Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Membersihkan Bagian Luar Cawan

Daniel Zacharias's picture

Perkataan Tuhan kepada para murid-Nya dalam Lukas 12:1 sungguh sangat keras bunyinya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi". Tuhan rupanya menanggap perbuatan orang-orang Farisi sebagai ragi (pembawa pengaruh buruk laten dari sebagaian orang yang berdampak kepada kebanyakan orang). Kelihatannya dosa kemunafikan adalah dosa dibalik dosa. Dosa ini menyembunyikan dosa dan melindungi dosa dengan hal-hal yang kelihatannya rohani dan baik. Tuhan pernah menggunakan perumpamaan kubur yang dilabur putih-putih tetapi di dalamnya penuh dengan kebususkan untuk menggambarkan dosa kemunafikan.

Dalam bagian sebelumnya yaitu dalam Lukas 11:39-40 Tuhan pernah mengatakan: Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam". Dosa kemunafikan digambarkan seperti orang yang membersihkan cawan dari bagian luar tetapi bagian dalamnya tidak. Tidak dapat kita bayangkan bila di rumah dan di rumah-rumah makan orang hanya mencuci bagian luar dari gelas, piring, dan mangkok tetapi membiarkan bagian dalam dari peralatan makan itu tetap kotor? Betapa menjijikan!

Dalam menata diri seringkali kita mengambil sikap seperti kebanyakan orang Farisi. Kita menata kepribadian luar kita dengan begitu apik, nyaris tanpa cacat! Sementara karakter dalam kita, kita biarkan bobrok dan tak tertata. Selincah atau secerdik apapun kita menutupi bagian dalam diri kita suatu saat akan terbuka. Bukan karena kita kurang cerdik tetapi Tuhan sendiri berkata bagi mereka yang senang memelihara kemunafikan: "Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah" (Luk 12:2-3). Tuhan akan membukanya, Tuhan akan menyingkapkannya, Tuhan akan menelanjanginya.

Seringkali kemunafikan tercipta karena kesombongan kita untuk tidak mengakui kesalahan dan dosa, tetapi juga karena ketakutan terhadap "apa kata dunia" kalau tahu siapa kita dan apa kebobrokan kita. Padahal kita sudah jadi pendeta, penatua, diaken, pengurus komisi, pelayan musik, anggota paduan suara, pemimpin komsel. Bisa-bisa orang akan meninggalkan kita dan menjauhi kita dan tidak lagi percaya kepada kita, dan bagi para pendeta akan kehilangan pekerjaan. Jadi untuk mempertahankan itu sebaiknya lebih baik menjadi munafik daripada ketahuan dan fatal akibatnya. Inilah kekeliruan kita dan kita berpikir hal ini akan aman bagi kita. Ternyata kita harus ingat apa kata Tuhan di atas: "Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam". Ia mengetahui strategi licik dan busuk kita. Dan Dia akan membongkarnya! Ingat Dia bisa membongkarnya!

Lalu apa yang harus saya lakukan? Buatlah komitmen sekarang juga dan bersiap-siaplah kehilangan banyak hal yang menyenangkan dan masuk ke dalam sebuah penyangkalan diri. Buatlah komitmen bersama-sama saya dengan berkata: "Tuhan saya berdoa saat ini untuk menjadi sahabat-Mu. Seorang sahabat adalah seorang yang bergaul karib dengan Engkau. Bila ada hal-hal yang menghalangi pergaulan ini yaitu karena dosaku ampunilah aku Tuhan. Ajari aku untuk tidak membersihkan bagian luar pinggan tetapi juga bagian dalamnya. Ajari aku untuk tidak bersifat munafik, ajari aku untuk tidak menipu orang lain, ajari aku untuk tidak menghias bagian luar diri ini sementara di dalamnya penuh kebusukan dan kebobrokan. Biarlah aku mulai hari ini terus menanggalkan semua dosa yang melekat di dalam dalam pinggan hidupku, Amin!"

Praktekanlah hidup terbuka terhadap Allah dan sesama dan jadilah Sahabat-Nya!

__________________

Daniel Zacharias