Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Malkhus

Purnawan Kristanto's picture

Setiap kali Malkhus meraba telinga kanannya, dia pasti teringat pada sebuah peristiwa menggetarkan di masa lalu. Daun telinga kanannya itu putus karena ditebas pedang  oleh Simon Petrus.

Namanya memiliki arti yang keren yaitu “penasehat” atau “raja”. Tapi pekerjaannya yang sesungguhnya adalah pelayan pribadi Imam Besar Kayafas. Malam itu, dia disuruh majikannya untuk ikut rombongan yang akan menangkap Yesus. Karena berada di tengah orang banyak, keberaniannya berlipat ganda. Mungkin dia berdiri di barisan terdepan. Sehingga ketika Petrus melakukan aksinya, maka dia menjadi sasaran terdekat.

Dalam kisah pengangkapan Yesus, peran Malkhus hanya sebagai figuran. Tapi melalui peristiwa ini, Yesus mendapat kesempatan untuk menegaskan pengajaran-Nya, yaitu berdasarkan kasih dan tanpa kekerasan. Setelah itu, Yesus menjamah telinga Malkhus dan menyembuhkannya (Luk. 22:51).

Inilah mukjizat terakhir yang dilakukan oleh Yesus sebelum kematian-Nya. Setelah itu, tangan yang biasa digunakan untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dan memberkati orang, kemudian terbelenggu dan tertusuk paku.
Hari ini kita belajar tentang prinsip nir-kekerasan. Yesus mengajarkan bahwa kekerasan bukan metode satu-satunya untuk menyelesaikan masalah. Ada yang lebih ampuh, yaitu jalan kasih.

Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan lainnya. Lingkaran setan ini harus diputus dengan jalan kasih.

__________________

------------

Communicating good news in good ways