Mao jungkir balik ato bakar-bakaran, yah terserah situ. Maksudnya, ini bagian dari kultur manusia, bukan perintah Tuhan. Bedanya, pengikut Tuhan tidak mendoakan jasad, karena itu sudah telat...lat...lat. Kalo mao mendoakan, ya doakanlah ketika orang tersebut masih hidup :)
  2. Isi doa: kemuliaan Tuhan. Nah luh? Nggak ada hubungannya sama si jasad? Betul! Kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui pengikutnya yang masih hidup. Jadi, kalo mao mendoakan, doakanlah mungkin keluarganya yang masih hidup, agar berjalan terus didalam Tuhan (atau menyembahNya bagi yang belum)
  3. Boleh ini itu ndak? Seperti di point no.1, ini sebenarnya terserah situ, asal tidak menjadi batu sandungan (contoh: 1 Korintus 8)

 

ely's picture

Terserah,

Mungkin terserah kepada orang yang masih hidup. Mau disimpan, dibuang, dibakar, dikubur, dimasukkan dalam pohon, (dijilat, dicelupin...hehehe).... gak papa, toh gak ada pengaruh dengan orang yang sudah mati.
__________________

Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...

hai hai's picture

Kongzi Berkata

Kongzi  berkata, “Memperlakukan orang mati sebagai bangkai itu tidak manusiawi karena itu jangan dilakukan. Memperlakukan orang mati sebagai orang hidup itu melanggar kebenaran karena itu jangan dilakukan. Itu sebabnya bambu tidak dianyam dengan sempurna, keramik tidak dibakar hingga matang, kayu tidak dipotong dengan benar. Kecapi dan biolanya bersenar namun nadanya rancu. Serulingnya dibuat secara lengkap tetapi nadanya tidak harmonis. Lonceng dan batu musik dibuat tanpa rak dan kuda-kuda. Semua itu disebut barang rohani (mingqi) untuk melayani makluk roh (Shenming). Liji IIA:III:3 - Tan gongshang

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

kardi's picture

@rusdy,3m1, hai hai terima kasih semua

@rusdy,3m1, hai hai terima kasih atas jawabannya. saya tidak bingung lagi kalau menghadiri pemakaman, melayat orang meninggal dst.

Tapi masih ada yang belum terjawab, bolehkah(alkitabiahkah) bila  mayatnya dibakar, diabukan, menurut 3 m1 terserah yang hidup(keluarganya) atau sesuai dengan amanatnya ketika masih hidup.Mohon ada yang bisa bantu tentang ini, supaya saya bisa menerima lebih baik tentang pembakaran mayat yang menurut orang Hindu sampai dipestakan (ngaben).

Saya sendiri masih belum tega untuk membakar kedua orang tua saya walaupun sudah menjadi mayat, padahal toh beliau tidak merasa lagi betapa panas api yang membakar jasadnya.

Ok, hal yang begitu aja kok repot, begitu kata Gus Dur, tapi saya perlu masukkan yang lainnya supaya wawasan saya tambah luas dalam hal ini.

Terima kasih sebelumnya dan Tuhan Yesus memberkati.

ely's picture

@Kardi,

Menurut saya, lakukan sesuai dengan apa yang kita imani. Seperti kata Rusdy "asal tidak menjadi batu sandungan". Dalam hal ini, cara tidak terlalu penting, yang terpenting adalah bagaimana sikap/anggapan kita terhadap cara itu sendiri. (jika kita katakan salah, maka ia salah, dan bila kita katakan benar, maka ia benar).
__________________

Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...