Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Lucunya masa Mula-Mula, Suara Tuhan vs Petasan

Rudy Dwiantoro's picture

Seringkali kita tertawa melihat betapa lucunya masa lalu, antara konyol, lucu, memalukan, dan menggembirakan.

Tentu setiap moment dalam masa kita sekarang, selalu terlintas suatu moment serupa, se-type dengan masa lalu kita, serta otomatis memikirkan, bagaimana ya di esok-esok hari berikutnya.
Misalnya kita merasa betapa bersyukur atas berkat saat ini, mungkin kita akan terlintas, pengalaman masa lalu yang ada di masa kekurangan di masa tahun tahun sebelumnya, serta bertanya-tanya, kira-kira 5 tahun lagi, apa masih bisa mendapat kesempatan seperti ini, bagaimana anak-anak kita, apa bisa tetap di kondisi seperti sekarang.

Sebaliknya, misalnya kita sekarang dalam masa sulit, kita akan mengenang masa lalu, pernah mengalami masa-masa jaya yang menyenangkan, dan berharap, kapan masa-masa yang enak dan nyaman itu akan terulang kembali.

Bagaimana hubungan dengan keluarga dan Tuhan saat ini ? Kembali teringat akan cerita seorang teman, sebaya dengan saya, umur hampir 40an.

Saat itu dia masih masih SD, mungkin kelas 1 atau 2 SD, pernah merasakan betapa besar hasrat untuk mendengar suara Tuhan secara langsung. Saat itu cerita dia, belum ngerti ada suara audible atau suara hati. Tetapi ada kerinduan dia untuk bisa mendengar suara Tuhan, entah gimana caranya. Mungkin doa juga ala anak-anak, yang asal-asalan, dan kalau inget, mungkin juga karena mendengar cerita di sekolah minggu yang menceritakan tokoh-tokoh perjanjian lama, dimana Tuhan berbicara secara langsung dengan tokoh, lakon yang ada.

Suatu sore, saat lebaran, di tempat rumah dia, masuk ke kamar, lampu dimatikan dan duduk berdoa:

“Tuhan sekarang aku mau mendengar suaraMu, coba berbicara ya, aku mau dengerin”…..

Berulang-ulang kata-kata itu diucapkan dalam hati, tetapi dia tidak mendengar apapun, atau suara apapun.
Tetapi suara petasan di samping rumah lebih mengganggu, dan berkali-kali berbunnyi. Hati teman saya tergoda untuk melihat, akhirnya dia berdoa demikian:

“Tuhan, sebentar ya.. aku mau liat di luar itu ada apa….”

Dan dia keluar melihat anak-anak tetangga main petasan sebentar, tak lama dia kembali lagi ke kamar, dan meneruskan doanya:
“Sudah Tuhan… sekarang aku mau nunggu Tuhan bicara…..”………
……………

……….. zzzz………zzzz….

Akhirnya lama sekali membuat bosan menunggu, sehingga lupalah akan doanya, pikiran melayang-layang, mainan ini itu, besok mau main apa, tadi makan apa, enaknya ngapain….

Pernahkan Anda merasa seperti itu ? Mengingat masa-masa lalu yang membuat kita teringat masa lalu, dan merefleksikan masa sekarang, kapan bisa seperti itu lagi.

Kapan bisa merasakan cinta mula-mula seperti itu….

“Tuhan berbicaralah kepadaku……”

Ha ha.. ha… ada yang pernah mengalami seperti itu ?????