Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

konyol

Purnawan Kristanto's picture

Korban Fitnah Intip

Prasangka itu bak pedang bermata dua. Di sisi baik, prasangka memudahkan kita dalam memandang sesuatu. Karena sudah mengenali pola-pola di masa lampau, maka kita dapat langsung dapat melakukan tindakan antisipasi tanpa perlu melakukan analisis yang njlimet lagi. Sebagai contoh, kalau ada pemuda yang menyanyi di depan rumah sambil memetik gitar, kita dapat langsung berprasangka orang itu hendak mengamen. Tanpa perlu menyelidiki lagi tujuan dia melakukan itu, kita dapat langsung melakukan tindakan: Memberi uang receh.

Akan tetapi simplifikasi yang berlebihan dapat mengarah pada fitnah. Ini sisi buruk dari prasangka. Kita dapat terjebak dalam pusaran arus generalisasi. "Kalau dia biasanya begitu, maka dia akan selamanya begitu," demikian prinsipnya tanpa menyadari bahwa manusia itu dapat berubah, juga tidak menyadari adanya faktor determinan lainnya.

Purnawan Kristanto's picture

Sok Kenal, Sok Dekat [SKSD]

Kata orang, wartawan yang baik itu harusnya hasil blasteran antara ilmuwan dan diplomat. Maksudnya, wartawan itu harus memiliki otak yang berpikir kritis seperti ilmuwan. Setiap informasi tidak ditelan mentah-mentah tetapi diverfikasi, diuji dan diperiksa kebenarannya. Di sisi lain, meski bersikap kritis [bahkan kadang skeptis], tapi wartawan harus mahir menjalin hubungan pribadi dengan narasumber, luwes dalam pergaulan dan tidak boleh malu-malu. Akan tetapi kalau terlalu sok kenal dan sok dekat juga dapat membuat malu. Inilah yang saya alami. Begini ceritanya.
Waktu itu, kami akan mengangkat laporan utama tentang kitab apokrif "Injil" Tomas.

king heart's picture

Pythagoras dan Buncis

Siapa yang tak mengenal rumusan Pythagoras yang di Indonesiakan menjadi Pithagoras. Rumus Pithagoras mengatakan bahwa : kuadrat sisi miring segitiga siku adalah jumlah dari kuadrat sisi vertikal dan kuadrat sisi horisontalnya. Rasanya rumusan ini sudah kita kenal semenjak SD merupakan rumusan yang selalu menancap di otak kita hingga kini.

lanskip's picture

Temen SMA

Waktu SMA, aku punya teman dekat. Aku yang semula selalu jarum (jaga rumah) diajaknya bepergian dengan motor gedenya yang bewarna perak. Hampir setiap hari, aku pergi bersamanya mengelilingi kota Solo. Hampir setiap hari pula aku diajaknya ngebut di jalan yang seharusnya bukan untuk ngebut. Ya, urusan ngebut, dia memang jagonya. Ngga jarang ia mengalami kecelakaan.