Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Macan Kriiinggggggggg.....

Tante Paku's picture

Spoiler: Highlight to view

      HOMO dan HOMI adalah dua sahabat yang sama-sama mempunyai hobi berburu, sudah banyak hutan rimba yang dijelajahi, baik dalam negri maupun luar negri, sudah begitu banyak binatang yang menjadi korban senapan berburunya, baik binatang buas maupun binatang pengganggu manusia lainnya. Nama kedua pemburu itu sangat terkenal di kalangan pemburu lainnya, karena tidak pernah nihil bila sedang berburu. Hobi berburu mereka memang tak lepas dari kesenangannya membaca komik Lucky Luke, terutama kehebatannya dalam menembak dan memang keduanya jago menembak walau tak secepat bayangannya sendiri.

     Kedua sahabat itu memang akrab dan penuh canda, namun bila sedang berburu sangat serius, oleh sebab itu bila kaki mereka sudah melangkah masuk hutan, seolah semua penghuninya mencium aroma parfum yang segera tercium serta membuat gemetar untuk  bergegas sembunyi di liangnya masing-masing.

      "Apa di hutan ada binatang yang bila tidur tetap pake sepatu ya?"

     "Kalo sudah dipiara manusia rasanya baru ada deh."

     "Binatang apa itu, Homi?"

     "Kuda!"

     Pada suatu hari, mereka mendapat kabar kalau di hutan pedalaman Kalimantan ada seekor macan yang sangat ganas, banyak penduduk yang telah menjadi korban. Kehidupan mereka menjadi tidak tenang, seolah-olah ada teroris yang setiap saat mencabut nyawanya, bukan dengan bahan peledak tetapi dengan kuku dan taring yang sangat tajam, setajam kuku anamantium Wolverine. Kedua pemburu itu akhirnya dimintai tolong untuk memburu macan ganas itu dan diperbolehkan untuk membunuhnya, tentu saja lisensi itu juga didapatkan dari pihak berwenang.

     "Moga-moga kita tidak bertemu yang gede, serem, berbulu, hitam, tapi rasanya manis he he he...." kata Homo sambil mempersiapkan segala keperluan untuk berburu.

     "Apa hutan itu angker?" sahut Homi mengerutkan dahi.

     "Kau tau yang kumaksudkan?"

     "Tidak!"

     "Yang saya maksudkan Kingkong bacem ha ha ha ha.....!"

     "Asem tenan! Sing mikir tiwas tenanan...."

     "Kau memang kayak katak yang nggak bisa loncat-loncat..."

     "Maksudmu?"

     "Katak dalam tempurung!"

     "Halah, dasar tikus!"

     "Tikus apa yang sudah tua masih nyanyi?"

     "Mbahnya Mickey Mouse!"

     "Salah! Yang benar TIKUS PUSPA ha ha ha....."

     Begitulah kebiasaan mereka bila hendak berangkat berburu, untuk menepis kegundahgulanaannya, selalu bercanda dengan berbagai plesetan. Walau sudah ratusan kali masuk hutan, selalu saja bila akan berangkat ke medan perang, ada perasaan sedikit tegang.

     "Moga-moga macan yang kita buru nanti macan ompong, kalo pas apes kita cuma di EMUT saja he he he...."

     "Eh ngomong-omong, apa bedanya macan dengan perempuan?" tanya
Homi memulai lagi.

     "Sama-sama galak kalo lagi beranak ha ha ha...."

     "Wow bukan itu yang kumaksudkan!"

     "Lho, terus apa perbedaannya? Ini serius to?"

     "Serius! Kalo macan ditembak dulu kan baru tergeletak. Kalo perempuna TERGELETAK DULU baru DITEMBAK!"

     "Bwa ha ha ha....Asu tenan ha ha ha....!!"

     "Ha ha ha ha....."

     Hari pertama mereka memasuki hutan, belum nampak jejak-jejak macan yang terlihat, hanya jejak babi hutan, dan mereka tidak berminat untuk menembak binatang lain, mereka ingin fokus pada target utamanya, macan sang teroris itu. Pada hari kedua mereka menemukan jejak macan yang masih jelas. Setelah diikuti ternyata jauh menyuruk ke dalam hutan, sehingga sangat melelahkan. Akhirnya mereka menggelar perlengkapan tidur yang disimpan di ransel punggung, setelah semuanya dirasa aman, mereka pun tertidur.

     Malam itu memang dingin, beruntung tidak ada rintik hujan. Suara binatang malam begitu mencekam, sesekali terdengar desau angin seperti ada makhluk-makhluk halus yang bersliweran. Mereka tidak memperdulikannya, karena sudah terbiasa menghadapi malam-malam di hutan.

     Mendadak ada suara 'Kriinggggggggg...' yang sangat jelas, hingga membangunkan kedua pemburu itu. Keduanya terkesiap, lhadalah, di depan mereka berdirilah macan yang diburu itu. Untung walau dalam tidur, senjata selalu di tangan, dengan cepat keduanya menembakkan senjatanya hampir berbareng, macan itu pun mati! Tetapi dari mana suara 'kriiing' di tengah hutan itu?

     Sesampainya mereka di perkampungan penduduk, mereka bertanya
kepada kepala sukunya.

     "Saya mendengar suara kriiing seperti jam weker, apakah ada makhluk halus penjaga hutan itu?"

     "Tidak."

     "Lalu itu suara apa?"

     "Begini, beberapa waktu lalu ada pemburu dari Belanda yang mati di tengah hutan itu, ada warga kami yang menemukannya, dan kami menguburkannya di tempat itu bersama semua yang dibawanya, namun ada sebuah jam yang KRINGnya sangat kuat juga ikut dikuburkan!"

     "Ooh...untung jamnya berbunyi, kalo tidak, mungkin kami berdua sudah tewas dimangsa macan!"

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

Hannah's picture

Bisa aja

Kingkong bacem! Hahahahahaha  
TP paling bisa deh!

"When all think alike, no one is thinking very much." - Walter Lippmann

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

Tante Paku's picture

Hannah dalam foto.

 

Hannah dan "Om"nya pada suatu hari wakakakaka...........untung pake helm, cuma kasihan yg dijepit tuh siape?

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

Hannah's picture

ROFLMAO

Hahahahahahahahahaha Baja kok nyebarin poto Hannah seh??

ROFLMAO

"When all think alike, no one is thinking very much." - Walter Lippmann

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi